Berita Tarakan Terkini
Respons Penolakan Warga Sebengkok, DLH Tarakan Beber akan Bangun TPS 3R, Bukan Transfer Depo
Respons penolakan warga Kelurahan Sebengkok, DLH Tarakan beber akan bangun TPS 3R bukan transfer depo.
Penulis: Rismayanti | Editor: M Purnomo Susanto
TRIBUNKALTARA.COM, TARAKAN – Respons penolakan warga Kelurahan Sebengkok, DLH Tarakan beber akan bangun TPS 3R bukan transfer depo.
Merespons aksi penolakan warga RT 19 terkait wacana pemindahan TPS yang berlokasi di Kelurahan Sebengkok, Pelaksana Harian Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tarakan angkat bicara.
Dikatakan Dedy Dampudy, Plh Kepala DLH Kota Tarakan, pihaknya mengakui belum mengetahui alasan penolakan dari warga RT 19.
Baca juga: Libatkan Polisi Lintas Provinsi, Pelaku Penikaman di Tarakan Ditangkap saat Menuju Etikong
“Karena sampai sekarang juga laporan belum sampai ke kami. Artinya dia menolak rangka apa kami juga tidak tahu,” ungkap Dedy.
Karena lanjutnya, yang tersebar hanya di media sosial. Ia melanjutkan, pada Selasa (7/12/2021) kemarin sudah dirapatkan bersama Sekda Tarakan untuk hal ini.
Ia meluruskan, sebenarnya itu adalah pembangunan TPS 3R. Ia mengatakan masyarakat beranggapan yang akan dibangun adalah transfer depo seperti yang berlokasi di jalan masuk Sebengkok Waru.
“Memang yang di Sebengkok Waru itu transfer depo biasa. Nah yang membedakan, kalau transfer depo sistemnnya buang, dan diangkut ke TPA dan tidak ada perlakuan apa-apa di sana. Sementara TPS 3R ini berbeda,” ujarnya.
TPS 3R ini nanti berbeda yang akan dibuat. Nantinya di TPS 3R ini akan ada proses reduce, reuse dan recycle.
Baca juga: Cerita Yosef Benyamin Yembise, Adik Eks Menteri Jokowi, Ciptakan 2 Lagu Saat Tugas di Lapas Tarakan
“Ada perlakuan di sana. Salah satunya bank sampah. Semua sampah masuk di sana dan dikelola. Yang betul-betul sampah maka dibuang,” ujarnya.
Lanjutnya Dedy lagi, jika warga menolak karena dikhawatirkan akan menimbulkan aroma busuk dari sampah, ia meluruskan TPS 3R diharapkan nanti tidak berbau.
Ia melanjutkan nantinya salah satu mengatasi agar TPS itu tidak berbau akan dilakukan penanaman pohon bambu.
“Tanaman bambu menyerap aroma busuk. Dan dengan pengolahan yang tepat maka yang dikhawatirkan masyarakat tidak akan terjadi,” jelasnya.
Adapun persoalan keluhan masyarakat bahwa hal itu tidak pernah disosialisasikan lanjutnya, pihaknya mengakui sudah melakukan sosialisasi dalam hal ini oleh pihak kelurahan.
“Kami tidak mungkin langsung membangun tanpa sosialisasi. Dan kita juga untuk penentuan lokasi bukan kami dan berkoordinasi dengan kelurahan kira-kira wilayah mana,” jelasnya.
Ia melanjutkan persoalan TPS ini menurutnya banyak. Pertama di Sebengkok, kemudian di Selumit tepatnya di persimpangan depan Gafore dan juga di Karang Balik persimpangan masuk Lapas.