Berita Malinau Terkini
Perusda Intimung Sebut Program Rasda Malinau Tak Mandek: yang Penting Petani Mau Menunggu Pembayaran
Divisi Rasda Perusda Intimung membantah jika pihaknya tidak lagi menyerap gabah hasil panen petani.
Penulis: Mohamad Supri | Editor: Junisah
Ketua Kelompok Tani Femung Pebaya Desa Semengaris, Agustinus menyampaikan, Perusda Intimung saat ini tidak lagi menyerap gabah hasil panen petani.
"Kami juga tidak tau apa problemnya. Kenapa sampai sekarang, gabah petani tidak lagi diterima sama Perusda, padahal sebelum-sebelumnya normal," ujarnya kepada TribunKaltara.com, Senin (31/5/2021).
Baca juga: Berasal dari Malaysia, Puluhan Produk Tanpa Izin Edar Ditemukan BPOM Tarakan di Pasar Selama Ramadan
Agustinus menjelaskan, sebelumnya tidak pernah ada kendala. Tahun sebelumnya, Perusda Intimung masih rutin menampung gabah petani.
Menurutnya, sejak Februari 2021 Perusda Intimung tidak lagi merespon permintaan penjualan gabah milik petani. Bahkan, ada beberapa anggota kelompok tani yang belum menerima hasil penjualan gabah miliknya.
"Kemarin-kemarin lancar saja. Mulai Februari itu, Perusda tidak mau lagi nampung hasil panen kami. Teman-teman juga ada yang belum dibayar hasil penjualan padinya, sampai sekarang," katanya.
Dengan sistem beli putus, Petani akan langsung menerima hasil penjualan gabah miliknya dari Perusda Intimung.
Perusda Intimung membeli gabah milik petani seharga Rp 6 ribu rupiah per kilogram. Hasil penjualan gabah dapat langsung diperoleh petani seusai penjualan.
Agustinus meminta agar pemerintah daerah dapat menyelesaikan permasalahan yang dihadapi petani. Mengingat program Rasda plus menjadi prioritas Pemerintah Daerah Kabupaten Malinau.
Saat ini, kelompok tani miliknya harus memikirkan alternatif lain untuk menjual hasil panen. Jika lumbung padi tidak lagi mencukupi, petani harus menjual sebagian gabah miliknya.
Baca juga: Sopir Truk Trailer Kaget, Alami Kecelakaan di Tenggarong Seberang, Begini Kronologi Kejadiannya
Belum lagi dihantui kemungkinan banjir yang nantinya akan berpengaruh terhadap kualitas gabah jika ikut terendam air.
"Kami mohon kejelasan dari pihak Perusda dan pemerintah daerah, terkait kelanjutan program Rasda Plus. Kasihan petani, bagaimana nantinya kalau gabah terus ditolak Perusda. Nasib kita petani tidak jelas ke depannya," ucapnya.
(*)
Penulis : Mohammad Supri
Jangan Lupa Like Fanpage Facebook TribunKaltara.com
Follow Twitter TribunKaltara.com
Follow Instagram tribun_kaltara
Subscribes YouTube Tribun Kaltara Official