Berita Tarakan Terkini
Sedimentasi Capai 2,5 Meter, PDAM Tarakan Ingatkan Masyarakat tak Buang Sampah Plastik di Sungai
Kondisi sedimentasi yang ada di beberapa titik di sungai Kampung Bugis mencapai 2 meter dari dasar sungai. Ingatkan jangan buang sampah di sungai.
Penulis: Andi Pausiah | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM, TARAKAN – Kondisi sedimentasi di beberapa titik Sungai Kampung Bugis mencapai 2 meter dari dasar sungai. Hal ini diperparah lagi dengan sampah plastik yang menumpuk.
Sampah plastik yang dibuang oknum masyarakat tersebut menumpuk menyatu dengan sedimentasi pasir, tanah, dan lumpur di sungai.
Melihat kondisi tersebut, pihak Perumda Air Minum PDAM Tirta Alam Kota Tarakan melakukan pembersihan meski menggunakan tenaga manual, tanpa bantuan ekskavator.
Kepala Bidang Produksi PDAM Kota Tarakan, Muhammad Setia Budhi mengatakan, kegiatan pembersihan dan pengangkatan sedimentasi sudah mulai dilakukan sejak Sabtu (4/9/2021) kemarin.
Baca juga: PDAM Tirta Alam Kota Tarakan Kumpulkan Bukti, Penyebab Oli Cemari Air Sungai Kampung Bugis
Dibeberkan Muhammad, ada 20 personel dikerahkan dalam proses pembersihan sedimentasi tersebut.
Mereka bertugas dan terlibat dengan bagian sumber air baku, bagian pengolahan dan bagian pemeliharaan Perumda Air Minum Tirta Alam Tarakan.
Muhammad menggambarkan kondisi sendimentasi cukup parah. Bahkan di beberapa titik ketinggian mencapai 2,5 meter dari dasar sungai.
“Sangat parah, tinggi sedimentasi hampir 2,5 meter, dan sampah rumah tangga yang sangat dominan berupa plastic dan karung bahkan ban bekas pun ada,” ujar Muhammad.
Pihaknya terkendala alat bantu pengerukan karena ekskavator sulit dibawa ke lokasi.
“Kendalanya kita melakukan pengerukan secara manual dikarenakan akses masuk alat berat eksavator tidak ada,” bebernya.
Lebih jauh ia menjelaskan, akses jalan masuk alat berat ekskavator memang minim dikarenakan banyak bangunan di bantaran sungai.
Baca juga: PDAM Tirta Alam Kota Tarakan Kumpulkan Bukti, Penyebab Oli Cemari Air Sungai Kampung Bugis
“Terutama yang berada di dekat intake IPA Kampung Bugis. Jadi kami melakukannya secara manual dengan mencangkul atau pakai sekop dan menyemprotkan air dengan tekanan yang tinggi,” urainya.
Di pintu intake IPA sendiri lanjutnya, ketinggian sedimentasi mencapai 2,5 meter dari dasar sungai. Ini tentu sangat mengganggu kata Muhammad.

“Pasti mengganggu. Karena lumpur tadi akan masuk di bak pengumpul air baku (intake) PDAM,” jelasnya.
Dampaknya sendiri lanjut Muhammad, bila sampah menumpuk dan terbentuk sedimentasi, saat turun hujan yang cukup deras akan terjadi banjir.
“Dan dampak sedimentasi tadi tentunya juga akan mengurangi volume tampungan air baku yang akan dimanfaatkan serta memengaruhi kualitas air nantinya,” beber Muhammad.
Untuk itu ia mengimbau masyarakat untuk tidak membuang sampah rumah tangga ke sungai.
“Khususnya sampah plastik yang sulit terurai. Sampah-sampah inilah salah satu peyumbang sedimentasi tersebut,” terangnya.
Muhammad menambahkan, hari ini hasil sedimentasi yang dikeruk semua tercampur menyatu terdiri dari pasir, lumpur dan sampah.
Untuk itu sekali lagi ia mengimbau kepada masyarakat terkhusus di daerah aliran sungai untuk tidak membuang sampah di aliran sungai.
“Pelaksanaan kegiatan ini juga salah satu pembersihan sisa pencemaran oli kemarin,” pungkasnya. (*)