Penangkapan Teroris
Anak Buah Idham Azis Tembak Mati 2 Teroris di Makassar, Sosok Ini Sebut Rutin Latihan Menembak
Polisi anak buah Idham Azis tembak mati 2 terduga teroris di Makassar, sosok ini ungkap keduanya kerap latihan menembak di gunung .
TRIBUNKALTARA.COM - Polisi anak buah Idham Azis tembak mati 2 terduga teroris di Makassar, sosok ini ungkap keduanya kerap latihan menembak di gunung .
Sebanyak 20 terduga teroris diamankan di Kota Makassar , Sulawesi Selatan ( Sulsel ).
Dua teroris yang ditembak mati polisi Densus 88 Antiteror Mabes Polri tersebut, diketahui merupakan Jamaah Ansharut Daulah ( JAD ) di Sulsel .
Keduanya ditengarai terlibat dalam dalam aksi terorisme di Filipina .
Personel Densus 88 Antiteror Polri menembak mati dua terduga teroris di Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (6/1/2021) pagi.
Dua terduga teroris yang ditembak mati tersebut masing-masing berinisial MR dan SA.
Keduanya disebut merupakan donatur atau penggalang dana aksi teror bom di gereja Zolo, Filipina .
Baca juga: Jejak Kasus Terpidana Terorisme Abu Bakar Baasyir, Bebas Jumat Pekan Ini, Dapat Remisi 55 Bulan
Baca juga: POLISI Bongkar Kelompok Teroris JI Rekrut Santri Berprestasi di Ponpes, Dilatih Nembak & Rakit Bom
Baca juga: Densus 88 Bongkar Pusat Latihan Teroris JI di Jateng, Diduga Rekrut Anggota Muda dari Pesantren
Hal itu diungkapkan Kapolda Sulsel Irjen Pol Merdisyam, saat meninjau lokasi penggerebekan di Perumahan Villa Mutiara, Kelurahan Bulurokeng, Kecamatan Biringkanaya, Makassar, Rabu (6/1/2021) siang.
"(Terlibat ) dalam pengiriman dana kepada pelaku bom bunuh diri di gereja katedral Zolo, Filipina . Di mana pelaku merupakan kelompok jamaah villa mutiara," kata Merdisyam.
Selain itu, kata Merdisyam, MR dan SA beserta keluarganya pernah berupaya bergabung ISIS di Suriah.
"Pada tahun 2016 bersama keluarga hijrah bermaksud bergabung organisasi ISIS di Suriah, namun dapat dibatalkan di bandara Soetta," ujarnya.
Lebih lanjut, Merdisyam mengungkapkan, kelompok yang ditangkap itu, kerap melakukan latihan menembak di gunung .
"Dan mulai bulan oktober 2020 lalu secara rutin melakukan latihan menembak dan naik gunung atau idat," ujar Merdisyam.
Keduanya, MR dan SA merupakan pimpinan kelompok JAD yang bermarkas di Villa Mutiara.
Tidak hanya MR dan SA, Tim Densus 88 juga menangkap 18 orang lainnya di beberapa lokasi berbeda.
Satu dari 18 orang itu berinisial I, mengalami luka tembak dan masih dirawat di RS Bhayangkara.
Kini, jenazah dua terduga teroris MR dan SA yang diketahui merupakan mertua dan menantu itu berada di ruang Forensik Dokpol Biddokkes Polda Sulsel, Jl Kumala, Makassar.
Dan, saat ini Tim Densus 88 masih memburu terduga pelaku lainnya.
Baca juga: Berkode 555, 201 Kg Sabu Diduga Danai Teroris Disita, Polisi Bongkar Sindikat Narkoba Timur Tengah
Baca juga: Penampakan Bungker Milik Teroris Upik Lawanga di Lampung, jadi Tempat Merakit Bom dan Senjata Api
Baca juga: TERUNGKAP! Ada Kotak Amal untuk Danai Organisasi Teroris, Polisi Bongkar Ciri-ciri & Bentuk Khusus
Kelompok JAD
Personel Densus 88 Antiteror Polri menembak dua terduga teroris di Makassar , Sulawesi Selatan , Rabu (6/1/2020).
Keduanya ditembak karena melakukan perlawanan saat hendak ditangkap.
Peristiwa penangkapan terduga teroris tersebut terjadi di komplek perumahan, Kecamatan Biringkanaya, Makassar, Sulawesi Selatan.
Keduanya terduga teroris masing-masing atas nama Muhamamd Rizaldy Saleh dan Ajiz.
Mereka memiliki hubungan kekerabatan yakni mertua dan menantu.
Kapolrestabes Makassar Komisaris Besar Polisi Witnu Urip Laksana, membenarkan adanya penangkapan dua terduga teroris di komplek perumahan di Kecamatan Biringkanaya, Makassar Rabu (6/1/2021) pagi.
Penangkapan dilakukan Tim Densus 88 Antiteror Polri, dibackup Gegana Brimob Polda Sulsel.
"Hari ini telah dilakukan penindakan, penegakan hukum oleh Densus 88 Anti Teror Mabes Polri. Gabungan bersama Polda Sulsel dan Polrestabes Makassar terhadap dua orang pelaku berinsial R, kemudian satu lagi belum diketahui identitasnya," kata Kombes Pol Witnu kepada wartawan.
Kombes Pol Witnu juga membenarkan kedua terduga teroris itu tewas dalam penangkapan tersebut.
"Dilakukan tindakan tegas dan terukur terhadap dua orang tersebut, mengakibatkan meninggal dunia," ujarnya.
Menurut Witnu, keduanya merupakan jaringan Jamaah Ansharut Daulah ( JAD ) Sulsel.
"Dugaan hasil penyelidikan, kedua pelaku ini adalah merupakan adalah jaringan JAD Sulsel yang mempunyai keterlibatan atau keterkaitan dengan aksi pengeboman gereja di Jolo Filipina ," ujat Witnu.
Saat ini, petugas yang terlibat penangkapan di lapangan kata Witnu masih melakukan pengembangan dan olah TKP.
Menurut wikipedia Jamaah Ansharut Daulah ( JAD ) adalah sebuah kelompok militan Indonesia yang dilaporkan memiliki kaitan dengan pengeboman Surabaya pada tahun 2018.
Baca juga: Tak Main-main Sikat Teroris MIT Ali Kalora, di Sigi, Panglima TNI Kirim Pasukan Baret Merah Kopassus
Baca juga: Ketua Kompolnas Benny Mamoto Beber 37 Teroris dari Anggota FPI, Mahfud MD Sebut tidak Ada Ormas FPI
Baca juga: Jelang Pensiun, Idham Azis Surati Presiden untuk Dicarikan Pengganti, Siapa Kapolri Pilihan Jokowi?
Negara Islam Irak dan Suriah telah mengklaim bahwa mereka bertanggung jawab atas peristiwa tersebut.
Pada tahun 2017, kelompok ini telah diakui sebagai organisasi teroris oleh Departemen Dalam Negeri Amerika Serikat.
Pada 31 Juli 2018 , pengadilan di Jakarta Selatan membuat putusan yang melarang organisasi tersebut, yang memungkinkan penangkapan semua anggota dan organisasinya.
Dua anggota JAD diyakini telah melakukan serangan pisau pada menteri keamanan Indonesia yaitu Wiranto pada 10 Oktober 2019, yang mengakibatkan Wiranto dirawat di rumah sakit.
Tiga orang lainnya, termasuk seorang Polisi, ditikam dan dilukai.
(*)