Polisi Gerak Cepat saat Moeldoko Dihina di Facebook, Eks Panglima TNI ini Disebut Jenderal Komprador

Buntut Moeldoko dihina di Facebook, Eks Panglima TNI ini disebut Jenderal komprador, polisi tak tinggal diam, amankan Muhammad Basmi.

Tribunnews
Eks Panglima TNI, Moeldoko (Tribunnews) 

Dalam postingannya di Facebook, pelaku membuat postingan dengan menuduh mantan Panglima TNI itu sebagai kolaborator asing.

Kepala Staf Presiden, Moeldoko (Tribunnews)
Kepala Staf Presiden, Moeldoko (Tribunnews) (Tribunnews)

Baca juga: Akhirnya Gatot Nurmantyo Akui KAMI Berpolitik, Jenderal Eks Panglima TNI Siap Maju Pilpres 2024?

Argo mengungkapkan motif tersangka mengunggah status yang dianggap menghina Moeldoko itu hanya karena ingin menuangkan ide pemikirannya di media sosial.

"Motif memiliki pemikiran ingin memperbaiki bangsa Indonesia dan menuangkan ide-ide pikirannya ke medsos,” kata Argo.

Sementara itu, menurut Direktur Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri, Brigjen Slamet Uliandi, ini bukan kali pertama Basmi mengunggah postingan bernada hinaan.

Sebelumnya ia juga sempat mengunggah tulisan terkait Joko Vidodo.

Dalam postingannya itu, Basmi menyebut bahwa banyak masyarakat yang tidak percaya dengan Joko Vidodo.

Muhammad Basmi juga sempat mengomentari video wawancara Menaker Ida Fauziyah yang dianggap menggiring sehingga substansi pertanyaan menjadi abu-abu.

Muhammad Basmi juga menyinggung mentalitas menteri Presiden Jokowi sebagai kacung global.

Selain menangkap Muhammad Basmi, polisi juga turut menyita sejumlah barang bukti antara lain 1 unit telepon seluler merek Sony Xeria ZX1, kartu sim card Xl, serta akun Facebook Muhammad Basmi.

Saat ini tersangka sudah dibawa ke Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim.

Sementara itu terkait penangkapan Muhammad Basmi, pihak KSP mengingatkan bahwa media sosial jangan dijadikan sarana untuk mencaci maki.

"Sebagai warga negara kita harus mematuhi hukum dan menghormati.

Media sosial ini jangan jadikan sebagai tempat untuk mencaci maki, nggak boleh menghina.

Media sosial harus dijadikan tempat pemahaman yang baik, edukasi yang baik, memberikan edukasi untuk lebih terarah dan mendapatkan nilai positif.

Jangan sampai media sosial ini menjadi ruang caci maki, harus dieskpresikan untuk nilai positif,” kata Tenaga Ahli Utama KSP, Ade Irfan Pulungan, Minggu (18/10).

Halaman
123
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved