Berita Kaltara Terkini

Persagi Kaltara Sebut Pencegahan Stunting Harus Dilakukan Sejak Remaja

Ketua Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi) Kaltara Agust Suwandy mengatakan, upaya untuk menurunkan angka stunting harus dilakukan lintas sektor

Kolase TribunKaltara.com / kemkes.go.id
ILUSTRASI - Stunting di Kalimantan Utara. (Kolase TribunKaltara.com / kemkes.go.id) 

TRIBUNKALTARA.COM, TANJUNG SELOR - Angka stunting di Kalimantan Utara pada tahun 2021 masih di atas angka rata-rata nasional.

Pemerintah pun berupaya menurunkan angka stunting hingga lebih dari 10 persen sampai dengan 2024 mendatang.

Ketua Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi) Kaltara Agust Suwandy mengatakan, upaya untuk menurunkan angka stunting harus dilakukan lintas sektor, sehingga tidak hanya berfokus dari sisi kesehatan semata.

Agust menyampaikan, upaya pencegahan stunting pada anak harus dilakukan sejak dini, bahkan semasa remaja yang nantinya akan menjadi calon ibu, di mana asupan gizi dan juga nutrisi harus terpenuhi.

"Jadi harus disiapkan dari masa remaja, jangan sampai ketika remaja menderita anemia, kurang gizi, dan kurang energi kronik. Agar ketika nanti menjadi ibu, bisa sehat dan memiliki kehamilan yang baik dan dapat melahirkan bayi yang sehat," kata Agust Suwandy, Kamis (27/1/2022).

Baca juga: Angka Stunting Kalimantan Utara di Atas Nasional, Persagi Kaltara Sebut Bukan Karena Kemiskinan

"Program pemberian tablet tambah darah pada remaja untuk mencegah anemia juga harus rutin dilakukan, ini butuh peran serta sekolah dan Dinas Pendidikan, kalau dilakukan rutin, anemia pada remaja bisa berkurang," sambungnya.

Di masa kehamilan, kondisi ibu yang sehat juga harus disiapkan, agar nantinya dapat melahirkan bayi yang sehat.

Setelah bayi lahir, Agust mengatakan, di masa inilah momen emas untuk memastikan bayi sehat dan menjadi anak yang bebas dari stunting.

Pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif hingga rutin melakukan pengecekan ke Posyandu menjadi langkah yang bisa dilakukan untuk pencegahan stunting.

"Pemberian ASI eksklusif 6 bulan, makanan pendamping ASI, makanan bergizi, dan pemantauan pertumbuhan selalu dilakukan, lalu kunjungan ke Posyandu dilakukan setiap bulan, harus dilihat grafik pertumbuhan anaknya, ketika ada penyimpangan garis pertumbuhan, bisa cepat diintervensi, tidak terlambat," katanya.

"Yang sering dibiarkan terjadi bertahun-tahun ini kan, orang tua tidak tahu anaknya stunting karena tidak dibawa layanan kesehatan untuk dipantau," terangnya.

Dengan berbagai langkah tersebut, dan memastikan gizi bayi dan anak tercukupi, pihaknya meyakini angka stunting di Kaltara dapat diturunkan, jika langkah-langkah tersebut juga didukung oleh instansi lainnya.

"Masalah gizi ini yang penting tidak ada titik yang terabaikan," pesannya.

(*)

Join Grup Telegram Tribun Kaltara untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltaracomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Jangan Lupa Like Fanpage Facebook TribunKaltara.com

Follow Twitter TribunKaltara.com

Follow Instagram tribun_kaltara

Subscribes YouTube Tribun Kaltara Official

Sumber: Tribun Kaltara
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved