Perbatasan RI Malaysia

Minyak Goreng di Krayan Rp 35 Ribu, Program Jembara Muat 950 Kg Barang Per Tahun, Haberly: Tak Cukup

Minyak goreng di Krayan Rp 35 Ribu, program Jembara muat 950 Kg barang per tahun, Haberly: Tak cukup.

Penulis: Febrianus Felis | Editor: M Purnomo Susanto
TRIBUNKALTARA.COM/FELIS
120 ton sembako dari Serawak, Malaysia tiba di Krayan pada 11 Februari 2021. TRIBUNKALTARA.COM/ Febrianus felis. 

TRIBUNKALTARA.COM, NUNUKAN - Minyak goreng di Krayan Rp 35 Ribu, program Jembara muat 950 Kg barang per tahun, Haberly: Tak cukup.

Warga di Kecamatan Krayan, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, hingga hari ini masih mengeluhkan harga kebutuhan pokok.

Bagaimana tidak, harga minyak goreng di Krayan mencapai Rp35 ribu per bungkus. Sementara gula pasir capai Rp40 ribu per kilo.

Baca juga: Suplai BBM ke Krayan Terbatas, Bupati Nunukan Asmin Laura Beber Penyebab hingga Rencana Tambah SPBU

Baca juga: Pasokan BBM Subisidi di Perbatasan RI-Malaysia Terbatas, Warga Krayan Nunukan Terhambat ke Sawah

Baca juga: Harga BBM di Krayan Sempat Rp 35.000 Per Liter Sekarang Mulai Normal, tapi Bahan Bangunan Langka

Padahal, sebelum negeri jiran, Malaysia melakukan lockdown harga minyak goreng di Krayan hanya Rp15 ribu per bungkus. Sementara gula pasir Rp13 ribu per kilo.

"Kami di sini sudah terbiasa dengan harga sembako yang tinggi. Uang Rp100 ribu saja nyaris tidak bisa membeli apa-apa. Gula satu kilo Rp40 ribu. Minyak goreng Rp35 per bungkus. Itu barang dalam negeri. Kalau dari Malaysia sangat murah," kata Helyus Henrik, seorang petani sawah, kepada TribunKaltara.com, Minggu (28/03/2021), pukul 17.00 Wita.

Sementara, Camat Krayan Induk, Haberly mengatakan, meskipun harga kebutuhan pokok mahal, warga tak punya pilihan lain, selain membelinya.

"Ini sangat memberatkan masyarakat. Tapi tidak ada pilihan lain lagi. Hampir 85 persen mata pencaharian warga di sini bergerak di sektor pertanian. Sisanya Aparatur Sipil Negara (ASN), TNI dan Polri. Itupun tetap bertani juga," ucapnya saat dikonfirmasi melalui telepon seluler.

Menurutnya, pada Januari 2021 Pemerintah Pusat melalui Kementerian Perhubungan RI dan Perdagangan telah meluncurkan program jembatan udara (Jembara) untuk wilayah Krayan.

"Kuota Jembara untuk wilayah Krayan ada 82 flight. Untuk satu tahun barang yang dimuat hanya 950 Kg. Setiap minggu 2 kali dari Tarakan," ujarnya.

Meski begitu, kata Haberly, jatah barang kebutuhan pokok melalui Jembara hanya 950 Kg per tahun yang akan didropping ke 89 desa di Krayan.
Sehingga masih jauh dari kata cukup.

Diketahui, 89 desa itu terdiri dari 23 desa di Krayan Induk, 25 desa di Krayan Barat, 17 desa di Krayan Timur, 11 desa Krayan Tengah, dan 13 desa di Krayan Selatan.

Barang tersebut nantinya akan dikelola oleh BumDes sebelum didistrubsikan kepada warga.

"Barang yang dimuat pesawat Cessna itu yakni gula, minyak goreng, deterjen, dan lainnya. Satu desa satu flight dalam satu tahun. Artinya selama satu tahun hanya 950 kg yang didropping ke 89 desa. Itu tak cukup. Kalau dilihat dari jumlah penduduk, idealnya satu bulan sekali didatangkan 950 kg barang," tuturnya.

Beruntungnya, Krayan memiliki beras asli Krayan yang bisa menopang ekonomi dan kebutuhan hidup warga di Krayan.

"Untungnya kami punya beras lokal harganya Rp300 ribu per 15 kg," ungkapnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltara
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved