Berita Regional Terkini
Dampak Gempa Banten, Ratusan Rumah Rusak, Pemkab Pandeglang Tetapkan Status Tanggap Darurat 14 Hari
Dampak gempa Banten, ratusan rumah rusak sedang dan ringan, Pemkab Pandeglang langsung menetapkan status tanggap darurat gempa selama 14 hari.
TRIBUNKALTARA.COM - Dampak gempa Banten, ratusan rumah rusak sedang dan ringan, Pemkab Pandeglang langsung menetapkan status tanggap darurat gempa selama 14 hari.
Selain rumah, ada juga fasilitas kesehatan dan umum yang mengalami kerusakan akibat gempa Banten.
Dengan ditetapkannya status tanggap darurat gempa selama 14 hari, Pemkab Pandeglang meminta masyarakat tetap waspada dan menjauhi bangunan yang berpotensi membahayakan.
Tercatat pula, 738 bangunan mengalami kerusakan.
Sedangkan dampak terparah, dirasakan oleh warga di 28 kecamatan dan 113 desa.
Baca juga: Gempa Magnitudo 6,7 Guncang Jakarta, Depok hingga Tangerang, Tidak Berpotensi Tsunami

Pascagempa bumi berkekuatan M 6,7 di Banten, ratusan rumah mengalami kerusakan sedang dan ringan.
Ratusan bangunan rusak itu, berada di beberapa lokasi, termasuk Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Serang.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pandeglang mencatat ada 738 bangunan yang rusak.
Kepala BPBD Kabupaten Pandeglang, Girgi Jantoro, mengatakan kerusakan bangunan tersebar di 28 kecamatan dan 113 desa.
"Kami masih melakukan monitoring dan pendataan,” katanya, Sabtu (15/1/2022), dikutip Tribunnews.com dari Tribun Banten.
Adapun bangunan yang rusak sebagian besar, adalah rumah, fasilitas umum, dan bangunan sekolah.
Untuk wilayah Kabupaten Serang, sebanyak 16 unit rumah rusak sedang.
Di Kabupaten Sukabumi, ada 3 unit rumah rusak sedang dan 6 unit rumah rusak ringan, serta di Kabupaten Bogor terdapat 8 rumah rusak sedang.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan hingga kini belum ada laporan mengenai korban jiwa akibat gempa Banten. (BNPB)
Lalu, di Kabupaten Lebak, sebanyak 12 unit rumah rusak berat, 3 unit rusak sedang, 21 rusak ringan, dan 3 unit bangunan sekolah.
Selain itu, juga dilaporkan satu warga mengalami luka ringan terdampak gempa bumi, sebagaimana dilansir Bnpb.go.id.
Meski demikian, warga diimbau tetap tenang dan memastikan informasi resmi bersumber dari pihak yang dapat dipertanggungjawabkan.
Baca juga: Kota Tarakan Dua Kali Diguncang Gempa, Kamis 30 Desember 2021, Ternyata Ini Penyebabnya
Sebagai antisipasi, masyarakat diharapkan agar menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan gempa.
Pemkab Pandeglang Tetapkan Status Tanggap Darurat Gempa 14 Hari
Pascagempa Banten yang menyebabkan ratusan rumah rusak, Pemkab Pandeglang menetapkan status tanggap darurat gempa terhitung 14 hari ke depan.
Ratusan bangunan di Kabupaten Pandeglang rusak berat dan ringan setelah gempa bumi bermagnitudo 6,6 di Sumur, Pandeglang.
Bangunan sekolah yang rusak parah terjadi di Kecamatan Sumur.
"Status tanggap darurat, ditetapkan untuk penanganan pascagempa dan pelayanan bagi korban gempa," ucap Kepala BPBD Kabupaten Pandeglang, Girgi Jantoro.
Sementara itu, belum ada laporan korban jiwa hingga Sabtu (15/1/2022).
