Berita Nunukan Terkini

Pelaku UMKM di Nunukan Ngaku tak Dapat Jatah Tabung Elpiji 3 Kg, Sempat Tolak Pesanan Kue Idul Fitri

Pelaku UMKM di Nunukan ngaku tak dapat jatah tabung Elpiji 3 Kg, sempat tolak pesanan kue Idul Fitri.

Penulis: Febrianus Felis | Editor: M Purnomo Susanto
TRIBUNKALTARA.COM/FELIS
Ketua UMKM Kabupaten Nunukan, Robianti. TRIBUNKALTARA.COM/ Febrianus Felis. 

TRIBUNKALTARA.COM, NUNUKAN - Pelaku UMKM di Nunukan ngaku tak dapat jatah tabung Elpiji 3 Kg, sempat tolak pesanan kue Idul Fitri.

Pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Nunukan, Kalimantan Utara, akui tak mendapat tabung elpiji 3 Kg.

Padahal, sesuai Peraturan Menteri ESDM nomor 26 tahun 2009 tentang Penyediaan dan Pendistribusian Liquefied Petroleum Gas, elpiji bersubsidi itu juga diperuntukkan bagi pelaku UMKM.

Baca juga: Bupati Nunukan Marah Tahu ASN Memasok Elpiji 3 Kg, Asmin Laura: Jangan Berlagak jadi Orang Susah Ya

Baca juga: Pengawasan Belum Maksimal, Distribusi Elpiji 3 Kg tak Tepat Sasaran, Bupati Nunukan Malu Karena ini

Baca juga: Elpiji 3 Kg di 2 Kelurahan Langka, Kabag Ekonomi Nunukan Ingatkan Lurah tak Salahgunakan Kewenangan

Ketua UMKM Kabupaten Nunukan, Robianti mengaku sulit mendapatkan tabung bersubsidi itu, sejak adanya kebijakan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) dijadikan syarat untuk menerima gas elpiji 3 Kg.

"Kami pelaku usaha terus terang agak kesulitan untuk mendapatkan tabung gas 3 Kg itu sejak diberlakukan SKTM sebagai syarat untuk mendapatkan tabung gas itu. Data Dinas UMKM sebelum pandemi itu ada 2.900 pelaku UMKM. Saat pandemi bertambah jadi 13.500 pelaku UMKM," kata Robianti kepada TribunKaltara.com, Selasa (18/05/2021), sore.

Bahkan, jelang Idul Fitri 1442 Hijriah lalu, ia sempat menolak beberapa pesanan kue kering, akibat kehabisan tabung gas elpiji 3 Kg.

Lantaran, tak ada pilihan lain, wanita yang akrab disapa Robi itu, terpaksa membeli tabung gas 16 Kg, produk Malaysia.

"Idul Fitri kemarin saya tolak beberapa pesanan kue, hanya karena tidak ada tabung gas 3 Kg. Karena tak ada pilihan lagi, akhirnya saya beli gas Malaysia dengan harga Rp320 ribu," ucapnya.

Robi menuturkan dirinya dilema jika menggunakan tabung gas Malaysia yang terbilang sangat mahal itu.

Lantaran, berdampak pada naiknya harga jual produk kue kering termasuk usaha dodolnya.

"Untuk produk dodol, satu kali produksi itu bisa sampai 1 ton. Dilemanya itu, kalau kami pakai tabung gas 3 Kg otomatis harganya murah, sehingga harga jual produk sesuai HPP yang sudah ditentukan. Tapi, kalau pakai tabung gas Malaysia, otomatis harga akan melonjak. Itu yang kami jaga," ujarnya.

Menurutnya, dalam satu kali produksi kue kering ia bisa menghabiskan satu tabung gas 3 Kg.

Sedangkan, jika menggunakan tabung gas Malaysia, ia bisa gunakan produksi usahanya sampai 4 hari, tergantung pemakaian.

"Karena untuk produksi kue kering waktu yang dibutuhkan itu 5 jam. Nah, tabung gas Malaysia bisa sampai 4 hari, kalau pakainya dari pagi sampai sore. Sebelum ada penerapan SKTM, kemana mana bisa cari walapun mahal. Saya sempat beli di pengecer itu Rp70 ribu per tabung. Ya mau tidak mau," tuturnya.

Dia berharap kepada pemerintah daerah, agar kendala pendistribusian elpiji 3 Kg itu bisa segera diselesaikan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltara
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved