Berita Nunukan Terkini

Dilantik Jadi Ketua IDI Nunukan, dr Sholeh Beber Angka Kematian Ibu dan Anak Tertinggi di Indonesia

Dilantik jadi Ketua IDI Nunukan, dr Sholeh beber angka kematian ibu dan anak tertinggi di Indonesia.

Penulis: Febrianus Felis | Editor: M Purnomo Susanto
TRIBUNKALTARA.COM/ Febrianus Felis
Pelantikan Ikatan Dokter Indonesia Kabupaten Nunukan periode 2021-2024. TRIBUNKALTARA.COM/ Febrianus Felis. 

TRIBUNKALTARA.COM, NUNUKAN - Dilantik jadi Ketua IDI Nunukan, dr Sholeh beber angka kematian ibu dan anak tertinggi di Indonesia.

Seusai dilantik jadi Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Nunukan, dr Sholeh Rauf beber sejumlah permasalahan kesehatan di perbatasan.

Pagi tadi berlangsung di Hotel Laura, pelantikan Ketua IDI Kabupaten Nunukan sekaligus pengurus periode 2021-2024.

Baca juga: Berikan Edukasi Kultural di Perbatasan,Disdikbud Nunukan Tindaklanjuti Gerakan Seniman Masuk Sekolah

Seusai dilantik, dr Sholeh menyampaikan, IDI yang sudah terbentuk 19 tahun di Nunukan harus mampu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

Dia mengaku saat ini, jumlah dokter di Kabupaten Nunukan sebanyak 98 orang. Angka tersebut kata dia masih belum ideal, sehingga harapannya ke depan ada penambahan SDM dokter lagi.

"Dokter spesialis kita ada 26 orang, dokter umum ada 17 orang di rumah sakit, 30 orang dokter di Puskesmas. Harusnya satu Puskesmas itu minimal dua dokter. Di perusahaan ada 20 dokter, dokter praktek ada 3 orang, ada juga di KKP, dan sebagian berkarir di Dinkes," ucapnya.

Bahkan, kata dia dokter spesialis di Nunukan terbanyak di Kaltara. Menurutnya, potensi itu yang harus dimaksimalkan agar tuntutan masyarakat dalam memaksimalkan pelayanan kesehatan bisa tercapai.

"Solusinya ya harus sinergi dengan pemerintah daerah. IDI tak punya kekuatan hanya potensi yang bisa diolah. Tentu yang punya kekuatan ya pemerintah," ujarnya.

Lanjut dia,"RSUD Nunukan harus kita naikan jadi tipe B, sehingga tidak ada lagi rujukan pasien ke Tarakan, Balikpapan atau bahkan ke Tawau," tambah Sholeh.

Persoalan kesehatan Nasional yang juga menjadi atensi di Nunukan yakni angka kematian ibu dan anak yang masih terbilang tinggi.

Sholeh menuturkan, di Kaltara terdapat dua Kabupaten yang menjadi lokasi khusus (Lokus) kematian bayi tertinggi di Indonesia yakni Nunukan dan Bulungan.

Baca juga: Jadwal Speedboat Rute Nunukan-Tarakan Berangkat Terakhir Pukul 14.00 Wita, Sabtu 30 Oktober 2021 

"Target Kemenkes yang boleh meninggal dunia hanya 2 orang ibu hamil. Tapi di Nunukan pada tahun 2020 ada 7 kasus, 2021 ada 6 kasus.
Sementara itu, angka kematian bayi per 1000 kelahiran hanya 1 yang boleh meninggal dunia," bebernya.

Lebih lanjut Sholeh sampaikan, kelahiran bayi setiap tahun di Nunukan kisaran 3.000 sampai 4.000 bayi.

"Sehingga target harusnya 4 bayi yang meninggal dunia.Tapi di lapangan pada 2020 ada 30 kasus dan 2021 ada 25 kasus sampai Oktober ini," tuturnya.

Sholeh jelaskan ada banyak faktor yang menyebabkan angka kematian ibu dan bayi di Nunukan meningkat.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltara
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved