Berita Daerah Terkini

Ketua IDI Dukung Pemkot Bontang, Gunakan Rapid Antigen Ketimbang GeNose C19, Ini Alasannya

Keputusan Pemkot Bontang tak berminat menggunakan GeNose C19 sebagai alat diteksi dini Covid-19 dinilai tepat.

Editor: Junisah
TRIBUNKALTIM.CO
dr Suhardi Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Bontang 

TRIBUNKALTARA.COM, BONTANG-Keputusan Pemkot Bontang tak berminat menggunakan GeNose C19 sebagai alat diteksi dini Covid-19 dinilai tepat.

Hal itu disampaikan dr Suhardi Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Bontang, Jumat (23/04/2021).

Secara harga memang alat GeNose jauh lebih murah jika dibanding dengan alat tes swab antigen dan PCR. Tapi kalau akurasinya tak bisa dipertanggung jawabkan, maka sebaiknya harus gunakan alat lebih mahal.

Baca juga: Perusahaan Tidak Dibayar THR, Begini Cara Melapor ke Disnaker Kaltara, Ini Nomor Telepon Poskonya

"Iya tidak masalah mahal. Dari pada murah tapi hasil tesnya tidak jelas. Jadinya sama aja pemborosan," ujar dr Suhardi.

Ia menjelaskan, penggunaan alat GeNose C19 belum dapat direkomendasikan lantaran akurasinya hingga saat ini belum terukur.

Saat uji coba, alat GeNose C19 yang digunakan untuk beberapa ke pasien Positif Covid-19 menemukan hal yang tidak konsisten. Sejumlah sampel tes justru hasilnya negatif.

"Memang akurasinya belum jelas. Sudah dicoba beberapa ke pasien positif. Malah hasil ada yang negatif ada juga yang positif. Artinya memang belum akurat," tuturnya.

Berbeda dengan alat tes antigen dan Polymerase chain reaction (PCR)  yang memiliki tingkat akurasi tinggi.

Baca juga: Disnaker Bulungan Buka Posko Pengaduan THR, Pegawai Dapat Laporkan Perusahaan yang Tidak Bayar THR 

Untuk antigen, rata-rata tingkat akurasinya bisa mencapai 90 persen. Sebab tes diagnostik ini dapat mendeteksi protein spesifik dari virus corona SARS-CoV-2 penyebab Covid-19.

Antigen adalah zat yang dapat merangsang imun. Zat ini bisa berupa protein, polisakarida, dan lain-lain.

Saat terinfeksi virus, tubuh secara alami akan merespons dengan mengeluarkan protein spesifik tertentu.

Virus penyebab Covid-19 memiliki beberapa antigen yang sudah dikenali, seperti nukleokapsid fosfoprotein dan spike glikoprotein.

Tes swab antigen dapat melihat keberadaan antigen di dalam tubuh, sehingga bisa diketahui apakah seseorang sedang terinfeksi virus Covid-19 atau tidak.

"Ini cara kerjanya jelas, bisa mengenali virus. Namun pada kondisi orang tertentu ada juga yang enggak terbaca virusnya. Tapikan jarang," tuturnya.

Sementara, untuk cara kerj tes swab PCR ini mendeteksi materi genetik virus corona SARS-CoV-2 penyebab Covid-19. Tes ini juga dapat mendeteksi fragmen virus bahkan saat seseorang sudah tidak terinfeksi.

Teknologi PCR mampu melihat materi genetik virus dengan teknik amplifikasi atau perbanyakan.

Baca juga: Dipanggil Satgas Pangan, Distributor Ngaku Beras dan Gula Repacking untuk Pribadi, Tidak Untuk Umum

Virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 memiliki materi genetik yang memiliki rantai tunggal asam ribonukleat (RNA).

Pemeriksaan virus jenis ini dilakukan dengan mengubah RNA menjadi asam deoksiribonukleat (DNA) yang memiliki rantai ganda.

Setelah diubah menjadi DNA, materi genetik tersebut diperbanyak lewat alat PCR. Apabila mesin PCR mendeteksi adanya materi genetik virus corona, maka hasil tes dinyatakan positif Covid-19.

"Kalau pas tes antigenya menemukan hasil negatif tapi pasien punya gejala yang sama dengan penderita Covid-19, maka lanjut tes PCR," tandasnya.

(*)

Sumber: Tribun Kaltara
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved