Berita Tarakan Terkini
Orangtua Pelajar di SMKN 3 Tarakan 50 Persen Setuju PTM Digelar, Sisanya Pilih Pembelajaran Daring
Meski sudah ada sekolah yang mulai melaksanakan pembelajaran Tatap muka (PTM), masih ada orang tua siswa yang tidak setuju anaknya kembali belajar di
Penulis: Andi Pausiah | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM, TARAKAN – Meski sudah ada sekolah yang mulai melaksanakan pembelajaran Tatap muka (PTM), masih ada orang tua siswa yang tidak setuju anaknya kembali belajar di sekolah.
Seperti diungkapkan Syahrani, Pelaksana tugas (Plt) Kepsek SMKN 3 Tarakan. Ia membeberkan, dari total 784 siswa yang ada di SMKN 3 Tarakan, 50 persen orang tua siswa masih belum menyetujui PTM.
“Data dari kami yang setuju 50 persen. Total siswa 784 dan yang mau ikut daring 50 persen,” ujarnya.
Baca juga: Hari Pertama PTM Terbatas, SMA Negeri 1 Tarakan Terapkan Kehadiran Siswa Pakai Absen Genap & Ganjil
Jika masih ada orang tua tidak bersedia anaknya melaksanakan PTM, lanjut Syahrani, sekolah tetap menyiapkan layanan pembelajaran daring atau secara online dari rumah.
“Ada dua. Ada luring datang ke sekolah dan daring.
Baca juga: PTM Mulai Digelar di SMAN1 Tarakan, Guru Beber Efektivitas Belajar di Sekolah & Online
Ia berharap jika nanti sudah dimulai PTM, dan mereka yang masih bertahan secara daring bisa mengikuti rekan-rekannya untuk kembali belajar di sekolah.
“Jadi mereka mau ikut,” ujarnya.

Kemudian lanjutnya ada pula masa kebiasaan baru berbeda dengan sebelum pandemic. Untuk saat ini, sebelum
masuk ke ruangan harus mencuci tangan, cek suhu tubuh, wajib pakai masker dan jaga jarak.
Baca juga: 90 Persen Orang Tua Setuju Anaknya Kembali ke Sekolah, SMPN 1 Tarakan Siap Laksanakan PTM
“Di sekolah kami, per kelas maksimal 18 siswa. Dari sebelumnya 36 siswa normalnya sebelum pandemi. Durasinya hanya 2 jam saja dari pukul 08.00 WITA sampai pukul 10.00 WITA,” bebernya.
Karena memang lanjutnya saat ini masih masa transisi. Setelah terbiasa di masa kebiasaan baru maka pelan-pelan diubah. Jika memungkinkan jumlah siswa bertambah yang ingin PTM maka akan dibuatkan dua jadwal.
“Tergantung banyak jumlah siswa yang mau PTM. Kalau orang tua tidak setuju kami tidak bisa memaksa,” pungkasnya.
(*)
Penulis: Andi Pausiah