Perajin Anyaman Rotan Tenggarong Sebut Kesulitan Dapatkan Rotan karena Banyak Lahan Tambang
Perajin anyaman rotan Tenggarong sebut kesulitan dapatkan rotan karena kanyak lahan tambang.
TRIBUNKALTARA.COM, SAMARINDA - Perajin anyaman rotan Tenggarong sebut kesulitan dapatkan rotan karena kanyak lahan tambang.
Kabupaten Kutai Kartanegara memiliki Sumber Daya Alam (SDA) yang melimpah.
Berbagai macam jenis tanaman dan satwa tinggal di kabupaten tersebut.
Sayangnya eksploitasi alam besar-besaran membuat terkikisnya hutan-hutan yang ada di kawasan tersebut.
Baca juga: Pengacara Kondang Hotman Paris Beberkan Analisa Pasal UU Cipta Kerja, Benarkah Untungkan Buruh?
Baca juga: Rapat Persiapan Debat Publik Calon Bupati, KPU Malinau berencana Libatkan Lembaga Penyiaran Nasional
Baca juga: Kepala BNNP Kaltara Brigjen Pol Henry Simanjuntak Rangkul Tokoh Agama Cegah Peredaran Narkotika
Lahan yang gundul tersebut disulap menjadi area tambang yang menjadi sumber pemasukan terbesar di Kabupaten tersebut.
Semakin terkikisnya hutan otomatis jumlah flora maupun fauna kian surut.
Salah satunya pohon rotan yang menjadi bahan utama pembuatan tas anjat khas suku Dayak tersebut.
Mida, perajin anyaman rotan yang mengikuti pameran di UPTD Taman Budaya ini mengaku saat ini kesulitan mencari rotan di wilayah Tenggarong.
Hal tersebut dikarenakan kawasan hijau semakin berkurang.
Sehingga pohon rotan di wilayah Kecamatan Tenggarong semakin menipis.
Sehingga ia pun memutar akal agar usahanya berjalan terus.
Salah satunya mengimpor kayu rotan di wilayah Kalimantan Tengah..
"Rotan sekarang agak susah. Banyak tambang karena batubara sehingga jumlah Rotan sekarang sulit. Jadi cari ke kampung ibu saya di kalteng," ucap wanita berdarah Dayak Tawoyan ini.
Selain itu tipisnya kawasan hijau di wilayah pegunungan semakin sulit dalam mencari rotan berkualitas baik.
Sebab rotan Gunung memiliki kualitas baik dibandingkan dengan rotan yang hidup dekat aliran sungai.