Berita Nunukan Terkini

Pandemi Covid-19, Pedagang Ini Banting Setir dari Jualan Buku ke Kue Kering: Pembeli Tetap Sepi

H-5 jelang Idul Fitri 1442 Hijriah, toko kue kering dan cemilan khas lebaran di Nunukan masih terpantau sepi.

Penulis: Febrianus Felis | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM/ FEBRIANUS FELIS
Sari memegang parsel lebaran dengan harga Rp400 ribu, Jalan TVRI Nunukan, Kalimantan Utara, Sabtu (08/05/2021), siang. 

TRIBUNKALTARA.COM, NUNUKAN - H-5 jelang Idul Fitri 1442 Hijriah, toko kue kering dan cemilan khas lebaran di Nunukan masih terpantau sepi.

Sudah menjadi hal yang lazim, jelang Idul Fitri, toko dipinggir jalan ramai menjual pernak-pernik lebaran, kue kering, dan parsel.

Meski begitu, nuansa lebaran di tengah pandemi Covid-19 tentu berbeda dengan sebelum pandemi.

Baca juga: Jadwal Buka Puasa dan Azan Magrib di Nunukan pada 26 Ramadan 1442 Hijriah atau Sabtu 8 Mei 2021

Lantaran, aktivitas warga dibatasi dengan sejumlah kebijakan pemerintah dalam menerapkan protokol kesehatan Covid-19.

Mulai larangan mudik Idul Fitri, salat Ied hanya untuk wilayah zona hijau dan zona kuning, hingga larangan open house/ halal bihalal.

Sari (30), seorang pedagang di Nunukan, mengaku awalnya toko miliknya itu khusus untuk menjual buku-buku sekolah termasuk beberapa perlengkapan anak sekolah lainnya.

Namun, gegara pandemi Covid-19 membuat pelaksanaan pembelajaran dilakukan secara virtual. Sehingga, toko buku miliknya menjadi sepi pengunjung.

Hal itu membuat Sari memutuskan untuk lebih fokus menjual pernak-pernik lebaran, kue kering, parsel lebaran, dan beberapa keperluan Idul Fitri lainnya.

Baca juga: Jadwal Buka Puasa dan Azan Magrib di Nunukan pada 26 Ramadan 1442 Hijriah atau Sabtu 8 Mei 2021

"Sebenarnya ini toko buku namanya toko Buku Berkat. Tapi karena pembelajaran anak sekolah secara virtual jadi pemasukan kurang. Makanya, setiap hari raya baik Natal, tahun baru, dan juga lebaran, kami mengambil kesempatan untuk menjual barang yang diperlukan sesuai kebutuhan hari raya. Tapi pengunjung masih sepi sampai sekarang," kata Sari kepada TribunKaltara.com, saat ditemui disela aktivitasnya melayani pembeli kue kering, Sabtu (08/05/2021), siang.

Lanjut Sari,"Paling datang satu dua orang saja. Mungkin karena open house dilarang pemerintah sehingga pengunjung jadi sepi. Kalaupun ada yang membeli tidak dalam jumlah banyak. Yang sering dibeli itu kue kering nanas harganya Rp80 ribu per toples. Ada juga cemilan jawa dari Surabaya itu harganya bervarian mulai Rp15-40 ribu per bungkus," ucapnya.

Sari menjual berbagai macam kebutuhan Idul Fitri, mulai pernak-pernik lebaran kisaran Rp25-60 ribu, kue kering kisaran Rp20-100 ribu, kue bangke asal Tawau Rp85 ribu. Sementara itu, untuk parsel lebaran bervarian harganya mulai dari Rp100-400 ribu.

Baca juga: Larangan Mudik, Penumpang di Pelabuhan Speedboat Malinau Sepi, Pengiriman Logistik Padat 

"Kalau parsel lebaran ada yang Rp100 ribu, Rp150 ribu, Rp200 ribu, dan Rp400 ribu. Tergantung isinya. Yang paling mahal itu ada tambahan minuman sirup di dalamnya. Kalau misalnya kue kering orang ambil banyak kami kasi diskon," ujarnya.

Sari berharap, pandemi Covid-19 segera berakhir, sehingga perekonomian masyarakat Nunukan kembali membaik.

"Kalau perekonomian membaik artinya daya beli masyarakat juga meningkat. Tentu semua pedagang harapkan hal yang sama," ungkapnya.

(*)

Penulis: Febrianus Felis

Sumber: Tribun Kaltara
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved