Ramadan
Gombrang, Tradisi Bersihkan Makam dan Doa Bersama Jelang Ramadan ala Masyarakat Kebumen
Tradisi unik masyarakat Kebumen untuk menyambut bulan suci Ramadhan yang disebut Gombrang, yakni tradisi bebersih makam dan berdoa bersama.
Penulis: Titik Wahyuningsih | Editor: Amiruddin
TRIBUNKALTARA.COM – Menyambut kedatangan bulan suci Ramadan sejumlah wilayah di Indonesia memiliki tradisi yang wajib dilakukan.
Salah satunya adalah tradisi Gombrang bagi masyarakat Kebumen, Jawa Tengah yang rutin digelar menjelang Ramadhan tiba.
Tradisi Gombrang merupakan istilah kegiatan membersihkan pekarangan makam kemudian dilanjutkan dengan doa bersama.
Masyarakat setempat biasanya memangkas ranting-ranting pohon yang sudah rindang, membersihkan rumput hingga menanam tanaman bunga.
Baca juga: Jadi Primadona Saat Ramadan, Berikut Nutrisi hingga Manfaat Kurma untuk Kesehatan Tubuh
Baca juga: Kiat Lancar Puasa Ramadan, Tips Penuhi Asupan Cairan Minum 8 Gelas Air Sehari, Nggak Bikin Kembung
Baca juga: Jelang Ramadan, Ini Manfaat Puasa di Tengah Pandemi Covid-19, Benarkah Bisa Tingkatkan Imun?
Kegiatan yang sudah dilakukan turun-temurun sejak dahulu tersebut kemungkinan memiliki nama yang berbeda di wilayah lainnya.
Akan tetapi bagi masyarakat Karangsari, Kebumen, Jawa Tengah istilah Gombrang sudah dikenal sejak lama.
“Di sini memang sudah sejak zaman nenek moyang kita namanya itu Gombrang, jadi belum ada nama yang baru,” papar Badrudi warga desa setempat, dikutip TribunKaltara.com dari YouTube Kebumen Movie, Sabtu (27/2/2021).
Gombrang biasanya digelar tujuh hari atau sepuluh hari sebelum Ramadan tiba, biasanya para pemuka desa akan mengumumkan pelaksanaan tradisi bersih-bersih makam itu.
“Persiapannya itu pamong-pamong desa setempat memberitahukan nanti kalau hari ini itu semuanya disuruh untuk Gombrang bersama,” kata Badrudi.
Sebelum melaksanakan Gombrang, masyarakat pada umumnya diminta untuk membawa peralatan bebersih seperti cangkul dan atau sabit.
“Dan tidak lupa itu membawa persyaratan, kalau biasanya itu bawa cangkul, sabit dan sebagainya,” sambung dia.
Selain itu sebagian masyarakat juga membawa makanan seperti nasi beserta lauk-pauk, hingga kue untuk dimakan bersama usai kegiatan Gombrang selesai.
“Lalu untuk memenuhi daripada kegiatan ini ada yang membawa nasi, bawa kue, dan yang lainnya komplit begitu, sehabis itu nanti ada tokoh masyarakat yang dikatakan kiayi utnuk menutup kegiatan,” papar Badrudi.
Menurut keterangan mantan Kepala Desa Karangsari, Mufroil menambahkan tujuan dari pelaksanaan Gombrang ini ada dua hal.
Pertama sebagai bentuk rasa hormat generasi muda terhadap nenek moyang yang sudah meninggal dunia.
“Tujuan Gombrang adalah merupakajn sebagian dari rasa hormat anak cucu kepada leluhur yang sudah meninggal.
Selanjutnya kegiatan bersih-bersih makam tersebut dilakukan sebagai bentuk menjaga lingkungan makam agar tetap bersih terawat.
Baca juga: Sebelum Jalani Ibadah di Bulan Ramadan 2021, Ini 6 Manfaat Puasa Bagi Kesehatan yang Harus Diketahui
Baca juga: Jelang Ramadan 2021, Begini Kata Dokter Soal Bolehkah Ibu Hamil Puasa
Baca juga: Hasil Hisab Hakiki Wujudul Hilal, Muhammadiyah Tetapkan 1 Ramadan 1442 Hijriah pada 13 April 2021
“Secara fisik, adalah membersihkan rumput-rumput, pohon-pohon yang tidak teratur gitu,” sambung Mufroil.
Hari Minggu dipilih menjadi hari pelaksanaan Gombrang, hal itu untuk mengantisipasi adanya warga yang mangkir dengan alasan kerja.
“Biasanya direncanakan pada hari Minggu, agar nanti si pegawai negeri atau yang lainnya bisa terlibat di sini,” kata Badrudi.
Tak hanya pemuda dan orangtua, anak-anak juga turut mengikuti kegiatan yang digelar tiap tahunnya itu.
(*)
( TribunKaltara.com / Titik Wahyuningsih )
Jangan Lupa Like Fanpage Facebook TribunKaltara.com
Follow Twitter TribunKaltara.com
Follow Instagram tribun_kaltara
Subscribes YouTube Tribun Kaltara Official