Berita Tarakan Terkini
Update Kasus Paket Vaksin Covid-19 Berbayar Oknum PNS di Tarakan, Polisi Sudah Periksa 7 Orang Saksi
Update kasus vaksinasi berbayar, saat ini, pemeriksaan terhadap saksi masih dilakukan pihak Satreskrim Polres Tarakan. Ada 7 orang saksi diperiksa.
Penulis: Andi Pausiah | Editor: Sumarsono
TRIBUNKALTARA.COM, TARAKAN – Update kasus vaksinasi berbayar, saat ini, pemeriksaan terhadap saksi masih terus dilakukan pihak Satreskrim Polres Tarakan.
Kasat Reskrim Polres Tarakan IPTU Muhammad Aldi mengatakan , sudah ada tujuh orang yang dilakukan pemeriksaan terkait kasus operasi tangkap tangan (OTT) oknum pegawai negeri sipil (PNS) salah satu instansi vertikal pusat di Kota Tarakan.
“Saksi yang sudah diperiksa sekitar tujuh orang. Kemudian satu orang pelaku sudah dilakukan pemeriksaan juga,” beber IPTU Muhammad Aldi.
Selain dari saksi, penyidik sudah melakukan pemeriksaan terhadap rekan kerja dari pelaku.
Baca juga: Ramai Vaksin Berbayar, Bupati Bulungan Syarwani Minta Masyarakat Ikuti Vaksinasi Gratis
Sebelumnya diberitakan, korban harus membayar sejumlah uang untuk satu paket yang disediakan pelaku. Satu paket dimaksud yakni harga untuk vaksinasi, hasil swab test PCR dan juga tiket pesawat.
Aldi menjelaskan, pihaknya akan mengembangkan mengapa bisa muncul juga pengurusan swab test PCR. Pihaknya masih fokus perihal OTT saat ini.
“Nanti kita kembangkan yang lain,” jelasnya.
Untuk ke Rumah Sakit Pertamina sebagai lokasi tempat korban menjalankan swab test PCR, dan instansi tempat pelaku bekerja lanjutnya pihaknya juga akan segera berkoordinasi.
Baca juga: Polres Tarakan Ungkap Kasus Vaksinasi Covid-19 Berbayar, Amankan Satu Oknum PNS Diduga jadi Calo
“Kami juga akan melangkahkan ke sana. Hanya saat ini yang sudah dilangkahkan berkaitan dengan yang sudah dilakukan OTT tersebut.
Jadi saat OTT, siapa-siapa OTT di situ, mereka yang kami periksa. Untuk ke RS Pertamina nanti akan kami langkahkan ke sana,” jelasnya.

Pihaknya melanjutkan untuk kegiatan dan modus yang dijalaninya belum bisa disebutkan sudah berapa lama dijalani pelaku. Karena berkaitan dengan hal tersebut masih didalami pihaknya.
“ Tapi ada dugaan ini sudah terjadi berkali-kali. Sasarannya masyarakat yang ingin berangkat mengingat salah satu persyaratan perjalanan adalah surat vaksin,” pungkasnya. (*)
Penulis: Andi Pausiah