Gerakan 30 September
Pengakuan Jenderal Gatot Nurmantyo Dicopot dari Panglima TNI usai Instruksi Nobar Film G30S/PKI
Berikut pengakuan terbaru Jenderal Gatot Nurmantyo dicopot dari jabatan Panglima TNI usai instruksi nobar film G30S/PKI.
Gatot Nurmantyo menambahkan, gerakan PKI gaya baru semakin nyata saat ini lantaran berhasil mengganti Hari Kelahiran Pancasila 1 Juni.
Padahal, menurut mantan Panglima TNI ini, Pancasila pada 1 Juni ini adalah konsep Trisila dan Ekasila yang disampaikan Bung Karno.
Diusulkannya Rancangan Undang-Undang Halauan Ideologi Pancasila (RUU HIP) yang saat ini prosesnya dihentikan, bukan dicabut juga menandakan adanya kekuatan yang ingin mengganti Pancasila.
"Maka mereka sudah investasi lebih dulu, jadi mereka secara tidak langsung hampir seluruh bangsa memperingati Hari Pancasila pada 1 Juni. Dan lebih lanjut lagi adanya RUU HIP," kata Gatot Nurmantyo.
Tolak Jabatan Menteri
Jenderal Gatot Nurmantyo sebelumnya mengaku menolak tawaran jadi Menteri Pertahanan ( Menhan) yang ditawrkan oleh Presiden Joko Widodo ( Jokowi ).
Saat itu dirinya mengaku jabatan yang ditawarkan adalah Menteri Pertahanan ( Menhan).
Karena satu dan lain hal ia menolak menggantikan posisi Ryamizard Ryacudu ketika itu.
Dan menariknya Gatot Nurmantyo juga blak-blakan mengaku pernah menolak perintah Menhan Ryamizard Ryacudu.
Dilansir TribunWow.com, hal itu Gatot Nurmantyo sampaikan saat diundang dalam tayangan eTalk Show di TvOne, Kamis (20/8/2020).
Dalam kesempatan itu Gatot Nurmantyo juga membantah dirinya memberikan dukungan kepada Prabowo Subianto-Sandiaga Uno pada Pilpres 2019.
Mantan Pangkostrad itu menegaskan dirinya bersikap netral saat pilpres.
Awalnya hal itu disinggung presenter Wahyu Muryadi.
"Pada last minute kayaknya Anda menentukan sikap politiknya untuk berpihak kepada paslon capres nomor 02 (Prabowo-Sandiaga), betul ya?" tanya Wahyu Muradi.
Ia membantah kehadirannya dalam acara pasangan calon tersebut berarti dukungan.