Polemik Partai Demokrat
Tak Main-main, Demokrat Kubu KSP Moeldoko Ungkit Dosa Dahulu, Tuduh Partai Keluarga & Singgung KPK
Tak main-main, Partai Demokrat kubu KSP Moeldoko ungkit dosa dahulu, tuduh partai keluarga & singgung KPK.
TRIBUNKALTARA.COM - Tak main-main, Partai Demokrat kubu Kepala Staf Presiden ( KSP ) Moeldoko ungkit dosa dahulu, tuduh partai keluarga & singgung Komisi Pemberantasan Korupsi ( KPK ).
Perang antara Partai Demokrat kubu Kepala Staf Presiden Moeldoko dengan Partai Demokrat kubu Agus Harimurti Yudhoyono ( AHY ) semakin runcing dan tajam.
Setelah menuduh Partai Demokrat pimpinan Agus Harimurti Yudhoyono adalah partai keluarga, Partai Demokrat kubu Kepala Staf Presiden Moeldoko melemparkan isu kasus korupsi.
Sengan melaksanakan konferensi pers di bekas proyek di Hambalang, Partai Demokrat kubu Kepala Staf Presiden Moeldoko memberikan sinyal akan melempar isu korupsi yang telah memenjarakan beberapa orang kader Partai Demokrat.
Baca juga: Pengurus Demokrat Kubu Moeldoko Segera Diumumkan, Nazaruddin Bendahara Anas Urbaningrum Bergabung?
Baca juga: Manuver Partai Demokrat Kubu Moeldoko, Telak Sindir SBY di Hambalang, Minta Maaf ke Jokowi
Tak hanya bersaing di Kemenkumham, kedua kubu Partai Demokrat yang berseteru juga saling perang opini.
Terbaru, kubu Kongres Luar Biasa atau KLB Deli Serdang melontarkan serangan terbaru yang mengarah ke Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas.
Sebelumnya, isu yang dilontarkan kubu Moeldoko ini menyasar seputar isu dinasti politik yang menyasar Agus Harimurti Yudhoyono ( AHY).
Dengan demikian, kedua putra Susilo Bambang Yudhoyono ( SBY) ini sedang disasar kubu Moeldoko.
Pengamat Politik Adi Prayitno menanggapi babak baru serangan kubu kontra-Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Adi menilai, serangan kubu Moeldoko yang menuding Ketua Fraksi Partai Demokrat, Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas), belum tersentuh dalam kasus korupsi proyek Hambalang, adalah serangan yang lebih berbobot.
"Ini tidak lebih dari sekedar tawuran opini babak lanjut yang bobot kontennya lebih serius karena berkaitan dengan hukum," kata Adi, dikutip dari tayangan YouTube tvOne, Sabtu (27/3/2021).
Adi mengungkapkan, serangan sebelumnya dari kubu Moeldoko mudah dipatahkan.
Sebab, serangan itu hanya seputar kubu AHY dianggap tidak demokratis atau melanggengkan politik dinasti.
"Serangan-serangan itu gampang juga dipahatinnya seperti kubu Deli Serdang banyak yang bukan kader Partai Demokrat."
Baca juga: Sindiran Menohok Anak Buah AHY Seusai Marzuki Alie Cabut Gugatan, Sebut Demokrat Kubu Moeldoko Takut
"Atau ketika ingin menyelamatkan Partai Demokrat, meski AHY baru dalam Partai tapi jawabannya bukan berarti Moeldoko."
"Karena dalam berbagai survei, Moeldoko elektabilitasnya kalah jauh dari AHY," ungkap Adi.
Sementara, Adi menyebut, serangan baru kubu Moeldoko saat konferensi pers di Hambalang menegaskan kebobrokan Partai Demokrat.
Satu di antaranya kasus korupsi Hambalang yang menyeret banyak elit Partai Demokrat hingga membuat kadernya rontok secara perlahan.
Puncaknya, serangan kubu Moeldoko dianggap lebih tajam ketika menyeret nama Ibas dalam pusaran kasus tersebut.
"Saya menyebutnya serangan yang cukup tajam dimana kedepan ada begitu banyak borok-borok yang akan diungkap baik di kubu Deli Serdang atau kubu AHY."
"Ada hal baru yang ingin ditonjolkan teman-teman KLB, tidak hanya seputar politik dinasti."
"Tapi ada banyak orang yang terlibat dalam kasus korupsi tetapi tidak diungkap," jelas Adi.
Respon Kubu AHY
Diketahui, Kepala Badan Komunikasi Strategis (Bakomstra) Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra, menanggapi pernyataan Ketua Dewan Kehormatan Partai Demokrat hasil Kongres Luar Biasa (KLB) Deli Serdang, Max Sopacua, yang menuding Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas), belum tersentuh dalam kasus korupsi proyek Hambalang.
Menanggapi tudingan itu, Herzaky mengaku heran karena pihak kontra-AHY hanya menyebar fitnah dan tidak menyampaikan bukti.
Herzaky pun menantang agar mereka membawa tudingannya ini ke pengadilan jika memang memiliki bukti.
"Gerombolan pelaku GPK-PD dan KLB ilegal, kalau memang punya bukti baru yang bisa membantu pengungkapan kasus ini kembali, segera bawa dan serahkan kepada penegak hukum terkait."
"Jika memang tidak punya bukti apa-apa, jangan sibuk menebar fitnah dan hoaks," kata Herzaky, dalam keterangan yang diterima Tribunnews.com, Jumat (26/3/2021).
Baca juga: Marzuki Alie Cabut Gugatan, Jubir AHY Komentari Eks Anak Buah SBY, Demokrat Kubu Moeldoko Kalah?
"Sebaiknya diam saja, daripada mengotori ruang publik dengan kata-kata yang tak bermanfaat," tambahnya.
Herzaky menyampaikan, Demokrat memiliki sikap tegas soal kasus Hambalang.
Mereka mengaku terbuka dan mempersilakan jika penegak hukum ingin kembali membuka kasusnya.
"Silahkan jika para penegak hukum ingin membuka kasus ini kembali. Jadikan prosesnya tetap terang-benderang seperti di era Bapak SBY."
"Jangan ada keraguan dalam mengusut kembali kasus ini jika dirasa memang diperlukan. Jangan tebang-pilih," kata Herzaky.
Herzaky juga meminta agar kubu kontra-AHY untuk tidak membuat narasi-narasi kosong.
Terlebih menebar kebohongan dan fitnah, yang disebutnya bak tong kosong nyaring bunyinya.
"Jangan seperti yang dikatakan pepatah lama, tong kosong nyaring bunyinya. Bunyinya saja besar, tapi tak ada isinya."
"Bunyinya saja besar, tetapi tak ada isinya.
Berhenti mencari sensasi yang tidak penting dan hanya melempar kegaduhan di masyarakat," pungkasnya.
Baca juga: Struktur Pengurus Demokrat Kubu Moeldoko Lengkap, Posisi Nazaruddin Diumumkan Sekjen Jhoni Allen
Sasar Ibas
Partai Demokrat versi kongres luar biasa (KLB) Sibolangit menggelar konferensi pers di Bukit Hambalang, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (25/3/2021).
Max Sopacua, salah satu inisiator KLB Partai Demokrat, mengatakan acara ini sengaja digelar di Hambalang, untuk mengingatkan kembali sejarah kelam Partai Demokrat.
“Kita tidak boleh melupakan sejarah."
"Kami kembali ke Hambalang karena proyek ini yang merontokkan elektabilitas Partai Demokrat,” kata Max di Hambalang, Kamis (35/3/2021).
Menurut dia, Hambalang adalah bagian integral yang membuat Demokrat turun ke bawah.
“Megakorupsi ini membuat elektabilitas Partai Demokrat hancur."
"Karena itu, kami ingin menyelamatkan partai ini sebelum benar-benar tenggelam,” ungkapnya.
Meskipun kasus ini sudah ditangani secara hukum, ia menilai masih ada yang belum tersentuh hukum dalam kasus ini.
“Andi Malarangeng sudah masuk penjara karena dia menteri olahraga waktu itu."
"Nazarudin, Anas Urbaningrum, dan Angelina Sondakh juga sudah menjalani hukuman."
"Itu teman-teman kami di Partai Demokrat,” tambah Max.
Namun, Max mempertanyakan ada pihak-pihak yang menikmati hasil dari Hambalang yang tidak tersentuh hukum sampai hari ini.
“Ibas kan disebut juga oleh saksi-saksi, termasuk Yulianis, tetapi hingga kini tidak tersentuh hukum,” tambahnya.
“Kami mendorong KPK untuk menindaklanjuti keterangan saksi-saksi seperti Nazarudin dan Yulianus,” paparnya.
Dengan latar belakang ini, maka Partai Demokrat versi KLB Sibolangit menggelar konferensi pers di Hambalang.
Baca juga: Kubu Moeldoko Serahkan Hasil KLB ke Kemenkumham, Ketua DPD Demokrat Kaltara Angkat Bicara
“Kami ingin agar tempat ini menjadi starting point, bukan untuk korupsi, tetapi untuk maju ke depan membela negara,” ujar Max.
Partai Demokrat pimpinan Moeldoko ingin membangun kembali citra partai dari Hambalang.
“Kami ingin mulai dari sini sekarang menuju 2024,” tegasnya.
Jangan Lupa Like Fanpage Facebook TribunKaltara.com
Follow Twitter TribunKaltara.com
Follow Instagram tribun_kaltara
Subscribes YouTube Tribun Kaltara Official