Unjuk Rasa Mahasiswa Tarakan
Tak Bermaksud Menolak Aspirasi Mahasiswa, DPRD Tarakan Jelaskan Alasan, Unjuk Rasa Sempat Ricuh
Yulius Dinandus menjelaskan alasan pimpinan DPRD Tarakan tak menemui mahasiswa yang melakukan unjuk rasa, tak bermaksud menolak aspirasi.
Penulis: Andi Pausiah | Editor: Cornel Dimas Satrio
TRIBUNKALTARA.COM, TARAKAN – Mewakili seluruh pimpinan dan anggota DPRD Kota Tarakan, Yulius Dinandus angkat bicara terkait aksi unjuk rasa yang terjadi sejak pagi hingga siang tadi, di Tarakan, Kalimantan Utara, Kamis (24/2/2022).
Ia menegaskan, DPRD Tarakan bukan menolak aspirasi yang disuarakan mahasiswa.
“Saya garisbawahi tidak pernah menolak siapapun baik secara pribadi maupun kelompok maupun organisasi manapun yang datang menyampaikan aspirasi di lembaga DPRD Tarakan,” jelasnya.
Namun Yulius menjelaskan, DPRD Tarakan ingin ada bentuk pembinaan dan mengutamakan pola yang tepat, ketimbang unjuk rasa.
Pria yang menjabat Wakil Ketua DPRD Tarakan ini mengungkapkan sesuai surat yang diterima, akan ada penyampaian aspirasi dari Aliansi Masyarakat Kecil dan surat yang masuk tidak memiliki nomor surat dan secretariat.
“Saya kira itu bukan masalah bagi kami dari lembaga DPRD. Hasil komunikasi kami ke pihak berwajib, bahwa mereka mengharapkan kehadiran anggota DPRD Tarakan.
Dan saya salah satu pimpinan DPRD menyatakan bahwa kami berusaha penuhi terkecuali ada beberapa rekan dewan yang posisi sakit saat ini karena isoman,” beber Yulius Dinandus.
Baca juga: 300 Personel Polisi Dikerahkan Amankan Unjuk Rasa Mahasiswa Tarakan, Satu Anggota Pingsan
Ia menjelaskan, dalam undangan tertulis, massa akan hadir pukul 09.00 WITA.
Sebelum pukul 09.00 WITA, pihaknya bersama anggota DPRD lainnya sudah berada di Kantor DPRD Tarakn dan menunggu kedatangan peserta unjuk rasa.
“Tetapi muncul jam sebelas. Poin kedua, dari hal itu, seperti pernyataan rekan di bawah bahwa kami tidak menemui padahal kami sudah menemui mereka, sudah turun ke bawah,” ujar Yulius Dinandus.
Ia mengajak seluruh anggota DPRD Tarakan yang hadir untuk menemui peserta aksi dan tidak lagi melalui prosedural administrasi.
“Kami heran, sudah turun ternyata bendera mahasiswa yang muncul.
Kami baru tahu bahwa Aliansi Masyarakat kecil gabungan dari mahasiswa.
Terhadap yang mereka inginkan, kami mempersiapkan ruangan dan meminta 20 orang,” ujarnya.