UMKM Kaltara

Omzet Bertambah, Bisnis Sembako Pilihan Terbaik saat Pandemi, Sukses Naik Kelas dari KUR Rp 25 Juta

Omzet bertambah, bisnis sembako dan sayuran menjadi pilihan terbaik saat pandemi.  Sukses usahanya naik kelas dari modal KUR dari BRI Rp 25 juta.

Penulis: Andi Pausiah | Editor: Sumarsono
tribunkaltara.com
Aktivitas karyawan M Yainuri saat melayani pembeli. Usaha Yainuri membuka kios sembako dan sayuran justru meningkat di masa pandemi ini. TRIBUNKALTARA.COM/ANDI PAUSIAH 

Dalam per hari estimasi pendapatan untuk tahun 2020 bisa mencapai Rp 2 juta.

“Kurang lebih sekitar itu. Di tahun 2021 juga kurang lebih sama. Karena sembako pasti habis dan modal terputar,” ujarnya.

Justru pendapatan besar juga ada di jualan aneka sayuran. Jika dilihat sepele hanya sekitar Rp 2 ribu.

Baca juga: Mengenal Batik Lulantatibu Khas Nunukan, Produk UMKM Kaltara,Unik Berkat Gabungan Motif 4 Suku Dayak

“Tapi dari Rp 2 ribu satu ikat, kali banyak lumayan menguntungkan. Contoh saya ambil sawi di pasar, tambah Rp 1.000 untungnya.

Kalau lagi tinggi harganya, supaya pembeli tidak naik, sawinya dibagi dua atau dikurangi ikatannya dengan harga sama,” ujarnya.

Sekali menyetok sayuran khusus daun bisa modal Rp 500 ribuan. Dan sudah ada langganan borong dari tukang kebun ke pasar.

“Mereka datang jam dua subuh sudah ada di pasar. Baru panen. Ada sawi, kangkung, bayam, intinya di sayur itu lumayan keuntungannya,” urainya.

Di Tarakan, ia yang pertama kali mencetuskan berjualan sayur dan sekaligus memiliki kios atau minimarket.  Itu semua sebenarnya juga bermula dari saat merintis usahanya dari awal di tahun 2000-an.

Memulai usaha hanya jualan lapak sayur di pinggir jalan. Lalu kemudian akhirnya memiliki sepeda, kemudian beralih ke motor, lalu motor roda tiga kemudian naik menjadi mobil pikap.

Dari mobil pikap akhirnya bisa memiliki rumah sendiri dan dijadikan kios untuk berjualan. Dari kios, berhasil membuat minimarket.

Usahanya yang terus berkembang tentu tak lepas dari bantuan permodalan usaha dari perbankan. Dalam hal ini ia menjadi nasabah BRI Cabang Tarakan.

Baca juga: Ingin Jadi Agen BRILink, Berikut Cara, Syarat dan Dokumen yang Harus Dipenuhi

Sejak awal memulai usahanya, bersama rekan lainnya ia masuk dikategorikan dalam klaster penjual sayur yang memang saat ini di bawah binaan BRI Tarakan.

Modal awal pinjaman Rp 25 juta, nekat ia ambil dan akhirnya memasuki 2020, ia pun memulai membangun minimarket.

“Terpikir kembali meminjam modal ke PT BRI Cabang Tarakan. Lalu 2013, lewat program Kredit Usaha Rakyat (KUR) nekat pinjam ke BRI,” ujarnya.

Bermodalkan jaminan sertifikat rumah, dan memperhitungkan kemampuan, keuntungan dan kerugian, omzet atau pendapatan harian, ia pun memutuskan melakukan pinjaman.

Dari modal Rp 25 juta, ia perlahan bertransformasi naik kelas menjadi penyedia produk sembako.

Saat ini jika diestimasikan, omzet masih di angka 60 juta secara kotor. Namun dari omzet itu, ia sudah bisa menggaji karyawannya. (*)

Sumber: Tribun Kaltara
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved