BRI Tanjung Selor Dukung Koperasi Desa Merah Putih di Tana Tidung, Fokus Kuatkan Ekonomi Desa

TRIBUNKALTARA.COM, TANA TIDUNG - Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Tanjung Selor gandeng 32 desa dari lima kecamatan sebagai bentuk dukungan Program Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) di Tana Tidung, Kalimantan Utara.

Disampaikan Pimpinan Cabang BRI Tanjung Selor, Ali Topan keberadaan KDMP sejalan dengan misi pemerintah untuk memperkuat ketahanan pangan dan perekonomian desa.

“Ada 32 desa di Tana Tidung yang bekerja sama dengan BRI. Jadi semua desa itu bekerja sama dengan kita karena kita wajib. KDMP ini kan programnya Bapak Presiden untuk mewujudkan Asta Cita beliau, salah satunya ketahanan pangan,” ujar Ali Topan kepada TribunKaltara.com, Rabu (17/9/2025).

Ali Topan menegaskan, sejak awal berdiri, BRI memang fokus pada penguatan UMKM dan perekonomian desa. Karena itu, pihaknya menyambut hadirnya KDMP sebagai mitra baru dalam memperkuat pondasi ekonomi di tingkat desa.

Baca juga: Kopdes Pertama di Tana Tidung Resmi Berdiri di Desa Sepala Dalung, Tawarkan Harga Murah Bagi Warga

“Di Indonesia yang utama itu ekonomi di desa yang harus kita kuatkan. Kebetulan BRI sejak lahir kerjanya memang di situ, UMKM dan penguatan ekonomi desa. Jadi dengan adanya KDMP ini kami mendapatkan semangat baru, mitra baru untuk memperkuat ekonomi desa,” jelasnya.

Lebih lanjut, ia mengatakan BRI akan memberikan dukungan penuh sesuai instruksi pemerintah pusat. 

Termasuk melalui program pengembangan seperti Desa Brilian yang dinilai sejalan dengan arah KDMP.

“Pasti kita support sesuai dengan instruksi Bapak Presiden melalui PMK. Kita akan support dan banyak program di BRI juga terkait pengembangan Desa Brilian, itu kan match dengan BRI,” katanya.

Terkait pembiayaan, Ali menjelaskan setiap koperasi akan disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing. 

Ada yang bergerak di bidang sembako, pertanian, hingga apotek. Semua itu akan melalui proses penilaian perbankan sebelum mendapat dukungan dana.

“Untuk pembiayaan nantinya itu harus sesuai kebutuhan koperasi. Jadi setiap koperasi berbeda karena mungkin ada yang bergerak di apotek, ada di sembako, atau pertanian. Itu pasti beda, dan tetap harus melalui proses assessment, apakah layak atau tidak untuk dibiayai,” paparnya.

Ali menambahkan, bunga yang akan dikenakan nantinya akan lebih rendah dari suku bunga komersil, karena masuk dalam program pemerintah.

“Memang ada bunga yang dikenakan. Untuk persentasenya masih belum, tapi yang jelas jauh lebih rendah dari bunga komersil karena ini masuk program pemerintah,” tuturnya.

Ia pun mendorong agar setiap koperasi membuat rencana kerja yang jelas dan terukur sehingga bisa dipertimbangkan dalam pembiayaan.

“Makanya saat sambutan Bupati menyampaikan, buat rencana yang bagus, kebutuhannya berapa, nanti kita hitung. Kalau sesuai, kita bisa masuk di situ,” pungkasnya.

(*)

Penulis : Rismayanti