Berita Nunukan Terkini
Penjelasan Kalapas Nunukan I Wayan Nurasta Wibawa, Segera Launching Sarana Asimilasi dan Edukasi
Lapas Klas IIB Nunukan akan segera melaunching Sarana Asimilasi dan Edukasi (SAE) di kawasan Bukit Aren, Jalan Sei Jepun, Kecamatan Nunukan Selatan.
Penulis: Febrianus Felis | Editor: Amiruddin
TRIBUNKALTARA.COM, NUNUKAN - Lapas Klas IIB Nunukan akan segera melaunching Sarana Asimilasi dan Edukasi (SAE) di kawasan Bukit Aren, Jalan Sei Jepun, Kecamatan Nunukan Selatan.
Kepala Lapas (Kalapas) Klas IIB Nunukan, Nunukan, I Wayan Nurasta Wibawa, mengatakan SAE yang direncanakan akan dilaunching sebelum Hari Bakti Pemasyarakatan pada 27 April mendatang, merupakan perwujudan sisi lain kehidupan dibalik sel.
"SAE ini jadi tempat asimilasi warga binaan Lapas Nunukan. Karena di kawasan Bukit Aren ini ada agro wisata, agro pertanian, agro peternakan, dan agro perkebunan. Rencana kami launching sebelum Hari Bakti Pemasyarakatan," kata I Wayan Nurasta kepada TribunKaltara.com, saat ditemui di puncak Bukit Aren, Sabtu (19/03/2022), sore.
Baca juga: Cegah Serangan Covid-19, Tim Kesehatan Lapas Nunukan Semprot Disinfektan di Area Blok Hunian
Wayan menjelaskan lahan seluas 6,6 hektar dikelola untuk dijadikan tempat SAE.
Dari pintu masuk kawasan Bukit Aren pengunjung dapat melihat hamparan sayuran yang ditanam oleh para Narapidana.
Tak hanya itu, ada juga beberapa buah seperti Nanas yang tampak di sepanjang langkah kaki menuju puncak Bukit Aren.
Di atas lahan 10 hektar yang masih berstatus pinjam pakai, ditanami kelapa sawit. Tiap bulannya Narapidana memanen hingga 3.000 ton.
"Untuk agro peternakan, kami punya 5 ekor sapi. Rencana akan beternak ayam, kandang sudah ada.
Harapannya semakin banyak kegiatan, semakin banyak edukasi yang diperoleh warga binaan. Semakin banyak edukasi yang mereka dapatkan," ucapnya.
Menurut Wayan, Lapas bukan hanya sekadar menjadi tempat hukuman bagi Narapidana.
Tapi sisi lainnya adalah tempat rehabilitasi dan reintegrasi sosial.
"Bisa dibilang Lapas itu gambaran kehidupan di luar. Kami buat suasana di dalam lapas jadi hidup.
Ilmu pengetahuan kami berikan, biar setelah bebas, mereka bisa terapkan di tengah masyarakat. Bahkan jadi bekal untuk bekerja saat bebas," tambah Wayan.
Lebih lanjut dia sampaikan program pembinaan yang mereka berikan kepada Narapidana ada dua yakni pembinaan kepribadian dan kemandirian.
Pembinaan kepribadian yang diberikan seperti membina mental dan moral para Narapidana melalui kegiatan keagamaan, pendidikan bela negara, dan kepramukaan.
Sementara itu, pembinaan kemandirian seperti membatik, membuat tahu dan tempe, menanam sayur, membuat patung, dan lain-lain.
"Di dalam Lapas juga ada tempat laundry, tempat cukur rambut, pembuatan paping blok, dan banyak lagi," ujarnya.
Pemasaran dan Modal Jadi Kendala
Wayan mengaku, kendala yang dihadapi Lapas Nunukan adalah pemasaran hasil karya para Narapidana.
Kendala berikutnya adalah permodalan. Wayan menyebut anggaran Kemenkumham untuk kegiatan Lapas Nunukan tidak mencukupi kebutuhan kegiatan Narapidana.
"Ketika membuat batik, kami bingung mau memasarkan ke mana. Saking bingungnya kegiatan di Lapas sering vakum.
Lalu, produksi tempe dan tahu kalau tidak ada pasarannya, Narapidana yang konsumsi. Termasuk pembuatan roti," tuturnya.
Hasil penjualan karya Narapidana, sebagian masuk PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak) dan sebagian lagi diberikan kepada Narapidana sebagai premi.
Tugu Mandau 12 Meter Didirikan

Kabar gembira juga buat kaum milenial Nunukan, karena Lapas Nunukan saat ini sedang menyelesaikan pembangunan Tugu Mandau lengkap dengan tameng dan tombaknya, setinggi 12 meter di atas puncak Bukit Aren.
Lokasi agro wisata Bukit Aren sangat cocok sekali bagi kalian yang ingin menikmati keindahan senja dari puncak Bukit Aren.
Tak hanya itu, sepanjang jalan menuju puncak Bukit Aren dibangun banyak spot foto yang cocok buat Instagramable.
Baca juga: Percepat Vaksin Covid-19, NIK Ratusan WBP Lapas Nunukan Dicek Disdukcapil, Baru 815 Orang Divaksin
Untuk sampai ke puncak bukit, kalian harus berjalan kaki sepanjang 500 meter dari gerbang masuk.
"Yang kerjakan Tugu Mandau itu Narapidana. Pengerjaan sudah 50 persen. Tinggal finishing beberapa item lagi.
Pintu masuk ada dua patung yang memakai baju adat Dayak. Kita buat begitu untuk mengadopsi kearifan lokal. Semoga seminggu sebelum HUT sudah bisa dilaunching," ungkapnya.
Selain itu, di kawasan Bukit Aren akan dibangun museum penjara.
Jadi warga Nunukan bisa melihat langsung perkembangan penjara dari masa ke masa.
"Semenjak pandemi kawasan Bukit Aren kami tutup. Setelah launching kami buka untuk masyarakat Nunukan. Ada biaya tiket masuk juga nanti," imbuhnya.
(*)
Penulis: Febrianus Felis