Pilpres 2024
Survei Terbaru Populi Center di DKI Jelang Pilpres 2024, Anies, Prabowo hingga Ganjar Bersaing Ketat
Berikut ini survei terbaru Populi Center di DKI Jakarta jelang Pilpres 2024, Anies Baswedan, Prabowo Subianto, hingga Ganjar Pranowo bersaing ketat.
TRIBUNKALTARA.COM - Berikut ini hasil survei terbaru Populi Center di DKI Jakarta jelang Pilpres 2024, Anies Baswedan, Prabowo Subianto, hingga Ganjar Pranowo bersaing ketat.
Nama Anies Baswedan mengungguli dua figur yang disebut-sebut potensial bertarung di Pilpres 2024.
Dua nama yang dimaksud, yakni Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo.
Hal itu sesuai dengan hasil survei terbaru Populi Center yang dilakukan di DKI Jakarta jelang Pilpres 2024.
Anies Baswedan menjadi figur yang paling banyak diinginkan masyarakat DKI Jakarta jelang Pilpres 2024.
Anies Baswedan saat ini menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Ia juga pernah menjabat Menteri dalam kabinet Joko Widodo.
Sedangkan Prabowo Subianto, saat ini menjabat Menteri Pertahanan RI.
Ia juga merupakan Ketua Umum Partai Gerindra.
Sementara Ganjar Pranowo merupakan Gubernur Jawa Tengah, yang juga kader PDI Perjuangan.
Baca juga: Beda Perlakuan Ketum PAN ke Ridwan Kamil, Anies Baswedan dan Erick Thohir Jelang Pilpres, Ada Apa?
Lembaga Survei Populi Center mencatat masyarakat DKI Jakarta paling banyak memilih Anies Baswedan jika Pilpres digelar hari ini.
"Persentasenya Anies 29 persen, disusul Joko Widodo (20,3 persen), Prabowo Subianto (11,7 persen), dan Ganjar Pranowo (5,8 persen)," kata Peneliti Populi Center, Rafif Pamenang Imawan, Rabu (9/2/2022).
Kemudian pada pertanyaan tertutup soal elektabilitas 10 tokoh yang dipilih menjadi presiden mendatang, Rafif menyebut sebesar 34,8 persen masyarakat DKI Jakarta menjawab Anies Baswedan.
"Disusul Ganjar Pranowo (18,2 persen), Prabowo Subianto (14 persen), Sandiaga Salahuddin Uno (6,7 persen), dan Ridwan Kamil (6,2 persen). Adapun tokoh lainnya mendapatkan persentase di bawah 5 persen," kata dia.
Kemudian, Rafif melanjutkan soal pertanyaan simulasi elektabilitas 3 tokoh yang dipilih menjadi presiden mendatang.
"Sebesar 45,5 persen masyarakat DKI Jakarta menjawab Anies Baswedan, disusul Ganjar Pranowo (27,5 persen), dan Prabowo Subianto (20,8 persen)," kata dia.
"Sementara pada pertanyaan simulasi elektabilitas 2 tokoh yang dipilih menjadi presiden mendatang, Anies Baswedan juga menjadi tokoh yang paling banyak dipilih sebagai presiden oleh masyarakat DKI Jakarta dengan 59,8 persen, disusul oleh Ganjar Pranowo dengan 33,3 persen," ujarnya.
Populi Center menyelenggarakan survei ini di DKI Jakarta mulai tanggal 26 Januari hingga 1 Februari 2022 dengan sampel responden tersebar secara proporsional di 60 kelurahan di Provinsi DKI Jakarta.
Metode pengambilan data dalam survei ini dilakukan melalui wawancara tatap muka terhadap 600 responden yang dipilih menggunakan metode acak bertingkat (multistage random sampling) dengan margin of error (MoE) ± 4 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.
Baca juga: Gelaran Pilpres dan Pileg 2024 Bertepatan Hari Valentine, Mendagri Tito Karnavian Buka Suara di DPR
Gelaran Pilpres dan Pileg 2024 Bertepatan Hari Valentine, Mendagri Tito Karnavian Buka Suara di DPR
Sebelumnya diberitakan, teka-teki kapan gelaran Pilpres dan Pileg 2024 akhirnya terkuak setelah digelar rapat bersama di DPR Senin kemarin.
Dalam rapat yang dihadiri Mendagri, serta KPU, Bawaslu, dan DKPP tersebut disepakati gelaran Pilpres dan Pileg 2024 pada 14 Februari 2024 atau bertepatan Hari Valentine.
Sedangkan untuk pemilihan gubernur dan wakil gubernur, bupati dan wakil bupati, wali kota dan wakil wali kota dilaksanakan pada Rabu, 27 November 2024.
Dalam rapat bersama di DPR Senin kemarin, Mendagri Tito Karnavian juga buka suara alasan penetapan jadwal penyelenggaraan Pilpres dan Pileg 2024 pada 14 Februari 2024 atau bertepatan Hari Valentine.
Sebelum adanya penetapan jadwal penyelenggaraan Pilpres dan Pileg 2024, sempat mencuat wacana pesta demokrasi tersebut bakal ditunda.
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) melalui Komisi II bersama pemerintah dan Komisi Pemilihan Umum (KPU) akhirnya sepakat pemungutan suara Pemilihan Umum ( Pemilu ) dan Pilpres 2024 dilaksanakan serentak pada 14 Februari 2024.
