Berita Tarakan Terkini

Status Tarakan Berubah-ubah, Sekarang jadi Zona Merah Covid-19, Wali Kota Beber Kunci Prokes Ketat

Status zona Kota Tarakan berubah-ubah, sekarang jadi zona merah Covid-19, Wali Kota dr Khairul beber kunci utama prokes yang ketat.

Penulis: Andi Pausiah | Editor: M Purnomo Susanto
TRIBUNKALTARA.COM/ANDI PAUSIAH
Aktivitas warga Tarakan di sejumlah tempat umum. TRIBUNKALTARA.COM/ANDI PAUSIAH 

TRIBUNKALTARA.COM,TARAKAN – Status zona Kota Tarakan berubah-ubah, sekarang jadi zona merah Covid-19, Wali Kota dr Khairul beber kunci utama prokes yang ketat.

Merunut perkembangan status zona di Kota Tarakan, memasuki Agustus 2021, Tarakan berubah zona menjadi zona merah.

Ini dipaparkan Wali Kota Tarakan saat pertemuan bersama Panglima TNI dan Kapolri Jumat (5/8/2021) lalu.

Update Tambah 72, Kasus Covid-19 Nunukan jadi 4.244, Pasien Sembuh 168 & Meninggal Dunia 1 Orang

Baca juga: Update Capaian Vaksinasi Covid-19 Malinau, Penerima Dosis Bertambah 0,32 Persen, 8 Agustus 2021

Baca juga: Program Vaksinasi Covid-19 di Kaltara, Nunukan Dapat Perhatian Khusus, Ini Alasannya

Wali Kota Tarakan, dr. Khairul membeberkan kondisi status zona Kota Tarakan yang terus berubah-ubah.

Pertama kata Khairul, jika melihat perkembangan kasus Tarakan, 6 Juni 2021 lalu Tarakan hampir saja memasuki zona hijau.

“Waktu itu Kami tinggal 4 kelurahan masih zona kuning dari 20 kelurahan yang ada,” beber Khairul.

Lalu lanjutnya, memasuki 22 Juni 2021, dua pekan setelah itu, status berubah, zona kuning bertambah menjadi 8 kelurahan.

Sementara untuk zona hijau berkurang dan hanya tersisa 12 kelurahan berzona hijau saat itu.

Pada perkembangannya lanjut Khairul, saat itu di awal Juli sudah dilakukan antisipasi melakukan pengetatan di pintu masuk.

Pengetatan berupa pengambilan sampling penumpang secara acak dengan swab antigen.

“Dan hasilnya ada beberapa kasus kami temukan di pintu masuk lalu kami lakukan karantina,” urainya.

Kemudian mulai tanggal 18 Juli 2021, Tarakan akhirnya kehilangan zona hijau.

Hanya tersisa zona kuning lima kelurahan dan didominasi zona oranye mulai bertambah banyak.

Lalu, di akhir Juli, atau 24 Juli 2021, zona kuning tersisa empat dan oranye mencapai 11 kelurahan.

“Kemudian muncul zona merah lima kelurahan. Tanggal 26 Juli 2021, tadinya kami zona kuning dan oranye, lalu kami masuk di zona merah. Dan per 4 Agustus 2021, tinggal dua kelurahan berstatus zona kuning, 5 kelurahan berstatus oranye dan 13 kelurahan memasuki zona merah,” jelasnya.

Saat ini lanjutnya, penyebab terjadinya pertambahan kasus, di samping awalnya hanya pelaku perjalanan klaster perkantoran dan tenaga kesehatan, juga banyak tenaga kesehatan yang ikut terpapar.

Begitu juga muncul klaster perusahaan yang banyak terpapar.

“Kami sudah berlakukan WFH dan WFO. Tergantung masing-masing kantor sesuai Inmendagri. Kami serahkan ke perusahaan melihat situasi masing-masing,” jelasnya.

Strategi yang dijalankan selama ini, upaya 3T sudah dilakukan rutin disamping berusaha melakukan promosi dan edukasi kepada masyarakat.

Kunci utama lanjutnya adalah bagaimana edukasi kepada masyarakat untuk tetap prokes dengan ketat sampai pandemic berakhir.

“Kami melihat gelombang konfirmasi turun naik dan biasanya kita bisa atasi dengan prokes ketat. Kami setiap hari lakukan testing 700 sampai 800 per hari. Sebenarnya ditarget dari Inmendagri 376 per hari. Kami lakukan testing 2 kali lipat dari target yang ditetapkan Inmendagri,” urai Khairul.

Saat ini juga melihat kondisi jumlah tempat tidur untuk pasien Covid-19 berjumlah 180, BOR pada posisi 4 Agustus 2021 lalu mencapai 64 persen.

Memang persoalannya saat ini lanjutnya lagi, sama yang dialami hampir seluruh Indonesia, sedang kekurangan oksigen.

Rerata yang masuk dirawat bergejala berat memerlukan oksigen.

“Perlu oksigen cukup banyak. Solusinya kemarin kami beli dari luar. Dari Balikpapan termasuk kami dapat bantuan CSR Pupuk Kaltim sudah terima 400 tabung. Meski Tarakan ada produksi tapi hanya sekitar 200 tabung per hari. Sementara kebutuhan 500 tabung per hari,” ujarnya.

Selanjutnya persoalan vaksinasi, Tarakan baru mencapai 15 persen. Paling tinggi di tenaga kesehatan 94 persen, lansia 13, 84 persen dengan berbagai kendala.

Pelayan publik mencapai 73,43 persen, masyarakat rentan 4,7 persen dan masyarakat umum 9 persen serta remaja 0,12 persen.

Memang lanjutnya, kekurangan vaksin menjadi kendala saat ini. Pihaknya siap namun alokasi vaksin terbatas didropping dari pusat. Target 65 persen bisa dicapai her immunity.

“Mudahan vaksinasi, Tarakan pintu masuk, kalau Tarakan bisa diblock, maka empat kabupaten lainnya bisa terikut dalam penurunan angka kasus,” jelasnya.

Kendala lainnya, ingin menambah BOR. Masih bisa ditambah untuk perawata pasien Covid-19. Namun lagi-lagi keterbatasan sumber daya manusia (SDM) atau tenaga perawat.

Baca juga: Jokowi Soroti Kasus Covid-19 Tinggi di Luar Jawa-Bali, Minta Kaltim Hati-hati: Kasus Naik dan Turun

Baca juga: Selama Pandemi Covid-19, Area Pro Sehat Malinau Jadi Primadona Lokasi Bersantai di Akhir Pekan

Baca juga: Bagaimana Jika Telat Peroleh Dosis Vaksin ke-2? Simak Penjelasan Jubir Vaksinasi Covid-19 Kemenkes

“Kami mau rekrut takut. Ada beberapa perawat direkrut begitu tahu tugasnya lari semua. Ini kami mau terima kadang hanya dapat lima tenaga,” jelasnya.

Juli 2021 meningkat kasusnya, ditambah kondisi APBD terbatas. Ia mengakui sudah melayangkan surat beberapa waktu lalu, untuk meminta tambahan APBD.

“Mudahan bisa membantu mempercepat proses penanganan pasien dan bulan berikutnya pasien bisa turun,” pungkasnya. (*)

Penulis: Andi Pausiah

Jangan Lupa Like Fanpage Facebook TribunKaltara.com

Follow Twitter TribunKaltara.com

Follow Instagram tribun_kaltara

Subscribes YouTube Tribun Kaltara Official

Sumber: Tribun Kaltara
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved