8 Bulan Jaga Perbatasan RI-Malaysia di Kaltara, Begini Kesan Anak Buah Marsekal TNI Hadi Tjahjanto

Bertugas selama 8 bulan di perbatasan, kesan Dan Satgas Pamtas Yonif 623/BWU, Letkol Infanteri Yordania melihat perbatasan itu sebagai peluang.

Penulis: Febrianus Felis | Editor: Amiruddin
TRIBUNKALTARA.COM/FELIS
Dansatgas Pamtas Yonif 623/ BWU, Letkol Infanteri Yordania. TRIBUNKALTARA.COM/ Febrianus Felis. 

TRIBUNKALTARA.COM, NUNUKAN - 8 bulan jaga perbatasan RI-Malaysia di Kaltara , begini kata anak buah Marsekal TNI Hadi Tjahjanto

Bertugas selama 8 bulan di perbatasan RI-Malaysia, kesan Dan Satgas Pamtas Yonif 623/BWU, Letkol Infanteri Yordania melihat perbatasan itu sebagai peluang.

Prajurit Satgas Pamtas Yonif 623/BWU bertugas mengamankan perbatasan RI-Malaysia sejak 11 Mei 2020, kini 540 prajurit itu telah purna tugas dan kembali ke home base di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Rabu (06/01/2021), sore.

Komandan Satgas (Dansatgas) Pamtas Yonif 623/BWU, Letkol Infanteri Yordania, mengatakan program yang sempat ia rencanakan untuk dilakukan selama bertugas di perbatasan RI-Malaysia harus terkendala, lantaran situasi pandemi Covid-19.

Baca juga: Dimutasi ke Jawa Timur, Ketua PN Malinau Arie Andhika Adikresna Beber Kesan 2 Tahun Tugas di Kaltara

Baca juga: Ditarget Beroperasi Tahun 2022, Irjen Pol Bambang Kristiyono Beber SPN Polda Kaltara Dikucur Rp 99 M

Baca juga: Vaksin Corona Tiba Kaltara, Segini Jumlah Tenaga Kesehatan Penerima di Kabupaten Malinau

"Itu kendala sekaligus tantangan bagi kami. Terlepas mengikuti protokol kesehatan Covid-19, sosialiasi dengan masyarakat jadi tidak bisa dilakukan. Harusnya banyak tempat yang kami datangi.

Kegiatan teritorial kami sebagian besar door to door. Baik di bidang kesehatan juga pendidikan," kata Yordania kepada TribunKaltara.com, pukul 17.00 Wita.

Kendati begitu, untuk menghidupkan semangat belajar anak perbatasan di tengah pandemi Covid-19, ia arahkan prajurit untuk membuat grup lingkar belajar di pos-pos, utamanya daerah Krayan dan Lumbis.

"Sebelum ke Kabupaten Nunukan, kami sudah siapkan prajurit yang ahli mengajar. Total prajurit yang fokus di bidang pendidikan ada 50 orang. Dari 25 pos di Kabupaten Nunukan, diisi oleh 2 prajurit yang ahli di bidang pendidikan tiap posnya.

50 orang itu sudah disertifikasi dari Dinas Pendidikan Kalimantan Selatan. Alhamdulilah semua berjalan lancar dan optimal," ucapnya.

Yordania mengaku, sebulan terakhir ini pihaknya sempat terlihat dalam belajar tatap muka yang mulai dilakukan sekolah di wilayah Krayan.

Dia juga merasakan keakraban dan kekeluargaan yang terbentuk antara warga di pedalaman dengan para prajuritnya.

Hal itu berbeda dengan warga di Nunukan yang notabene jumlah penduduknya lebih banyak.

"Di pedalaman sangat terasa sekali rasa kekeluargaannya dengan masyarakat dibanding di Nunukan.
Kalau warga mau mengadu datang ke pos, ada selisih antar warga datang ke pos.

Danpos sebagai penengah. Di Lumbis nggak ada Polisi, Koramil belum sampai, adanya 1 orang Babinsa itupun kadang ada kadang tidak. Jadi hanya Satgas Yonif 623/BWU di sana," ujarnya.

Lanjut ia jelaskan, tenaga kesehatan Yonif 623/ BWU sangat terbatas, baik itu dari kualifikasi Bintara kesehatan (Bakes) maupun Tamtama kesehatan (Takes). Tiap pos hanya diisi 1 prajurit Bakes dan 1 prajurit Takes.

Sumber: Tribun Kaltara
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved