Berita Nunukan Terkini
HET Minyak Goreng Kemasan Dicabut, Pedagang di Nunukan: Nggak Ngaruh Buat Konsumen di Perbatasan
Pedagang minyak goreng di Nunukan menyebut pencabutan HET minyak goreng kemasan tidak berpengaruh pada konsumen di perbatasan RI-Malaysia.
Penulis: Febrianus Felis | Editor: Amiruddin
TRIBUNKALTARA.COM, NUNUKAN - Pedagang minyak goreng di Nunukan menyebut pencabutan peraturan harga eceran tertinggi ( HET ) minyak goreng kemasan tidak berpengaruh pada konsumen di perbatasan RI-Malaysia.
Diketahui pemerintah telah mencabut peraturan mengenai harga eceran tertinggi ( HET ) untuk minyak goreng kemasan per Rabu (16/03/2022), pukul 00.00 waktu setempat.
Baca juga: Warga tak Kebagian Minyak Goreng di Operasi Pasar, Komisi 3 DPRD KTT Minta Evaluasi Pendistribusian
Hal itu sebagaimana tertuang dalam Surat Edaran Nomor 9 Tahun 2022 tentang Relaksasi Penerapan Harga Minyak Goreng Sawit Kemasan Sederhana dan Kemasan Premium.
Adapun tujuan pencabutan HET minyak goreng kemasan tersebut untuk percepatan kertersediaan minyak goreng sawit bagi masyarakat dengan jumlah yang mencukupi di seluruh wilayah Indonesia.
Seorang pedagang sembako di Pasar Jamaker Nunukan, Heri mengatakan pencabutan HET minyak goreng kemasan tidak berpengaruh pada konsumen di perbatasan.
Menurut Heri, masyarakat perbatasan tidak terlalu mempersoalkan harga minyak goreng, yang terpenting adalah stoknya tersedia terus.
"HET minyak goreng kemasan dicabut nggak ngaruh buat konsumen di perbatasan.
Warga perbatasan tidak mau pusing masalah harga minyak goreng, yang penting itu barangnya tidak langka. Itu saja," kata Heri kepada TribunKaltara.com, Minggu (20/03/2022), pukul 11.00 Wita.
Kelangkaan minyak goreng sejak awal tahun 2022 ini, membuat banyak masyarakat Nunukan mengkonsumsi minyak goreng asal Malaysia.
Meskipun memang selama ini, kata Heri minyak goreng Malaysia banyak beredar di pasaran Nunukan, karena harganya jauh lebih murah dibanding minyak goreng lokal.
Heri menyebut saat ini harga minyak goreng Malaysia naik menjadi Rp23 ribu per liter.
"Sebelumnya saya jual hanya Rp22 ribu, sekarang Rp23 ribu per liter.
Soalnya saya beli dari penyalurnya harganya Rp360 ribu per dus yang ukuran 1 liter. Saya stok dua dus, tidak sampai dua hari habis sudah," ucapnya.
Lebih lanjut Heri sampaikan, minyak goreng Malaysia memang lebih murah, tapi secara kualitas minyak goreng lokal nomor satu.
"Minyak goreng Malaysia keruh, kalau Indonesia punya jernih. Kualitas nomor satu kalau minyak goreng lokal," tambahnya.