Berita Bulungan Terkini
Jadi Penyangga Pangan IKN, Produksi Pertanian Bulungan Masih Rendah, Disperta Beber Kendala
Pertanian Bulungan sudah ditetapkan sebagai bagian penyangga pangan ibu kota negara (IKN) Nusantara.
Penulis: - | Editor: Cornel Dimas Satrio
TRIBUNKALTARA.COM, BULUNGAN - Pertanian Bulungan sudah ditetapkan sebagai bagian penyangga pangan ibu kota negara (IKN) Nusantara.
Tetapi hasil produksi padi di atas lahan food estate Tanjung Buka Kecamatan Tanjung Palas Tengah, Bulungan, Kalimantan Utara, belum mencukupi untuk prasyarat kebutuhan pangan IKN.
Kepala Dinas Pertanian (Disperta) Bulungan, Achmad Yani mengungkapkan, rata-rata produksi pertanian di Bumi Tenguyun masih 4 ton per hektare (ha).
"Rata-rata setiap 2-3 bulan hasil panen padi kita 4 ton per hektare jadi, saya pastikan kebutuhan pangan IKN belum bisa terpenuhi, karena dibutuhkan 30 ton dari Bulungan," ungkapnya, di Kantor Bupati Bulungan, Jumat (18/3/2022).
Terpisah, Bupati Syarwani telah memerintahkan Disperta Bulungan untuk melalukan pemetaan varietas padi yang akan dikembangan di setiap 10 kecamatan dan 74 desa.
"Sekarang kita tidak bisa menutup mata, produksi pertanian masih rendah, dan kami masih berupaya untuk meningkatkannya," ucap Syarwani.

Baca juga: Tahun 2024 Mendatang, Pembangunan Food Estate Terpadu Jadi Program Prioritas Pemkab Bulungan
Karena itu, Syarwani akan sosialisasi lahan pertanian bersama petanu di Bulungan untuk kerjasama perluasan, sehingga bisa memenuhi kebutuhan pangan di daerah.
"Ini tantangan ke depan bagaimana meningkatkan produksi pertanian dan kebutuhan pangan di Kabupaten Bulungan, maka kami akan kembali sosialisasikan dan bekerja sama dengan petani untuk ciptakan beras yang melimpah," ungkapnya.
Terkendala lahan
Sejatinya Bulungan sudah menerapkan program pengembangan pertanian food estate sejak 2011, yang ditetapkan oleh Kementerian Pertanian (Kementan) RI.
Tetapi Achmad Yani menjelaskan, produksi pertanian di Bulungan terkendala lahan.
Dari 50 hektare lahan, yang saat ini digunakan untuk pertanian hanya 25 hektare.
"10 ribu hektare di antaranya merupakan ploting untuk kawasan transmigrasi. Selanjutnya, 30 ribu merupakan kawasan pertanian pasang surut, terlebih fasilitas pendukung, seperti jalan, jembatan dan lainnya belum memadai," ucapnya.

Baca juga: Pemprov Kaltara Minta 2023 Sektor Pertanian Dikuatkan, Bupati Bulungan Sebut Siap Jadi Prioritas
Selain masalah lahan pertanian, Disperta Bulungan juga terkendala mindset petani yang umumna menenam hanya untuk makan.
"Sekarang ini mindset para petani harus diubah untuk usaha, kalau mau menjadi lumbung pangan penyangga IKN," ucapnya.