Perbatasan RI Malaysia
Setahun Mengajar di Perbatasan RI-Malaysia, 6 Pengajar Pamit ke Pemkab Nunukan, Temui Asmin Laura
Setahun mengajar di perbatasan RI-Malaysia, 6 pengajar pamit ke Pemkab Nunukan, temui Asmin Laura.
Penulis: Febrianus Felis | Editor: Amiruddin
TRIBUNKALTARA.COM, NUNUKAN - Setahun mengajar di perbatasan RI-Malaysia, 6 pengajar pamit ke Pemkab Nunukan, temui Asmin Laura.
Kepulangan enam pengajar muda ke tempat asalnya masing-masing setelah mengabdi di pelosok perbatasan RI-Malaysia, selama 1 tahun.
Sebelumnya, Yayasan Indonesia Mengajar telah bekerjasama sama dengan Pemkab Nunukan selama 5 tahun. Empat tahun pengabdian sudah diselesaikan oleh pengajar muda sebelumnya sejak 2016-2020.
Baca juga: Putusan Dismissal Sengketa Pilkada Nunukan, Ini Penjelasan Pakar Hukum Universitas Borneo Tarakan
Baca juga: Vaksinasi Covid-19 Tahap 2 Dilaksanakan Hari Ini di Nunukan, Asmin Laura Sebut Biar Antibodi Utuh
Baca juga: Ayam Potong Asal Malaysia dan Berau Masuk ke Nunukan, Harga Jual Lebih Murah, Peternak Lokal Geram
Satu tahun belakangan ini, 6 pengajar muda itu mengajar siswa usia sekolah dasar yang ada di Desa Lordes Kecamatan Sebatik Tengah, Desa Semunad Kecamatan Tulin Onsoi, Desa Tanjung Matol Kecamatan Sembakung Atulai, Desa Patal Kecamatan Lumbis, Desa Binter Kecamatan Lumbis Ogong, dan Desa Suka Maju.
Diketahui, 6 pengajar muda itu berasal dari latar belakang pendidikan yang berbeda-beda dan tempat asal yang berbeda. Mulai Aceh, Sumatera Barat, Sumatera Utara, Jepara, Sukabumi, dan Yogyakarta.
Asisten Pemerintahan dan Kesra Nunukan, Muhammad Amin mengatakan, program Indonesia Mengajar sangat membantu Pemkab Nunukan, utamanya bidang pendidikan.
Pasalnya, di pelosok perbatasan, khususnya wilayah II dan III tenaga pengajar masih terbilang minim sekali.
"Kolaborasi Yayasan Indonesia Mengajar dengan Pemkab Nunukan sudah berlangsung 5 tahun. Program ini sangat membantu Pemkab Nunukan khususnya SDM pengajar di pelosok masih terbilang minim sekali. Seperti di wilayah Lumbis Ogong, Lumbis Hulu, begitupun wilayah Sebatik," kata Muhammad Amin kepada TribunKaltara.com, Rabu (17/02/2021), pukul 09.00 Wita.
Menurut dia, tidak mudah mengabdi di perbatasan RI-Malaysia dengan segala keterbatasan, mulai akses jalan yang belum tersentuh aspal hingga jaringan telekomunikasi yang hilang-hilang bahkan tidak ada sama sekali.
"Dengan segala keterbatasan yang ada mereka mampu beradaptasi baik dengan warga maupun peserta didik. Saya atas nama Pemkab Nunukan mengucapkan apresiasi dan terima kasih kepada pengajar muda termasuk Yayasan Indonesia Mengajar yang sudah mengutus kader muda yang berbakat ke perbatasan ini," ucapnya.
Bahkan, Muhammad Amin mengaku, pihaknya bakal bersurat ke Yayasan Indonesia Mengajar, agar program pengabdian di perbatasan RI-Malaysia itu dilanjutkan.
Baca juga: Bupati Nunukan Berikan Penghargaan Kepada 3 Puskesmas, Asmin Laura: Mereka Capai Target SPM
Baca juga: Masuk Sidang Dismissal MK, Bupati Nunukan Asmin Laura: Alhamdulillah Satu Tahap Beres Lagi
Baca juga: Besok, MK Sidang Putusan Dismissal Sengketa Pilkada Nunukan, Nasir: InsyaAllah Terima Lapang Dada
"Saya sampaikan ke Dinas Pendidikan, kalau bisa komunikasikan ke Yayasan untuk adakan lagi program Indonesia Mengajar di Nunukan. Kami butuh tenaga muda yang energik, karena tidak gampang mengajar di pelosok perbatasan," ungkapnya.
Sebelum kembali ke tempat asalnya pagi ini, enam pengajar muda itu sudah pamit sebelumnya secara langsung kepada Bupati Nunukan Asmin Laura.
Bahkan Bupati Asmin Laura sempat menyerahkan cinderamata kepada enam pengajar muda itu, demikian sebaliknya.
(*)
Penulis: Febrianus Felis
Jangan Lupa Like Fanpage Facebook TribunKaltara.com
Follow Twitter TribunKaltara.com
Follow Instagram tribun_kaltara
Subscribes YouTube Tribun Kaltara Official