Berita Nunukan Terkini

Dulu Jual Ikan di Pasar Tawau, Kini Rustan Jadi Eksportir & Miliki Lahan Sawit Ratusan Hektare

Dulu jual ikan di Pasar Tawau, kini Rustan jadi eksportir & miliki ahan sawit hingga ratusan hektar.

Penulis: Febrianus Felis | Editor: M Purnomo Susanto
HO/ Rustan
Rustan Jaya pengusaha sawit, pengepul sekaligus eksportir ikan jenis besar ke Tawau, Malaysia. (HO/ Rustan) 

Rustan melakukan ekspor ikan ke Malaysia, sebulan dua kali. Dan itu kata dia tergantung hasil tangkapan.

Dari hasil ekspor ikan, hitungan kotornya Rustan bisa mendapat Rp80-Rp100 juta per bulan.

"Keuntungan yang saya peroleh mencapai Rp25-Rp30 Juta per bulan. Itupun belum lagi gaji pekerja. Kos es batu dan lainnya. Setahun itu bisa capai Rp300 juta, tapi saya kadang gunakan sebagian untuk pengembangan perahu nelayan," ungkapnya.

Pandemi Buat Ekspor Terhenti

Saat Malaysia melakukan lockdown total akibat pandemi Covid-19, pintu impor ikut ditutup selama dua minggu.

Mau tidak mau Rustan terpaksa mencari pasaran ikan hingga ke Jakarta.

"Waktu Malaysia lockdown kan restoran di sana juga banyak ditutup. Begitu dibuka kembali, permintaan ikan turun drastis hingga 50 persen. Saya cari pasaran di Jakarta. Terpaksa saya jual ke Nunukan, Sei Menggaris. Saya lakukan agar nelayan tidak kecewa," bebernya.

Baca juga: Atlet Nasional Panjat Tebing Asal Nunukan Keluhkan Arena Latihan tak Sesuai Standar: Mana Pemda?

Pinjam Ratusan Juta Beli Kebun Sawit

Selain usaha ikan, Rustan juga sebagai pengepul dan pemilik lahan sawit seluas 300 hektar. Bahkan sebagai modal awal usaha sawit, ia melakukan peminjaman ke bank BRI sebesar Rp100 juta. Jangka waktu yang diberikan kepadanya selama 5 tahun.

"Sebagian lahan baru mulai ditanam dan sebagian sudah ada hasil. Hasil penjualan di PT BSI capai Rp4 milyar. Kedengaran hasil jual sawit besar tapi kosnya tinggi. Mahal di transportasi dan harus bayar petani lagi. Untung saya Rp20 juta per ton," imbuhnya.

Harga sawit saat ini kata Rustan kembali turun jadi Rp2,4 juta per ton. Sebelumnya sebesar Rp3 juta per ton.

"Tentu banyak perubahan yang saya alami. Dan suka duka merintis usaha dari awal banyak. Mulai persaingan tinggi. Apalagi bicara ikan. Kita beli ikan kualitas bagus sampai di Tawau kurang bagus. Karena kita tampung hari ini besok baru kirim," pungkasnya.

Penulis: Febrianus Felis

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved