Berita Malinau Terkini
Semalaman Banjir Rendam Malinau, Warga Sebut Kondisi Ini Serupa Dengan yang Terjadi di Tahun 1998
Banjir besar kembali merendam hampir di selurih permukiman warga di Kabupaten Malinau. Bupati Wempi mengujungi daerah yang masih terendam banjir.
Penulis: Mohamad Supri | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM, MALINAU - Banjir besar kembali merendam hampir di selurih permukiman warga di Kabupaten Malinau.
Bencana banjir yang diakibatkan luapan air Sungai di Malinau tersebut mencapai puncaknya pada malam tadi hingga dini hari ini, Sabtu (29/1/2022).
Tahun lalu, tepatnya pada Minggu, 16 Mei 2021 lalu disebut sebagai banjir terbesar dalam kurun waktu 20 tahun terakhir.
Baca juga: Banjir yang terjadi Jumat 28 Januari 2022 Berangsur Surut, Sebagian Jalan Malinau Masih Tergenang
Berdasarkan kesaksian warga, banjir kali ini serupa dengan banjir yang pernah terjadi tahun 1998 silam. Dan debit banjir diperkirakan lebih tinggi dari banjir tahun lalu.
Warga Desa Malinau Hulu, Iskandar (59) menyampaikan, tahun, banjir besar tidak mencapai lantai rumah panggung miliknya.
Baca juga: Rawan Pangan Pasca Bencana, Dinas Pertanian Kaltara Siapkan Cadangan Beras Bantu Banjir Malinau
Namun, pada malam hari kemarin, ketinggian air menyentuh lantai rumah milik Iskandar.
"Kalau dibandingkan sama yang kemarin, ini lebih sedikit tinggi dari kemarin. Rumah kami tingginya 1,5 meter, tadi malam sampai ke lantai," ujarnya, Sabtu (29/1/2022).

Menurutnya, banjir besar juga pernah terjadi pada tahun 1998 silam. Bencana tersebut jauh lebih parah karena bertepatan pasang besar air laut.
Hal yang sama diungkapkan Bupati Malinau, Wempi W Mawa saat kunjungannya ke desa-desa terdampak banjir pagi tadi.
Baca juga: Wilayah Malinau Kota dan Sekitarnya Dilanda Banjir, Hingga Malam Hari Air Berpotensi Semakin Naik
Kediaman pribadi milik orang nomor 1 di Malinau tersebut juga terdampak akibat banjir malam tadi.
"Rumah itu saya bangun pada tahun 2 ribu. Dan sampai sekarang baru kali ini terdampak banjir seperti itu. Banjir ini mirip seperti akhir tahun 1998 dulu," katanya.
Wempi W Mawa mengatakan, banjir kali ini juga lebih lambat surut. Karena jeda waktu pasang surut dan pasang naik yang singkat.
Baca juga: Fokus Distribusi Logistik, BPBD Nunukan Sebut Kerugian Akibat Banjir di 6 Kecamatan Belum Dihitung
Ia mengimbau agar masyarakat senantiasa waspada, utamanya terhadap bahaya risiko banjir terhadap keamanan diri dan keluarga.
(*)
Penulis : Mohammad Supri