Kawanan Anjing Liar Resahkan Warga Sei Bilal Kabupaten Nunukan, Korban Patah Tulang Hingga Meninggal
Kawanan anjing liar resahkan warga Sei Bilal Kabupaten Nunukan, korban patah tulang hingga meninggal.
Penulis: Febrianus Felis | Editor: M Purnomo Susanto
TRIBUNKALTARA.COM, NUNUKAN - Kawanan anjing liar resahkan warga Sei Bilal Kabupaten Nunukan, korban patah tulang hingga meninggal.
Kawanan anjing liar yang berada di sepanjang jembatan Sei Bilal hingga Rumah Sakit Umum Daerah ( RSUD) Nunukan resahkan warga.
Hal serupa turut dialami Direktur RSUD Nunukan, dr Dulman, pasalnya beberapa pegawainya mengalami kecelakaan, lantaran menabrak anjing liar di sekitar tanjakan Sei Bilal.
Baca juga: Gegara Monyet Listrik Padam, Manager PLN UP3 Tarakan Suparje Wardiyono Beber Wilayah Terdampak
Baca juga: Lanjutkan Program RT Bersih, Wempi W Mawa-Jakaria Beber Alasannya di Debat Publik Pilbup Malinau
Baca juga: Dampak Tambang Batubara di Malinau, Jhonny Ungkap Peran Pemerintah Daerah pada Debat Publik Pilbup
"Pegawai saya, Ilham bagian listrik, dua hari lalu tabrak anjing di tanjakan Sei Bilal itu. Dia tabrak pagi hari saat perjalanan menuju RSUD," kata Dulman kepada TribunKaltara.com, saat dihubungi melalui telepon seluler, Minggu (22/11/2020), pukul 08.00 Wita.
Diketahui, saat ini Ilham (korban) sedang dirawat di RSUD Nunukan, lantaran tulang belikat, bagian atas dada korban patah.
"Dia di rawat di ruang Anggrek. Rencananya mau dirujuk ke RSUD Tarakan, hanya saja di sana beberapa dokternya terkonfirmasi positif Covid-19. Jadi tidak menerima rujukan, kami tangani seperti biasa saja," ucap Dulman.
Dia mengaku, kejadian tabrak anjing sudah sering terjadi di wilayah itu, bahkan pegawainya sering menjadi korban tabrak anjing.
Tidak hanya itu, menurut Dulman, dua minggu lalu, seorang istri TNI sempat dirawat di RSUD Nunukan hingga meninggal, akibat pendarahan otak yang dialaminya pasca tabrak anjing.
Dia berharap dinas terkait yang menangani anjing liar segera mengambil tindakan atas peristiwa itu.
"Ini bukan pertama kali, sebelum Ilham ada juga perawat saya sampai masuk ICU. Ada puluhan sudah pegawai saya. Dekat pom bensin Sei Bilal menuju RSUD, di situ yang rawan kecelakaan termasuk jalan semenisasi diujung jalan masuk RSUD. Kalau perlu dibuatkan Perda, ada sanksi denda bagi siapa saja yang membiarkan anjingnya berkeliaran karena meresahkan masyarakat. Khusunya pengguna jalan menuju rumah sakit atau pulang dari rumah sakitaf," tuturnya.
Ibu Kalis, seorang pemilik warung Barokah di depan RSUD Nunukan, mengaku resah dengan keberadaan anjing liar.
Pasalnya, rekan usahanya yang merupakan istri seorang TNI, meninggal dunia akibat pendarahan otak, setelah menabrak anjing di tanjakan Sei Bilal dua minggu lalu.
"Iya istri TNI itu rekan usaha saya di warung ini. Dia mau pergi ke warung Selasa pagi itu. Sekira pukul 06.00 Wita. Sempat di rawat di RSUD sini. Setengah jam setelah dirawat dia muntah-muntah, kemudian koma. Besoknya pukul 14.00 Wita meninggal dunia. Saya sempat ajak ngobrol juga dengan almarhum. Memang anjing di Sei Bilal itu suka mengejar" ungkap Kalis.
Perihal anjing liar juga dibenarkan oleh Mariam, warga Sei Fatimah, ia menjelaskan kawanan anjing liar berkeliaran depan warung miliknya, mulai pagi hari hingga malam hari.
"Ada enam ekor biasanya saya lihat, kais-kais sampah di seberang jalan depan warung saya. Saya nggak tau anjing siapa, kalau ditanya orang nggak ngaku. Lampu jalan sudah lama tidak nyala, jadi kalau malam gelap sepanjang jalan ini. Waktu itu pagi-pagi seorang ibu pakai pakaian perawat tabrak anjing depan warung, hancur lututnya. Anakku berapa kali tabrak anjing di dekat jembatan Sei Bilal, tanjakan pertama tikungan itu," ujar Mariam.