Berita Tarakan Terkini
Cabai Rawit dan Ikan Bandeng Ikut Sumbang Deflasi di Kalimantan Utara pada Juni 2021
Kepala KPwBI Provinsi Kaltara, Yufrizal mengatakan, Kalimantan Utara pada Juni 2021 tercatat mengalami deflasi sebesar mines 0,15 persen.
Penulis: Andi Pausiah | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM, TARAKAN – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Kaltara merilis perkembangan inflasi dan deflasi di Provinsi Kaltara dan Tarakan untuk periode Juni 2021.
Dalam rilisnya, Kepala KPwBI Provinsi Kaltara, Yufrizal mengatakan, Juni 2021, Kota Tarakan mengalami deflasi sebesar mines 0,19 persen (mtm), berbeda dengan Kota Tanjung Selor yang mengalami inflasi sebesar 0,01 persen. Dengan kondisi tersebut, Kalimantan Utara pada Juni 2021 tercatat mengalami deflasi sebesar mines 0,15 persen.
Lebih lanjut dibeberkan Yufrizal, sejalan dengan pola historis tahunan Provinsi Kaltara pada periode pasca HBKN Ramadan dan Idul Fitri 1442 Hijriah yang cenderung mengalami deflasi.
Baca juga: Apa Itu Inflasi? Simak Pengertian, Sebab serta Data Terbaru Inflasi di Indonesia oleh BPS
Pelemahan tekanan inflasi ini, disebabkan oleh normalisasi harga komoditas, terutama untuk komoditas pada kelompok transportasi dan bahan makanan, pasca festive effect HBKN Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri Mei 2021 lalu.
Lebih jauh ia menjelaskan, adapun kelompok transportasi, mengalami deflasi sebesar mines 1,01 persen lebih rendah dibanding bulan sebelumnya yang mengalami inflasi sebesar 1,42 persen. Sejalan dengan hal tersebut, kelompok makanan, minuman, dan tembakau tercatat juga mengalami deflasi sebesar mines 0,11 persen.
Baca juga: Ikut Pantau Harga Pasar, Kepala KPwBI Kaltara Sebut Stabilisasi Harga jadi Solusi Tekan Inflasi
“Dan jauh lebih rendah dibanding Mei 2021 yang mengalami inflasi sebesar 0,83 persen. Berdasarkan perkembangan tersebut, inflasi tahunan Provinsi Kaltara pada periode Juni 2021 sebesar 1,69 persen dalam (yoy) atau berada di bawah kisaran sasaran inflasi 3,0 persen,” beber Yufrizal.
Rendahnya tekanan inflasi pada kelompok transportasi lanjutnya, dipengaruhi oleh normalisasi harga angkutan udara akibat dari penurunan demand masyarakat sejalan dengan telah berakhirnya masa festive effect akibat HBKN Hari Raya Idul Fitri. Secara bulanan dan tahunan, kelompok transportasi mencatat inflasi dengan andil sebesar mines 0,12 persen dan dan 0,51 persen.

Di sisi lain, tiga komoditas yang memberikan andil deflasi bulanan dari kelompok makanan, minuman dan tembakau antara lain cabai rawit mines 0,18 persen, angkutan udara mines 0,12 persen, dan ikan bandeng atau bolu mines 0,03 persen.
Sementara itu tambahnya, komoditas yang memberikan andil inflasi bulanan terbesar yaitu sawi hijau 0,08 persen dan kacang panjang 0,04 persen. Tekanan inflasi Juni 2021 untuk kelompok makanan, minuman, dan tembakau jauh menurun dibandingkan bulan sebelumnya disebabkan menurunnya demand atau permintaan masyarakat pasca HBKN Hari Raya Idul Fitri di tengah pasokan dan rantai distribusi yang terjaga.
Baca juga: Kenaikan Tarif Angkutan Udara Pengaruhi Inflasi April 2021, Terendah di Tiga Tahun Terakhir
“Itu sejalan dengan koordinasi yang terus dilakukan oleh Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) untuk menjaga agar inflasi tetap rendah dan stabil. Secara bulanan, kelompok makanan, minuman, dan tembakau tercatat mengalami deflasi dengan andil sebesar mines 0,03 persen. Sementara secara tahunan kelompok ini tercatat mengalami inflasi dengan andil sebesar 0,66 persen,” beber Yufrizal.
Ia melanjutkan, inflasi akan tetap dijaga sehingga berada pada sasaran inflasi 2021, yaitu 3,0 persen. Untuk itu, koordinasi antara pemerintah, Bank Indonesia dan lembaga terkait yang tergabung dalam Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) terus diperkuat, dengan melakukan berbagai tindakan yang merupakan hasil dari High Level Meeting (HLM) TPID dengan pemerintah provinsi dan kabupaten kota di Kaltara.
“Selain itu juga Kalimantan Utara melakukan pengendalian harga komoditas pada komoditas yang berpotensi mengalami inflasi. Selain itu, dalam menghadapi sejumlah risiko yang dapat mendorong kenaikan harga, Bank Indonesia terus mendorong Pemda setempat untuk melakukan Kerja Sama Antar Daerah (KAD) terutama untuk komoditas yang memiliki tekanan inflasi yang tinggi dan frekuensi yang sering,” jelasnya.
Baca juga: Kalimantan Utara Alami Inflasi 0,12 Persen, Tanjung Selor Jadi Kota dengan Inflasi Terendah
Terkait dengan risiko spillover dari pemberlakuan PPKM darurat di Jawa dan Bali, TPID di wilayah Provinsi Kaltara bersama dengan lima kabupaten dan kota akan terus bersinergi untuk memastikan ketercukupan supply dan kelancaran jalur distribusi serta logistik bahan pangan khususnya yang berasal dari Pulau Jawa dan Bali.
(*)
Penulis: Andi Pausiah