Berita Nasional Terkini

Harga Tes PCR di Indonesia Jauh Lebih Mahal Dibanding d India, Prof Tjandra: Ini Perlu Ditelusuri

Harga tes Polymerase Chain Reaction (PCR) di Indonesia ternyata jauh lebih mahal dibanding di India. Hal ini menjadi pertanyaan sejumlah kalangan.

Editor: Sumarsono
TRIBUNKALTARA.COM/FELIS
Kantor Kesehatan Pelabuhan Nunukan lakukan pemeriksaan swab PCR terhadap 50 WNI stranded dari Tawau, Malaysia yang tiba di Pelabuhan Tunon Taka Nunukan, beberapa waktu lalu. 

TRIBUNKALTARA.COM, JAKARTA – Harga tes Polymerase Chain Reaction (PCR) di Indonesia ternyata jauh lebih mahal dibanding di India. Hal ini menjadi pertanyaan sejumlah kalangan, termasuk  Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI), Prof Tjandra Yoga Aditama.

Menurut Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia yang juga Eks Direktur WHO Asia Tenggara ini, biayanya tes PCR di India saat awal pandemic Covid-19 sebesar 2400 rupee atau Rp 480.000.

Sementara waktu itu tarif tes PCR di Indonesia masih sekitar lebih dari 1 juta rupiah.

Prof. Tjandra pernah menjabat Direktur WHO Asia Tenggara dan berkantor di New Delhi.

Baca juga: PPKM dan Kebijakan Vaksinasi, PCR dan Rapid Test Antigen bagi Pelaku Penerbangan Domestik

Lebih lanjut ia mengatakan, pada November 2020 pemerintah kota New Delhi menetapkan harga baru PCR jauh lebih rendah lagi, hanya 1200 rupee atau Rp 240.000.

 “Turun separuhnya dari yang saya bayar di bulan September 2020,” ujarnya.

Lalu turun lagi harga tarif PCR menjadi 800 rupee saja (Rp 160.000) untuk pemeriksaan di laboratorium dan RS swasta.

Selanjutnya awal Agustus 2021 ini pemerintah kota New Delhi menurunkan lagi patokan tarifnya, menjadi 500 rupee, atau Rp 100 ribu saja.

Baca juga: Layanan PCR Rumkital Ilyas Tarakan Mulai Dibatasi, Hanya Diperuntukkan untuk Kepentingan Mendesak

Kalau pemeriksaannya dilakukan di rumah klien maka tarifnya adalah 700 rupee, atau Rp 140 ribu rupiah.

Sementara itu tarif pemeriksaan rapid antigen adalah 300 rupee atau Rp 60 ribu rupiah.

Prof Tjandra menyatakan, perlu analisa atau penelusuran mendalam mengapa biaya tes PCR di Indonesia begitu mahal.

Padahal, menuru Prof Tjandra, kalau harga tes PCR lebih murah di Indonesia maka lebih mudah untuk mengendalikan penularan virus covid-19.

"Kalau harga tes lebih murah maka jumlah tes di negara kita juga dapat lebih banyak sehingga lebih mudah mengendalikan penularan di masyarakat," ujar Tjandra kepada Tribun, Sabtu (14/8/2021).

Belum lagi persoalan lamanya penyelesian pemeriksaan hasil PCR. Di India, Pemerintah Kota New Delhi juga meminta agar laboratorium swasta dapat menyelesaikan pemeriksaan dalam satu kali 24 jam, termasuk melaporkannnya ke portal pemerintah yang dikelola oleh Indian Council of Medical Research (ICMR).

Baca juga: 1 Surat Dibandrol Rp 900 Ribu, Begini Cara Komplotan Pemalsu PCR di Bandara SAMS Balikpapan Beraksi

"Tentang perbandingan harga tes PCR dengan India, sebenarnya bukan hal yang baru," kata Tjandra.

Prof Tjandra juga menceritakan berdasarkan penuturan seorang temannya dari India mungkin ada subsidi dari pemerintah setempat, sesuatu yang nampaknya barangkali saja terjadi sebagai bagian penanggulangan pandemi.

"Juga mungkin karena ada fasilitas keringanan pajak, yang saya tidak punya informasi yang pasti tentang hal itu.

Banyak juga dibicarakan tentang lebih murahnya bahan baku untuk industri. Juga mungkin ketersediaan tenaga kerja yang besar jumlahnya," ujar Tjandra.

Semua kemungkinan tersebut lanjutnya perlu dianalisa lebih lanjut. Tetapi yang jelas, selain tarif PCR maka harga obat-obatan di India juga amat murah bila dibandingkan dengan Indonesia.

"Pada waktu saya 5 tahun bertugas di WHO Asia Tenggara yang berkantor di New Delhi India maka setiap kali pulang ke Jakarta dirinya selalu membawa titipan obat-obat dari teman-teman di Indonesia untuk konsumsi sehari-hari mereka," ujarnya. (tribunnews/willy widianto)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Guru Besar FKUI: Kalau Harga Tes PCR di Indonesia Murah Penularan Covid Bisa Dikendalikan

Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved