Berita Tana Tidung Terkini
Ketua PKK Vamelia: Kekerasan Verbal Jadi Tantangan Orangtua saat Dampingi Anak Belajar dari Rumah
Selama masa pandemi Covid-19 ini, orangtua mau tidak mau menggatikan peran guru di sekolah mendampingi anak-anak belajar dari rumah atau secara daring
Penulis: Rismayanti | Editor: Sumarsono
TRIBUNKALTARA.COM, TANA TIDUNG – Selama masa pandemi Covid-19 ini, orangtua mau tidak mau menggatikan peran guru di sekolah mendampingi anak-anak belajar dari rumah atau secara daring.
Ketua Tim Penggerak PKK Tana Tidung, Vamelia Ibrahim mengatakan, selama pandemi Covid-19 ini, orangtua sebenarnya yang mengambil alih, dimana setiap pembelajaran harus bisa diajarkan kepada anak-anaknya.
Materi pelajaran yang kian hari kian berkembang sering kali sulit dipahami anak. Apalagi dengan penjelasan dari guru yang terkadang minim.
Baca juga: Hari Anak Nasional, Bupati Tana Tidung Ibrahim Ali: Dampingi Anak Belajar di Rumah dengan Sabar
Vamelia menyampaikan, hampir 15 persen kendala yang dihadapi orangtua saat mendampingi anak belajar di rumah, yaitu kurang memahami materi pelajaran anak.
Sementara, 40 persen orangtua sulit menjelaskan pembelajaran kepada anak.

Vamelia mengatakan, hal Inilah yang menjadi salah satu tantangan orangtua. Menjadi pengganti guru di sekolah, namun kurang memahami materi pelajaran anak.
"Inilah yang terkadang buat orang tua stres, sehingga tidak mungkin kita tidak melakukan kekerasan verbal. Pasti kekerasan verbal itu ada, seperti ngomel-ngomel," ujarnya dalam Talkshow Hari Anak Nasional yang digelar TribunKaltara.com, Jumat (23/7/2021)
Selain Vamelia, narasumber yang hadir Pakar Pendidikan Dr Baharuddin dan Kepala Disdikbud Kabupaten Tana Tidung Jafar Sidiq.
Baca juga: Istri Bupati Tana Tidung Vamelia Ibrahim Programkan Satu PAUD Satu Laptop, Ini Alasannya
Berdasarkan hasil survei Unicef tahun 2020, sekitar 30 persen anak mengalami kekerasan verbal ketika mengikuti pembelajaran secara daring.
Kekerasan verbal, kata Vamel, mungkin dipandang biasa saja bagi orang tua, namun dampak negatif yang diterima anak, sangatlah membekas.
Memang tidak membekas secara fisik. Akan tetapi membekas di mental atau psikis anak. Sehingga hal itu berdampak pada anak, salah satunya menjadi sulit mengambil keputusan
Baca juga: Alasan Demi Meningkatkan Mutu, Dinas Pendidikan Tana Tidung Minta Anggaran Rp 12 Miliar ke DPRD
"Kemudian bisa menimbulkan ketidakpercayaan diri pada anak, sulit bersosialisasi, mudah stress, bersikap terlalu agresif, dan lambatnya proses tumbuh kembang.
Mungkin ini tidak terlalu diperhatikan oleh orang tua, tapi tolong kedepannya diperhatikan," tandasnya.
(*)
Penulis: Risnawati