Hari Pahlawan
26 Pantun Hari Pahlawan 10 November, Kenang Jasa Pahlawan dengan Pantun Bermakna dan Menggugah Hati
Kumpulan pantun peringatan Hari Pahlawan 10 November 2021, untuk mengenang perjuangan para pahlawan yang gugur di medan perang membela tanah air.
Penulis: - | Editor: Amiruddin
TRIBUNKALTARA.COM - Kumpulan pantun peringatan Hari Pahlawan 10 November 2021, yang jatuh pada Rabu.
Hari Pahlawan biasanya sebagai hari untuk mengenang perjuangan para pahlawan yang telah gugur di medan perang karena membela tanah air Indonesia.
Di bawah ini terdapat 26 pantun bertema kepahlawanan dan nasionalisme.
Pantun-pantun ini bisa dipakai untuk update di media sosial atau bisa juga dikirimkan di grup WhatsApp.
Baca juga: Welcome November, Simak 15 Pantun Menyambut November dan Bagikan ke Media Sosialmu
Simak kumpulan pantun bertema pahlawan di bawah ini:
Bunga melati warnanya putih
Bunga mawar berwarna merah
Menjaga negeri tetap bersih
Dari sasar para penjajah
Pedati ditarik sapi
Ditemani Kereta kuda
Berjuang sepenuh hati
Mencapai Indonesia merdeka
Mangga muda rasanya kecut
Buah pisang berwarna kuning
Semangat tiada rasa takut
Bermodal parang dan bambu runcing
Ke Semarang beli jamu
Mampir dulu ke Ungaran
Gigihnya semangat juangmu
Hingga titik darah penghabisan
Ke pasar beli Buah naga
Mampir sebentar beli ikan
Bukan sekedar harta dan benda
Nyawa pun kau pertaruhkan
Di pantai banyak karang,
Karang adalah kekayaan lautan.
Jangan berlagak gagah yang garang,
Kalau tidak berani seperti pahlawan.
Ke sawah menanam padi
Jangan lupa naik pedati
Berjuang sampai mati
Demi sang ibu pertiwi
Musim kemarau tanah kering,
Panas sekali rasanya.
Maju dengan membawa bambu runcing,
Semangat 45 hendak membela negara tercinta.
Naik kereta bersama ibu
turunnya di stasiun Tugu
Jangan khawatir pahlawanku
Ku teruskan perjuanganmu
Masak ayam di kuali,
Ayam dari Taiwan.
Jasa pahlawan tidak dihargai,
Padahal harta dan nyawa rela dikorbankan.
Sungguh segar udara subuh,
Embun pagi belum tampak.
Hidup pantang cari musuh,
Musuh datang pantang menolak.
Pedati ditarik sapi
Ditemani Kereta kuda
Berjuang sepenuh hati
Mencapai Indonesia merdeka
Pagi-pagi olahraga,
Olahraga ingin makan pisang.
Meski raga pejuang telah tiada,
Namamu tetap akan dikenang.
Beli apa-apa pakai uang,
Uang buat beli semangka.
Jangan lupakan jasa pejuang,
Hargai jasa mereka.
Jalan-jalan melihat beruang,
Beruang lucu sekali tingkahnya.
Sungguh besar jasa pejuang,
Rela mati demi bangsanya.
Maju terus pantang mundur,
Hilangkan rasa takut busungkan dada.
Walau jasadmu telah terkubur,
Namun, semangatmu masih bergelora.
Awan hitam mulai turunkan hujan,
Asapnya hilang senangkan masyarakat.
Jiwa besar para pahlawan,
Akan ku bawa hingga akhir hayat.
Cita-cita paling mulia,
Terbenam indah di dalam jiwa.
Para pahlawan negeri tercinta,
Akan ku lanjutkan perjuangannya.
Memang pahit buah peria,
Makanan orang pergi menjala.
Jikalau mengaku taat setia,
Bersamalah kita pertahankan negara.
Bunga indah di dekat taman,
Riang anak tertawa ria.
Sungguh luar biasa kemerdekaan,
Direbut dengan darah dan nyawa.
Kakek memijat dengan hati-hati,
Nenek senang karena dipijat.
Pahlawan tak pernah mati,
Akan terkenang sepanjang hayat.
Kami kagum dengan perjuanganmu,
Walau bersenjata bambu.
Tidak takut maju menyerbu,
Mengusir penjajah berpeluru.
Apalah makna membawa parang,
Jikalau tidak bawa belati.
Apalah makna kemedan perang,
Jikalau tidak berani mati.
Gelar Aceh adalah Teuku,
Salah satu nama saudaramu.
Terima kasih pahlawanku,
Sungguh besar jasa-jasamu.
Kakek tersenyum menawan,
Ternyata nenek sudah berpunya.
Mengenang selalu jasa pahlawan,
Dengan cara mengharumkan namanya.
Kakek menceraikan karena emosi,
Nenek yang selingkuh dengan si kaya.
Harumkan dengan prestasi,
Berjuang untuk Indonesia Raya.
(*)