Sungai Malinau Tercemar
Usut Dugaan Pencemaran Sungai di Malinau, Anak Buah Kapolri Jenderal Listyo Sigit Turun Tangan
Kapolres Malinau, AKBP Agus Nugraha mengatakan pihaknya tengah melakukan penyidikan terkait insiden jebolnya Kolam Tuyak
Penulis: Mohamad Supri | Editor: Amiruddin
Diakibatkan pasokan air baku yang diperoleh dari Sungai Sesayap menjadi keruh dan tidak Instalasi Pengolahan Air (IPA) tidak dapat mengolah air bersih.
Manager Infrastruktur dan Produk Management Perumda Apa' Mening Malinau, Sofiansyah mengatakan kedua IPA yang sebelumnya terdampak kini mulai beroperasi.
"Sesuai SOP kami, air baku sudah memungkinkan untuk diolah. Subuh tadi kami kembali beroperasi dan air bersih kembali didistribusikan," ujarnya kepada TribunKaltara.com melalui sambungan telepon, Kamis (11/2/2021).
Pantauan TribunKaltara.com, air bersih telah kembali disalurkan di wilayah Malinau Kota dan sekitarnya sejak pagi tadi.
Sedangkan beberapa wilayah yang berjarak lebih jauh dari sumber, seperti di wilayah Desa Malinau Hilir sedang dalam proses distribusi.
Sofiansyah mengatakan seluruh wilayah yang sebelumnya terdampak penghentian air bersih telah kembali pulih karena IPA Kuala Lapang dan IPA Malinau kembali beroperasi.
"Sekarang sudah distribusi, semua sudah kita buka. Untuk wilayah ujung mungkin airnya sedikit terlambat sampai karena melalui beberapa permukiman," ungkapnya.
Perbekalan air bersih diperkirakan akan mengalir ke seluruh wilayah terdampak pada siang hingga sore hari ini.
Sofiansyah mengatakan pihaknya akan memantau secara berkala kadar air baku yang digunakan sebagai sumber air bersih.
Menurutnya, penghentian distribusi yang sempat terjadi sejak sehari lalu dilakukan demi kebaikan bersama, agar perbekalan air bersih benar-benar aman untuk disalurkan.
"Sekarang sudah didistribusikan, mohon bersabar karena lagi proses distribusi. Ini kita lakukan agar air bersih benar-benar aman dan layak untuk didistribusikan," ucapnya.
Walhi Tanggapi Dugaan Pencemaran Sungai di Malinau
Sungai Malinau tercemar limbah tambang batubara, Walhi sebut angkara kalutnya pengelolaan tambang.
Pencemaran yang diakibatkan jebolnya tanggul penampungan limbah tambang batu bara pada minggu lalu bukan merupakan kejadian yang pertama kali terjadi.
Sebelumnya pada tahun 2017 lalu, insiden yang sama turut mengakibatkan ekosistem dan habitat di sepanjang sungai terancam.