Jalan Kaki 4 Kilometer, Komunitas Generasi Muda Flobamora Nunukan Sambangi Satu Keluarga tak Mampu

Jalan kaki 4 kilometer, Komunitas Generasi Muda Flobamora Nunukan sambangi satu keluarga kurang mampu.

Penulis: Febrianus Felis | Editor: M Purnomo Susanto
TRIBUNKALTARA.COM/FELIS
Ketua Gen Muda Flobamora, Saddam saat memberikan sembako kepada Damianus, warga Sei Jepun, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, Minggu (8/11/2020), pukul 15.00 Wita. (TRIBUNKALTARA.COM/ Febrianus Felis) 

TRIBUNKALTARA.COM, NUNUKAN - Jalan kaki 4 kilometer, Komunitas Generasi Muda Flobamora Nunukan sambangi satu keluarga kurang mampu.

Pemuda Nusa Tenggara Timur (NTT) yang tergabung dalam komunitas Generasi Muda Flobamora (GMF) rela berjalan kaki sejauh empat kilo meter sambangi satu keluarga NTT yang kurang mampu di Sei Jepun, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara (Kaltara), Minggu (8/11/2020) Siang.

Kegiatan sosial berupa pembagian sembako yang dilakukan oleh komunitas yang akrab disebut Gen Muda ini rutin dilakukan sebulan sekali.

Baca juga: UPDATE 10 Pasien Dinyatakan Sembuh Hari Ini, 3 Kabupaten di Kaltara Kini Berstatus Zero Virus Corona

Baca juga: Tren Positif pada Usaha Pariwisata, Disbudpar Malinau Bekali Keterampilan Manajemen Pelaku Usaha

Baca juga: Jelang Hari Pahlawan, Aliansi Mahasiswa dan Pelajar Asal Nunukan Gelar Lomba Cipta dan Baca Puisi

"Kami berikan sembako secara rutin, sebulan sekali, khusus untuk keluarga NTT yang kurang mampu. Kegiatan sosial ini sudah sejak tahun 2019 kami lakukan," kata Saddam selaku ketua Gen Muda kepada TribunKaltara.com, seusai membagi sembako, pukul 15.00 Wita.

Dia mengaku, sebelum membagi sembako, pihaknya lakukan survei keluarga NTT yang kurang mampu terlebih dahulu.

"Mengapa keluarga NTT saja, karena di Nunukan masyarakat NTT yang kurang mampu terbilang cukup banyak. Rata-rata mereka TKI dari Malaysia yang dideportasi dan tinggal menetap di Nunukan," ucap alumni UPN Veteran Surabaya ini.

Menurut bapak satu anak ini, tiap bulan pihaknya patungan untuk membeli sembako yang akan diberikan kepada keluarga NTT yang kurang mampu.

"Uangnya kami patungan. Kadang ada dari donatur lain juga, baik itu etnis NTT sendiri maupun etnis yang lainnya. Anggota Gen Muda ini rata-rata honorer di kantor pemerintahan di Nunukan. Jadi tergantung uang yang terkumpul, kalau banyak, ya bisa lebih dari satu keluarga yang kami berikan. Tapi hari ini kami mampunya hanya satu keluarga saja," tutur Saddam.

Dari pantaun TribunKaltara.com, untuk sampai di tempat tujuan, anggota Gen Muda harus berjalan kaki sekira empat kilo meter melewati bukit, jalan tanah liat dan berbatu, bahkan sungai kecil.

Diketahui sembako yang diberikan seperti, beras, kopi, gula, teh, telur ayam, sabun cuci dan mandi.

"Selain dengan anggota Gen Muda 10 orang, saya juga ditemani istri dan anak (1). Kami parkir motor di ujung jalan, terus lanjut jalan kaki sekira empat kilo meter. Karena motor tidak bisa lewat, apalagi tadi malam hujan. Jadi bukan nilai dari sembakonya, tapi niat kami untuk meringankan beban keluarga ini," ujar Saddam.

Terpisah, Damianus (41) mengaku terharu saat disambangi Gen Muda, lantaran selama ini belum pernah dikunjungi untuk diberikan bantuan sembako.

"Saya terharu karena tidak tau kedatangan dari pemuda NTT tadi. Akses jalan ke rumah kan rusak, harus jalan kaki empat kilo meter untuk sampai ke rumah saya. Saya sangat berterimakasih kepada Gen Muda," ungkap bapak tiga anak ini.

Damianus sempat bekerja ma betang (ikat rumput laut) sejak 2015, namun ia berhenti dan memilih bekerja sebagai penombak kelapa sawit di Sei Lancang.

Pasalnya, ia hanya dapatkan uang sebesar Rp 50 ribu per hari dari hasil ma betang.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltara
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved