Polemik Partai Demokrat
Sepak Terjang Moeldoko, Dulu Jadi Panglima TNI Era SBY, Kini Lengserkan AHY Versi KLB Demokrat
Sepak terjang Moeldoko, dulu jadi Panglima TNI era SBY, kini lengserkan AHY versi KLB Partai Demokrat di Deli Serdang.
TRIBUNKALTARA.COM - Sepak terjang Moeldoko, dulu jadi Panglima TNI era SBY, kini lengserkan AHY versi KLB Partai Demokrat di Deli Serdang.
Mantan Panglima TNI Jenderal Purn Moeldoko terpilih sebagai Ketua Umum Partai Demokrat versi KLB di Deli Serdang, Sumatera Utara, Jumat, 5 Maret 2021 kemarin.
Jebolan Akabri 1981 tersebut melengserkan Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY dari kursi Ketua Umum Partai Demokrat.
Dalam artikel ini, TribunKaltara.com menyajikan sepak terjang Moeldoko dari dunia militer hingga politik.
Jenderal kelahiran Kediri, Jawa Timur, 8 Juli 1957 tersebut pernah menduduki jabatan tertinggi di tubuh TNI sebagai Panglima TNI pada 2013.
Saat itu, Moeldoko diangkat sebagai Panglima TNI, di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY.
Setelah pensiun, Moeldoko terjun ke dunia politik, hingga dipercaya Presiden Jokowi sebagai Kepala Staf Kepresidenan ( KSP ).
Teranyar, berdasarkan KLB Partai Demokrat di Deli Serdang, Moeldoko melengserkan putra sulung SBY, yakni AHY dari kursi Ketua Umum Partai Demokrat.
Baca juga: Moeldoko Terpilih Jadi Ketua Umum Demokrat versi KLB, SBY: Saya Malu Beri Kepercayaan Kepadanya
Baca juga: Moeldoko Gulingkan AHY? Siap-siap PAW Besar-besaran Dilakukan Anak Buah Jokowi di Partai Demokrat
Baca juga: Tolak KLB Partai Demokrat, AHY Minta Jokowi & Mahfud MD tak Sahkan Moeldoko jadi Pengganti Anak SBY
Kepala Staf Kepresidenan (KSP), Jenderal (Purn) Moeldoko terpilih menjadi Ketua Umum Partai Demokrat, kubu yang kontra dengan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Jumat (5/3/2021).
Moeldoko dipilih secara aklamasi dalam Kongres Luar Biasa (KLB) Demokrat yang digelar di Deli Serdang, Sumatra Utara.
Berikut profil Moeldoko, yang pernah dilantik Presiden keenam RI, Susilo Bambang Yudhoyono ( SBY ) sebagai Panglima TNI pada 2013.
Dikutip dari situs moeldoko.com miliknya, Moeldoko merupakan Panglima TNI pada 2013-2015.
Moeldoko resmi menjabat sebagai Panglima TNI setelah dilantik SBY di Istana Merdeka pada 30 Agustus 2013.
Moeldoko menggantikan Laksamana (TNI) Agus Suhartono yang memasuki masa pensiun.
Setelah dua tahun menjabat Panglima TNI, lalu pada 14 Juli 2015, Moeldoko secara resmi menyerahkan jabatannya pada Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.
Moeldoko lahir di Kediri, Jawa Timur, 8 Juli 1957.
Moeldoko merupakan perwira penerima Bintang Adimakayasa sebagai lulusan terbaik Akabri tahun 1981.
Moeldoko mengawali karier sebagai Komandan Peleton di Yonif Linud 700 Kodam VII/Wirabuana pada 1981.
Lalu, nama Moeldoko melesat sejak menjabat Kasdam Jaya pada 2008.
Karier TNI
Berikut perjalanan karier Moeldoko di TNI, dikutip dari Kompas.com :
- Danton 1A Yonif Linud 700/BS
- Danki-A Yonif Linud 700/BS
- Kasi-2/Ops Yonif Linud 700/BS
- Pasi Ops Dim 14-08/BS
- Kasi 2/Brigif-1 PIK/JS Dam Jaya
- Wadanyonif 202/TM Brigif -1 PIK/JS Dam Jaya
- Danyonif 202/JY Brigif -1 PIK/JS Dam Jaya
- Dandim 0501/JP BS Dam Jaya
- Sespri Wakasad
- Pabandya-3/Ops/ PB- V/Sopsad
- Danbrigif-1 PIK/JS Dam Jaya
- Asops Kasdam VI/TPR
- Dirbindiklat Pussenif
- Danrindam VI/TPR
- Danrem 141/TP Dam VII/WRB
- Pati Ahli KSAD Bidang Ekonomi
- Dirdok Kodiklat TNI AD Kasdam Jaya
- Panglima Divisi Infanteri 1/Kostrad
- Panglima Kodam XII/Tanjungpura
- Panglima Kodam III/Siliwangi
- Wakil Gubernur Lemhannas
- Wakil KSAD
- KSAD
- Panglima TNI
Baca juga: LENGKAP Kronologi Bentrokan Massa Pendukung AHY vs Pro Moeldoko saat KLB Partai Demokrat di Sumut
Baca juga: Sempat Diancam Edy Rahmayadi, KLB Partai Demokrat Tetap Digelar, Moeldoko Terpilih Jadi Ketua Umum
Baca juga: AHY Tak Tinggal Diam setelah Dikudeta Moeldoko Versi KLB Partai Demokrat Sibolangit, Tegaskan Ilegal
Penghargaan :
- Satya Lencana Kesetiaan VIII, XVI, XXIV
- Satya Lencana Santi Dharma
- Satya Lencana Seroja
- Tanda Jasa dari PBB
- Bintang Kartika Eka Paksi Nararya
- Ops Timtim
- Konga Garuda XI-A
Karier Politik
Setelah pensiun dari militer, Moeldoko menjajaki ranah politik praktis.
Moeldoko tercatat masuk ke dalam jajaran pengurus Partai Hanura pimpinan Oesman Sapta Odang pada 2016.
Moeldoko tercatat sebagai Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Hanura.
Dia mendampingi Jenderal TNI (Purn) Wiranto yang menjabat sebagai Ketua Dewan Pembina.
Karier politiknya kini merambah kabinet dan masuk Istana Kepresidenan.
Pada 17 Januari 2018, Moeldoko ditunjuk sebagai Kepala Staf Kepresidenan menggantikan Teten Masduki.
Terpilih Jadi Ketum Demokrat

Terbaru, Moeldoko terpilih jadi Ketua Umum Partai Demokrat versi Kongres Luar Biasa (KLB), Jumat (5/3/2021).
Keputusan ini diketuk dalam sidang KLB, tapi masih menunggu persetujuan Moeldoko, yang langsung dihubungi melalui panggilan suara panitia kongres.
"Bapak Moeldoko yang terhormat, kami sepakat bapak sebagai Ketua Demokrat," ujarnya.
Mendengar hal tersebut, Moeldoko pun memberikan sejumlah pertanyaan sebelum menerima amanah tersebut, yaitu meminta kader untuk serius mendukungnya.
"Walaupun secara aklamasi memberikan kepracayaan kepada saya. Tapi saya ingin memastikan keseriusan teman-teman semua," ujarnya dikutip dari Kompas TV.
Kemudian karena para peserta KLB serius untuk mendukung Moledoko pun menerima.
"Baik, saya terima menjadi Ketua Umum Demokrat," ujarnya.
Baca juga: Andi Arief Sebut Kudeta Demokrat Bakal Digelar di Sumut, Tuding Moeldoko Gunakan Cara Gila-gilaan
Baca juga: Skenario Moeldoko Kudeta Partai Demokrat Kian Mantap, Darmizal Beri Isyarat, hingga SBY Dijaga Ketat
Baca juga: KLB Partai Demokrat Memanas, Pendukung Moeldoko dan AHY Terlibat Bentrokan Berdarah di Sibolangit
Sempat Bantah Isu Kudeta
Sementara itu, pada Rabu (3/2/2021) lalu, Moeldoko menggelar konferensi pers untuk kembali membantah tudingan terlibat dalam isu mendongkel kepemimpinan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Ia mengaku tak punya hak lantaran bukan bagian dari internal partai.
"Saya ini orang luar, enggak punya hak apa-apa gitu lho, yang punya hak kan mereka di dalam."
"Apa urusannya? Nggak ada urusannya," kata Moeldoko di kediamannya, Rabu (3/2/2021), dikutip dari Kompas.com.
Moeldoko pun berandai-andai, seandainya punya pasukan bersenjata, ia tetap tak bisa mengudeta kepemimpinan AHY.
Sebab, kata dia, pergantian kepemimpinan partai tak bisa dilakukan sembarangan dan harus mengacu pada Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah (AD/ART).
"Anggaplah (saya) Panglima TNI yang pengin bisa jadi Ketua Umum Demokrat, emangnya gue bisa gitu todong-todong senjata untuk para DPC, DPD, ayo datang ke sini, gue todongin senjata. Semua kan ada aturan AD/ART," ujar dia.
Moeldoko menegaskan, sama sekali ia tak punya kuasa untuk mengudeta kepemimpinan Partai Demokrat.
Ia bahkan mengultimatum pihak-pihak yang terlibat dalam tudingan ini untuk berhati-hati dan tidak melakukan fitnah.
"Jadi saya ingatkan, hati-hati, jangan memfitnah orang. Hati-hati saya ingatkan itu," kata Moeldoko.
"Di Demokrat ada Pak SBY (Susilo Bambang Yudhoyono), ada putranya, Mas AHY, apalagi kemarin dipilih secara aklamasi. Kenapa mesti takut dia?" pungkasnya.
(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Profil Moeldoko, Dulu Dilantik SBY Jadi Panglima TNI, Kini Jadi Ketum Demokrat Kubu Kontra AHY, https://www.tribunnews.com/nasional/2021/03/05/profil-moeldoko-dulu-dilantik-sby-jadi-panglima-tni-kini-jadi-ketum-demokrat-kubu-kontra-ahy?page=all
Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Sri Juliati
Jangan Lupa Like Fanpage Facebook TribunKaltara.com
Follow Twitter TribunKaltara.com
Follow Instagram tribun_kaltara
Subscribes YouTube Tribun Kaltara Official