Warga Diterkam Buaya
Hari Keenam Pencarian, Korban Diterkam Buaya Belum Ditemukan, Danposal KTT Belum Ada Tanda-tanda
Pencarian korban diterkam buaya di kanal Sungai Supa Desa Bebatu, yakni Luther, memasuki hari keenam.
Penulis: Rismayanti | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM, TANA TIDUNG - Pencarian korban diterkam buaya di kanal Sungai Supa Desa Bebatu, yakni Luther, memasuki hari keenam.
Komandan Pos Angkatan Laut (Danposal) Kabupaten Tana Tidung, Kapten Laut (PM) Agus BP mengatakan, sampai hari ini, Senin (21/2/2022) belum ada tanda-tanda Luther ditemukan.
Saat ini juga, pihaknya bersama Tim SAR gabungan TNI-Polri, instansi terkait, beserta warga masih melakukan pencarian di lokasi kejadian.
Baca juga: Hari Ketiga Pencarian Korban Diterkam Buaya, BPBD Tana Tidung: Siap Bantu Turunkan Personel
Bahkan, tim gabungan juga telah melakukan perluasan lokasi penyisiran di hutan hingga rawa-rawa di sekitar lokasi kejadian.
Selain itu, Sungai Supa juga ikut disisir oleh tim gabungan, untuk mencari korban yang merupakan warga Bebakung Kecamatan Betayau.
Baca juga: Hari Ketiga Korban Diterkam Buaya di KTT Belum Juga Ditermukan, Keluarga Panggil Pawang dari Sebuku
"Sudah kita sisir pakai ketinting, alat berat juga kita gunakan untuk membersihkan tembusan sungai.
Kendalanya, aliran sungai yang di dalam terhambat rumput-rumput, jadi sungai tertutup yang diatas," ujarnya kepada TribunKaltara.com.

Saat ditanya waktu masa berakhir pencarian, dia sampaikan, berdasarkan aturan pelaksanaan pencarian hingga 7 hari.
Namun, apabila (lewat 7 hari) pihak keluarga masih mencari, pihaknya akan tetap membantu pencarian.
"Kalau Aturannya 7 hari. Tapi kalau pihak keluarga masih mencari, kita tetap bergiat. Tapi sampai saat ini belum ada tanda-tanda korban ditemukan," ucapnya.
Baca juga: Keluarga Korban Diterkam Buaya di KTT Minta Semua Bekerja, Samoel: Masih Panjang Waktu Pencariannya.
Sebelumnya, disampaikan Kepala Desa Bebatu, Mahmuda bahwa lokasi kejadian itu, memiliki medan yang cukup sulit.
Sehingga, pihaknya berinisiatif menggunakan drone untuk memantau dari atas.
Mengingat di hamparan kanal tersebut, banyaknya tanaman bakung. Sehingga, cukup meyulitkan tim gabungan yang melaksanakan pencarian korban.
"Mau pakai perahu, ndak bisa lewat karena nyangkut di tanaman ini. Turun ke bawah, tau-tau ada buaya di bawah kan lebih bahaya lagi. Jadi agak susah," ungkapnya.
(*)
Penulis: Risnawati