Namun, dua warga terluka akibat runtuhan rumah saat menyelematkan diri.
Keduanya, sudah ditangani di puskesmas setempat.
Kini, Pemkab Pandeglang terus mengerahkan bantuan dari BPBD dan Dinas Sosial Pandeglang.
Tenda pengusaha dan logistik bantuan sudah dikirimkan BPBD Pandeglang pada Jumat (14/1/2022) malam.
Warga Pandeglang Pilih Mengungsi ke Dataran Tinggi Pasca Gempa
Pasca gempa di Banten Jumat (14/1/2022) sore, ratusan warga Kecamatan Sumur, Pandeglang yang tinggal di kawasan bibir pantai memilih mengungsi ke dataran tinggi.
Lokasi pengusian berada di hunian tetap korban tsunami 2018 lalu.
Warga beristirahat di pondok hingga mushala, beberapa di antaranya siaga untuk memantau kondisi sekitar.
Masyarakat yang mengungsi khawatir terhadap gempa susulan.
Mereka juga trauma tsunami tahun 2018.
Baca juga: Gempa di Maluku Berkuatan Magnitudo 7,3 Terasa hingga Kalimantan Utara, tak Berpotensi Tsunami
Diketahui, gempa 6,7 M mengguncang Banten hingga merusak sejumlah fasilitas hingga permukiman warga.
BPBD Kabupaten Lebak mencatat, sedikitnya 98 rumah rusak, 12 di antaranya rusak berat.
Tiga sekolah juga mengalami kerusakan.
BPBD Kabupaten Lebak pun mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan juga tidak mempercayai berbagai informasi yang beredar dari sumber yang tidak dipercaya.
Gempa Magnitudo 6,7 Guncang Jakarta, Depok hingga Tangerang
Gempa berkekuatan Magnitudo 6,7 mengguncang Jakarta, Depok hingga Tangsel pada Jumat (14/1/2022) sekitar pukul 16.05 WIB, namun tak berpotensi tsunami.
Gempa dengan guncangan cukup kuat dirasakan sejumlah warga di Jabodetabek selama beberapa menit.
Informasi yang diterima TribunKaltara.com, sejumlah karyawan yang berkantor di gedung bertingkat di Jakarta panik keluar menyelamatkan diri.
“Sempat panik, meskipun cuma sebentar gempang. Teman-teman di lantai 12 panik berebut keluar, karena khawatir terjadi gempa susulan,” ujar Masmin, salah seorang karyawan swasta yang berkantor di bilangan Matraman, Jakarta.
Baca juga: Kota Tarakan Dua Kali Diguncang Gempa, Kamis 30 Desember 2021, Ternyata Ini Penyebabnya
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengonfirmasi, gempa berkekuatan magnitudo 6,7 terjadi pada pukul 16.05.41 WIB.
Sumber gempa berasal dari 52 kilometer barat daya Sumur, Banten, dengan kedalaman 10 kilometer. BMKG menyatakan, gempa ini tidak berpotensi tsunami.
"Gempa kencang banget, ada semenit kali lumayan lama," ucap Diamanty, warga Depok, Jawa Barat.
Dian Maharani juga merasakan goncangan yang cukup kuat. Ketika itu, dia sedang bersama bayinya yang sedang duduk.
"Bouncer anaku sampai goyang sendiri," ucap warga Pamulang, Tangerang Selatan, ini.
Murtini, warga Kabupaten Tangerang Selatan (Tangsel) menuturkan, ketika dia dan keluarganya hendak menaiki mobil merasakan ada guncangan pada mobilnya.
"Baru nyalain mobil terasa kok mobil bergoyang," ujarnya.
Tak hanya di Depok, seperti dikutim dari Kompas.com, gempa kali ini terasa di sekitar Jabodetabek.
Warganet langsung melaporkan aktivitas gempa di wilayah mereka masing-masing melalui jejaring Twitter.
