Perang Rusia dan Ukraina
Invasi Rusia ke Ukraina Pecah, Kontraksi Pasar Global Dimulai, Rupiah Langsung Dikabarkan Melemah
Perhatian masyarakat internasional kini tertuju pada invasi yang baru saja digencarkan Rusia kepada Ukraina.Kondisi ini tak pelak memicu kontraksi pad
“Separatis di Donbass Ukraina (Donbas) meminta bantuan Rusia dalam memukul mundur agresi pada hari Rabu. Ukraina menanggapi dengan mengumumkan wajib militer dan keadaan darurat,” sambungnya.
Sementara laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Kamis (24/2/2022), ditutup merosot 1,48 persen atau 102,23 poin ke posisi 6.817,82.
Sepanjang perdagangan, IHSG bergerak pada kisaran 6.758 hingga 6.929, di mana terdapat 109 saham menguat, 492 saham melemah, dan 82 saham tidak mengalami perubahan.
Adapun nilai perdagangan mencapai Rp 21,17 triliun dengan 31 miliaran saham yang ditransaksikan oleh pelaku pasar sebanyak 2 jutaan kali.
Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Abdul Azis mengatakan, perang Rusia - Ukraina mengganggu psikologis pasar dan akhirnya terjadi aksi panic selling dari investor.
"Investor untuk saat ini bisa melakukan wait and see terlebih dahulu, sambil menunggu bagaimana konflik antara Rusia dan Ukraina ini," ujar Azis saat dihubungi, Kamis (24/2/2022).
"Atau mungkin menyiapkan cash sambil menyicil saham-saham yang sudah turun dalam dan memiliki fundamental yang kuat," sambungnya.
Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira mengatakan, dampak ketegangan antara Rusia dan Ukraina paling terasa ke sektor keuangan Indonesia.
Seban, pada hari ini saat invasi Rusia dimulai, pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sudah bergerak ke level Rp 14.500.
"Rupiah melemah dan ini akan terus bergerak, diperkirakan mendekati level Rp 15 ribu, jika kondisi konflik eskalasinya semakin meluas dan melibatkan banyak negara," ujarnya melalui pesan singkat kepada Tribunnews.com, Kamis (24/2/2022).
Menurut dia, ini akan menimbulkan instabilitas, dan tentunya merugikan proses pemulihan dan moneter di Indonesia, karena juga bertepatan dengan tapering off dan kenaikan suku bunga di negara-negara maju.
Sementara, dampak kedua adalah efek dari harga komoditas, di mana minyak mentah sudah tembus di atas 100 dolar Amerika Serikat (AS) per barel.
Bhima menambahkan, kenaikan harga minyak akan meningkatkan inflasi dan membuat biaya logistik hingga barang-barang kebutuhan pokok lebih mahal.
"Efeknya adalah harga kebutuhan pokok semakin meningkat, daya beli semakin rendah, dan subsidi energi membengkak cukup signifikan," pungkasnya.
Kabar terbaru soal perang Rusia dan Ukraina, buntut invasi Rusia ke Ukraina, ini reaksi Kementerian Luar Negeri Indonesia hingga soal nasib warga negara Indonesia atau WNI.
Perhatian masyarakat internasional kini tertuju pada invasi yang dilakukan Rusia kepada Ukraina.
Pasalnya, Presiden Rusia Vladimir Putin telah melakukan instruksi memerintahkan invasi ke Ukraina pada Kamis (24/2/2022),
Vladimir Putin menyebut invasi Rusia ke Ukraina sebagai "operasi militer khusus".
Di tengah invasi Rusia ke Ukraina, Kementerian Luar Negeri Indonesia mengeluarkan 4 poin pernyataan.
Termasuk soal nasib warga negara Indonesia atau WNI.
Pemerintah Indonesia mengeluarkan 4 poin pernyataan terkait kondisi darurat yang terjadi di Ukraina, yang disampaikan Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Teuku Faizasyah.
Pertama, Indonesia prihatin dengan kondisi eskalasi konflik senjata di wilayah Ukraina yang sangat membahayakan keselamatan rakyat serta berdampak bagi perdamaian di kawasan.
Kedua, Indonesia menegaskan agar ditaatinya hukum internasional dan piagam PBB mengenai integritas teritorial wilayah suatu negara, serta mengecam setiap tindakan yang nyata-nyata merupakan pelanggaran wilayah teritorial dan kedaulatan suatu negara.
Ketiga, menegaskan kembali agar semua pihak tetap mengedepankan perundingan dan diplomasi untuk menghentikan konflik dan mengutamakan penyelesaian damai.