Hari Kesaktian Pancasila
Jelang Peringatan Hari Kesaktian Pancasila, Berikut Fakta Sejarah, Bermula dari Tragedi G30S/PKI
Jelang peringatan Hari Kesaktian Pancasila yang jatuh pada 1 Oktober mendatang, berikut fakta-fakta sejarah, bermula dari tragedi berdarah G30S/PKI.
TRIBUNKALTARA.COM - Jelang peringatan Hari Kesaktian Pancasila yang jatuh pada 1 Oktober 2021 mendatang.
Maka dalam artikel ini akan memuat fakta-fakta sejarah, sampai akhirnya kejadian menyedihkan tersebut terjadi di Indonesia.
Semua kejadian ini, bermula dari tragedi berdarah Gerakan 30 September atau G30S yang dilakukan oleh Partai Komunis Indonesia ( PKI).
Dalam tragedi ini, 6 Jenderal dan 1 orang Perwira menengah di tubuh TNI AD tewas dibunuh.
Sejarah hari ini, 1 Oktober, Hari Kesaktian Pancasila, sejumlah faktanya, bermula dari tragedi G30S atau Gerakan 30 September
Hari ini, Kamis 1 Oktober 2020, bangsa Indonesia memperingati Hari Kesaktian Pancasila.
Baca juga: Jelang Peringatan Hari Kesaktian Pancasila, Berikut Fakta Sejarah, Bermula dari Tragedi G30S/PKI
Berikut sejumlah fakta Hari Kesaktian Pancasila, yang bermula dari tragedi G30S atau Gerakan 30 September tahun 1965.
Peringatan Hari Kesaktian Pancasila bermula dari Surat Keputusan Menteri atau Panglima Angkatan Darat Jenderal Soeharto pada 17 September 1966 lalu.
Setelah keputusan tersebut keluar, Wakil Panglima Angkatan Darat Letjen Maraden Panggabean dalam jumpa pers menjelaskan, Pancasila sebagai way of life bangsa Indonesia pada tanggal itu mendapat ancaman yang luar biasa sehingga hampir saja Pancasila musnah dari Bumi Pertiwi.
Namun, Pancasila selamat dari serangan fisik penganut Marxisme, Leninisme, dan Maoisme.
Dalam surat itu dinyatakan, peringatan harus dilakukan oleh seluruh slagorde (pasukan) Angkatan Darat dengan mengikutsertakan angkatan lainnya serta rakyat.
Pada 1 Oktober 1966, peringatan Hari Kesaktian Pancasila pertama kali dilakukan di Lubang Buaya.
Tragedi G30S
Diberitakan harian Kompas 6 Oktober 1965, gerakan tersebut merupakan bagian dari sejarah buruk bangsa Indonesia.
Dalam peristiwa tersebut, enam jenderal serta satu perwira pertama TNI AD yang menjadi korban.