Di kalangan anak muda, 14 Februari biasanya dirayakan sebagai Hari Valentine alias Hari Kasih Sayang.
Kesepakatan terkait hari pemungutan suara untuk Pileg dan Pilpres pada 14 Februari 2024 itu diambil dalam Rapat Kerja Komisi II DPR dengan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian, KPU, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), serta Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (24/1).
Dalam rapat tersebut, mereka juga sepakat pemungutan suara Pemilihan Kepala Daerah ( Pilkada ) Serentak 2024 digelar pada 27 November.
"Penyelenggaraan pemungutan suara Pemilu serentak untuk memilih presiden dan wakil presiden, anggota DPR RI, DPRD provinsi, DPRD kabupaten/kota, serta anggota DPD RI dilaksanakan pada Rabu, 14 Februari 2024. Setuju," kata Ketua Komisi II DPR, Ahmad Doli Kurnia, saat membacakan kesepakatan rapat di Gedung DPR, Senayan, Senin (24/1).
"Setuju," jawab seluruh anggota Komisi II yang hadir. Setelah itu, Doli mengetuk palu persetujuan.
"Pemilihan gubernur dan wakil gubernur, bupati dan wakil bupati, walikota dan wakil walikota dilaksanakan pada Rabu, 27 November 2024," sambungnya.
Anggota Komisi II DPR Mardani Ali Sera sempat meminta Mendagri Tito Karnavian memberikan penjelasan alasan pemilu diselenggarakan pada 14 Februari.
"Mungkin untuk edukasi publik KPU dan Pak Menteri awalnya kita 21 Februari itu angka yang diumumkan ke publik, sekarang kita tetapkan 14 Februari, akan sangat baik kalau diberikan penjelasan," kata Mardani.
Mardani berkelakar apakah 14 Februari karena hari Valentine.
Untuk itulah dia menilai pemerintah harus memberikan penjelasan.
Baca juga: Gonjang Ganjing President Treshold Jelang Pilpres 2024
"Kenapa angka 14 Februari yang kita ambil. Saya sudah ditanya wartawan apa 21 Februari 212 apa 14 Februari itu ada Valentine, saya bilang pasti ada jawaban yang lebih ilmiah dibanding itu," ujarnya.
"Dan selagi kita RDP terbuka baik KPU atau Pak Menteri memberi penjelasan kenapa tanggal 14 Februari 2024 yang kita pilih," lanjut Mardani.
Mardani mengatakan hal itu juga sekaligus menegaskan tidak ada penundaan pemilu 2024.
"Dan ini juga menjelaskan kalau di luaran banyak isu mundur Pemilu saya secara tegas mengatakan kita semua sepakat 2024 sesuai konstitusi pemilu per 5 tahun," ujarnya.
Menjawab pertanyaan itu, Tito mengungkapkan bahwa pemerintah sepakat Pemilu 2024 digelar pada 14 Februari karena tanggal tersebut akan memberikan ruang terkait penyelenggaraan pemungutan suara Pemilu dengan Pilkada Serentak 2024 yang pemungutan suaranya bakal digelar pada November.
"Untuk tanggal, kami kira dari pemerintah sepakat 14 Februari, sehingga ini akan memberikan ruang dengan adanya Pilkada Serentak [2024] yang menurut UU Nomor 10 Tahun 2016 yang kita selenggarakan bulan November," kata Tito.
"Sehingga masih ada space waktu antara Februari dengan bulan November karena itu memberi ruang yang cukup bila terjadi putaran kedua misalnya," sambungnya.
Untuk diketahui, 14 Februari ini merupakan usulan alternatif dari KPU. Usulan itu dikirim KPU ke DPR pada Rabu (19/1).
Komisioner KPU Pramono Ubaid mengatakan, dalam surat tersebut, KPU menyampaikan satu alternatif lagi tanggal pemungutan suara Pemilu, yakni 14 Februari 2024.
"Usulan itu bukanlah baru sama sekali. Karena dalam rapat-rapat konsinyering sebelumnya, KPU pernah mengusulkan 3 alternatif, yakni: 14 Februari, 21 Februari, dan 6 Maret 2024," kata Pramono.
Sedangkan pemerintah melalui Menko Polhukam Mahfud Md pernah menyampaikan usulan jadwal pemilu pada 15 Mei.
Setelah melalui pembahasan lebih lanjut, diputuskanlah pemerintah dan Komisi II DPR akhirnya memutuskan jadwal pemilu pada 14 Februari 2024.
Baca juga: Gerindra Bulat Usung Prabowo Calon Presiden di Pilpres 2024, Reaksi Megawati ke PDIP Dinanti
Ketua KPU Ilham Saputra mengungkapkan pemungutan suara Pemilu 2024 yang direncanakan pada 14 Februari 2024 itu akan jatuh di hari Rabu atau sama seperti hari penyelenggaraan pemilu yang berlangsung selama ini.
Ilham mengatakan jadwal pemilu 14 Februari itu berdasarkan pertimbangan matang. Ia menyebut tanggal itu sudah disesuaikan dengan tahapan-tahapan dan persiapan yang ada.
"Jadi 14 Februari ini hari Rabu. Rabu menjadi hari penyelenggaraan pemilu dari tahun ke tahun, 14 Februari pernah juga diusulkan pada konsinyering pertama antara pemerintah dan DPR," tuturnya.
(*)