Perang Rusia dan Ukraina

Profil Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, Sosok Paling Terancam, Janji Tak Tinggalkan Negaranya

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky merupakan Presiden Ukraina keenam dalam sejarah berdirinya negara tersebut.

Editor: Hajrah
politicaleconomistng.com
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky menjadi sasaran nomor satu dari operasi militer yang dilancarkan Presiden Rusia Vladimir Putin. Zelensky dan keluarganya menjadi tokoh yang paling terancam keselamatannya. (politicaleconomistng.com) 

Ia pun memenangkan pemilihan presiden secara telak dengan mengantongi 73 persen suara.

Pada Mei 2019, Zelensky pun dilantik sebagai presiden Ukraina menggantikan pendahulunya.

Kini, Zelensky tetap berada di Kiev dan akan terus mengunggah video dan seruan mengenai invasi yang terjadi.

Dalam pidatonya, Zelensky juga mengimbau masyarakat Rusia untuk membantu menghentikan perang tersebut.

Beberapa jam kemudian, misil-misil mulai ditembakkan oleh Rusia ke wilayah Kiev.

Selebriti dan Tokoh Rusia Serukan Penolakan Perang

Selebriti Rusia, jurnalis dan tokoh masyarakat lainnya telah menyuarakan penentangan terhadap invasi Presiden Vladimir Putin ke Ukraina pada hari Kamis, (24/2/2022).

Baca juga: Beda Jauh, Ini Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina, Negara Vladimir Putin Perkasa

Para aktivis pun turun tangan dan berencana untuk menggelar unjuk rasa anti-perang di pusat kota Moskow.

Sementara itu, bintang pop, pembawa acara televisi, dan sutradara film ramai-ramai mengunggah postingan di Instagram sebagai protes atas perang.

Dilansir The Moscow Times, Kamis (24/2/2022), protes tersebut digaungkan berbagai elemen masyarakat Rusia.

Bahkan, sosialita sekaligus mantan kandidat presiden Kesenia Sobchak juga menyatakan keberatannya.

"Kami orang Rusia akan menghadapi konsekuensi hari ini selama bertahun-tahun lagi," tulis Ksenia Sobchak.

Sebuah petisi anti-perang yang diluncurkan oleh wartawan harian bisnis Kommersant, Elena Chernenko telah mengumpulkan setidaknya 100 tanda tangan wartawan.

Penandatangan petisi tersebut termasuk karyawan media RBC, Novaya Gazeta, Dozhd, Ekho Moskvy, Snob dan The Bell, serta media pemerintah TASS dan RT.

Pemimpin redaksi Novaya Gazeta, Dmitry Muratov mengecam peringatan Putin terhadap campur tangan luar.

Sumber: Tribunnews.com
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved