Budidaya Rumput Laut Pakai Botol Plastik, Dinas Perikanan Nunukan Akui Tak Ada Sanksi, Ini Solusinya

Budidaya rumput laut masih gunakan botol plastik, Dinas Perikanan Nunukan akui belum ada sanksi, berikut solusi untuk para petani rumput laut

TribunKaltara.com / Febrianus Felis
Petani rumput laut pisahkan rumput laut yang sudah kering di Jalan Tanjung, Nunukan, Kalimantan Utara, Rabu (14/10/2020). (TRIBUNKALTARA.COM / Febrianus Felis) 

TRIBUNKALTARA.COM, NUNUKAN - Budidaya rumput laut masih gunakan botol plastik, Dinas Perikanan Nunukan akui belum ada sanksi, berikut solusinya.

Menurunnya kualitas rumput laut Nunukan, Kalimantan Utara ( Kaltara ), mendapat perhatian serius dari Dinas Perikanan Nunukan.

Dinas Perikanan Nunukan sudah membantah isu adanya dugaan pencemaran limbah industri di laut.

Baca juga: Dinas Kelautan dan Perikanan Nunukan Beberkan Penyebab Menurunnya Kualitas Rumput Laut Petani

Baca juga: Kualitas Rumput Laut Nunukan Menurun, Diduga Terserang Hama Akibat Limbah Industri di Laut

Baca juga: Imbas Pandemi Covid-19, Petani Keluhkan Harga Jual Rumput Laut Nunukan Turun 50 Persen

Kasi Pembinaan Usaha Budidaya Ikan, Dinas Perikanan Nunukan, Resky mengatakan analisis dari pihaknya justru menyoroti penggunaan botol plastik oleh para petani rumput laut.

Persoalannya adalah botol plastik yang digunakan petani rumput laut menghasilkan zat beracun yang bisa mempengauhi kualitas rumput laut.

Dinas Perikanan Nunukan menegaskan tak memberi rekomendasi penggunaan botol plastik untuk budidaya rumput laut.

Resky mengaku, pihaknya sudah menyosialisasikan kapada para pembudidaya rumput laut Nunukan terkait larangan penggunaan botol plastik.

"Sudah kami sosialisasikan, tapi biasanya petani baru akan beralih jika secara ekonomi nyata menguntungkan mereka," kata Resky kepada TribunKaltara.com melalui pesan WhatsApp, Rabu (14/10/2020).

Bahkan, menurut Resky, pihaknya sudah beberapa kali lakukan penyuluhan secara langsung dengan pembudidaya rumput laut.

"Dari pemberdayaan kita terus mengedukasi masyarakat soal penggunaan botol plastik," ujarnya.

Namun di sisi lain, Dinas Perikanan Nunukan menyadari sulitnya mengubah pola para petani lantaran terbiasa memakai botol plastik bekas.

"Memang tidak bisa instan merubah kebiasaan yang sudah berjalan lebih dari 10 tahun ini," ucap Resky.

Menurut Resky, di Tanjung Harapan Nunukan, sudah beroperasi mesin daur ulang limbah plastik.

"Mudah-mudahan tahun ini bisa di coba kepada kelurahan lain. Kolaborasi dengan program kita yaitu mengganti botol plastik yang ramah lingkungan," tutur Resky.

Resky menambahkan, November mendatang, pihaknya berikan pelampung jenis HDPE yang ramah lingkungan kepada pembudidaya rumput laut Nunukan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltara
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved