Berita Nunukan Terkini
Update Suami Bacok Istri di Nunukan Hingga Tewas, Ipar Beber Tersangka Sering Minta Dibelikan Sabu
Update suami bacok istri di Nunukan hingga tewas, ipar beber tersangka sering minta dibelikan sabu.
Penulis: Febrianus Felis | Editor: M Purnomo Susanto
TRIBUNKALTARA.COM, NUNUKAN - Update suami bacok istri di Nunukan hingga tewas, ipar beber tersangka sering minta dibelikan sabu.
Kisah suami bacok istri hingga tewas di Nunukan, Kalimantan Utara, belum lama ini, ternyata seorang pemakai sabu-sabu.
Diketahui, pria (suami) itu bernama Musdar (28). Kesehariannya sebagai buruh penombak kelapa sawit di sebuah perusahaan sawit Desa Tabur Lestari, Kecamatan Sei Menggaris, Kabupaten Nunukan.
Baca juga: Setelah Dinasihati Riska Minta Cerai, Buruh Penombak Sawit di Nunukan Bacok Istri hingga Tewas
Baca juga: Hendak Ambil Air Wudhu, Warga Ini Dibacok Pakai Sajam
Baca juga: 3 Orang Bacok Pakai Pedang & Tabrak Korban Pakai Mobil, Pengakuan Saksi Kasus John Kei Mengejutkan
Sementara sang istri Riskawati (29), seorang ibu rumah tangga.
Saat dikonfirmasi, adik kandung korban, Risnawati (30), mengatakan semasa hidupnya, sang suami kerap kali meminta sang istri untuk membelikannya sabu-sabu.
Apabila hal itu tak dilakukannya, sang suami marah besar hingga memukulnya berkali-kali.
"Almarhumah (Riskawati), sering membelikan sabu suaminya agar dia tenang dan tidak memukul lagi. Tapi bukannya berubah malah tambah parah sampai adik saya dibunuh seperti itu," kata Risnawati kepada TribunKaltara.com, Minggu (18/04/2021), pukul 15.00 Wita.
Risnawati mengaku, hampir 7 bulan ini, hubungannya dengan almarhumah layaknya bukan saudara kandung.
Pasalnya ia sempat dilaporkan ke Polisi oleh adik kandungnya sendiri (almarhumah) atas kehendak dari iparnya (suami/ pelaku) sendiri. Bahkan disertai ancaman kepada almarhumah.
"Sudah 7 bulan kami tidak saling komunikasi. Ada permasalahan pribadilah. Suaminya itu ngancam mau ceraikan adik saya kalau dia nggak mau laporkan saya ke Polisi bahkan mau pukul adik saya," ucapnya.
Menurutnya, kabar sang adik dibunuh olen suaminya itu, ia peroleh dari tetangganya.
Lantaran, rumah almarhumah terletak cukup jauh dari rumah Risnawati.
"Rumah kami berjauhan sekira 3 kilometer dari rumah. Pada saat itu sekira pukul 16.00 Wita, ada telepon masuk dari tetangga. Saya nggak dengar deringan telepon masuk. Pas ke luar rumah, tetangga teriak panggil saya, risna...risna adikmu si bolong meninggal diparangi suaminya. Panggilan akrab almarhumah itu bolong.
Mendengar itu saya syok. Saya coba tenangkan diri lalu telepon mama, ngasih kabar ke kampung. Setelah itu saya ke TKP sama adik kandung saya laki-laki. Waktu ke sana saya dapati almarhumah sudah ditutupi mayatnya sama 2 petugas Polisi. Saya hanya bisa saksikan dari bawah rumah, banyak darah berceceran di depan pintu rumah almarhumah," ujarnya.
Almarhumah merupakan anak ketiga dari 5 bersaudara. Terdiri dari laki-laki 2 orang dan perempuan ada 3 orang.