Tradisi Manene
Jasad Meninggal Puluhan Tahun Dibersihkan dan Dirias ala Pengantin, Inilah Makna Ritual Ma’nene
Jasad yang sudah meninggal puluhan tahun dibersihkan dan dirias ala pengantin. Inilah makna Ritual Ma’nene yang dilaksanakan masyarakat Toraja.
Penulis: Febrianus Felis | Editor: Sumarsono
"Jadi kalau sudah dibersihkan, lalu dikeringkan jasadnya termasuk barang yang ada di dalam peti itu. Setelah itu dipakaikan baju baru dan dikasi masuk ke dalam peti yang baru," ujarnya.
Titus Takke menjelaskan, setelah dimasukkan dalam peti, mayat belum boleh diturunkan ke liang lahat atau dimasukkan ke dalam Patane, sampai besok setelah diibadatkan.
"Jadi malam ini pihak keluarga wajib menjaga mayat di kaki lima kuburan ini.
Besok setelah potong kerbau dan babi, baru dilanjutkan dengan ibadat dan makan bersama.
Setelah itu baru peti diturunkan ke dalam liang lahat. Dan tidak boleh dibuka lagi.
Kalau mau bakar lilin, hanya sebatas di kaki lima tidak boleh masuk sembarang di dalam kuburan," tuturnya.
Biasanya di kampung, untuk jasad pria akan dikenakan pakaian yang rapi, lengkap mulai dari jas sampai kacamata.
Sedangkan, untuk jasad wanita akan dikenakan gaun pengantin. Setelah pakaian baru terpasang, jasad tersebut dibungkus dan dimasukkan kembali ke Patane.
Kemudian prosesi adat ditutup dengan Sisemba. Sisemba merupakan momen silaturahmi antar keluarga, yang dilakukan dengan makan bersama.
"Makanan yang dihidangkan besok tidak boleh sembarangan disajikan, karena harus berasal dari sumbangan setiap keluarga leluhur.
Dan ibadat nanti di lakukan di tanah kosong atau lapangan terbuka. Karena pada umumnya orang tidak mau makan kalau makanan disajikan di rumah keluarga jenazah itu," ungkapnya. (*)
Penulis: Febrianus Felis