Cuitan soal "Gempa" menempati trending topic nomor satu.
Beberapa warganet membagikan pula video kerumunan orang berduyun-duyun keluar dari gedung perkantoran di Jakarta saat gempa terjadi.
BMKG menyatakan, gempa yang terjadi di Sumur, Banten tidak berpotensi tsunami.
Meski begitu, BMKG mengimbau kepada masyarakat untuk berhati-hati terhadap gempa bumi susulan yang mungkin terjadi.
Berdasarkan skala MMI yang dikutip dari laman BMKG, berikut info MMI yang dapat dipelajari:
Baca juga: Gempa Bumi Bolaang Mongondow Selatan, Magnitudo 5,5, Terasa di Kotamobagu, Gorontalo, hingga Poso
Dikutip dari artikel Tribunnews.com “Gempa 6,7 SR Guncang Banten, BMKG Sebut Tidak Berpotensi Tsunami”, berikut skala MMI saat terjadi gempa:
I MMI
Getaran gempa tidak dapat dirasakan kecuali dalam keadaan luarbiasa oleh beberapa orang.
II MMI
Getaran atau goncangan gempa dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung seperti lampu gantung bergoyang.
III MMI
Getaran gempa dirasakan nyata dalam rumah.
Getaran terasa seakan-akan ada naik di dalam truk yang berjalan.
IV MMI
Pada saat siang hari dapat dirasakan oleh orang banyak di dalam rumah, di luar rumah oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela/pintu bergoyang hingga berderik dan dinding berbunyi.
V MMI
Getaran gempa bumi dapat dirasakan oleh hampir semua orang, orang-orang berlarian, gerabah pecah, barang-barang terpelanting, tiang-tiang dan benda besar tampak bergoyang, bandul lonceng dapat berhenti.
VI MMI
Getaran gempa bumi dirasakan oleh semua orang.
Kebanyakan orang terkejut dan lari keluar, plester dinding jatuh dan cerobong asap di pabrik rusak, kerusakan ringan.
VII MMI
Semua orang di rumah keluar.
Kerusakan ringan pada rumah dengan bangunan dan kontruksi yang baik.
Sedangkan pada bangunan dengan konstruksi kurang baik terjadi retakan bahkan hancur, cerobong asap pecah.
Dan getaran dapat dirasakan oleh orang yang sedang naik kendaraan.
VIII MMI
Kerusakan ringan pada bangunan dengan konstruksi kuat.
Baca juga: BREAKING NEWS, Gempa M 4,4 Kejutkan Warga Tarakan Kalimantan Utara, BMKG: tak Berpotensi Tsunami
Keretakan pada bangunan dengan konstruksi kurang baik, dinding terlepas dari rangka rumah, cerobong asap pabrik dan monumen roboh, air berubah keruh.
IX MMI
Kerusakan pada bangunan dengan konstruksi kuat, rangka rumah menjadi tidak lurus, banyak terjadi keretakan.
Rumah tampak bergeser dari pondasi awal. Pipi-pipa dalam rumah putus.
X MMI
Bangunan dari kayu yang kuat rusak, rangka rumah lepas dari pondamennya, tanah terbelah rel melengkung, tanah longsor di tiap-tiap sungai dan di tanah-tanah yang curam.
XI MMI
Bangunan-bangunan yang sedikit yang masih berdiri.
Jembatan rusak, terjadi lembah.
Pipa dalam tanah tidak dapat terpakai sama sekali, tanah terbelah, rel sangat melengkung.
XII MMI
Hancur total, gelombang tampak pada permukaan tanah.
Pemandangan berubah gelap, benda-benda terlempar ke udara.
(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Pascagempa Banten, Ratusan Rumah Rusak dan Pemkab Pandeglang Tetapkan Status Tanggap Darurat Gempa,
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Gempa Guncang Jakarta, Depok, hingga Tangsel