Perumda Aneka Usaha Tarakan Beri Deviden Rp 140 Juta, Wali Kota: Setor 55 Persen dari Laba  

TRIBUNKALTARA.COM, TARAKAN – Selain Perumda Telokomunikasi, Perumda Tarakan Aneka Usaha ikut menyetorkan dividennya kepada Pemkot Tarakan tahun ini.

Direktur Perumda Tarakan Aneka Usaha, Mappa Panglima Banding yang ditemui di ruangannya, Selasa (5/4/2022) siang tadi memaparkan bagaimana proses berdirinya perumda ini sampai akhirnya bisa menyetorkan dividen atau keuntungan.

Mappa Panglima Banding mengakui, memang sejak beralih menjadi Perumda dari Perusda, ini kali pertama Perumda Tarakan Aneka Usaha menyetorkan dividen (keuntungan).

Baca juga: Tahun 2022, Perumda Aneka Usaha Bakal Kelola Parkir Tepi Jalan, Optimis Sumbang PAD Rp 1,5 Miliar

Di tahun sebelumnya diakuinya bahkan sempat mengalami kerugian kurang lebih Rp 300 juta lebih di 2020. Ia membeberkan ada faktor penyebabnya.

Salah satunya sales atau penjualan di 2020 hanya Rp 726 juta. Sedangkan beban operasional dan beban lainnya lebih dari Rp 800 juta.

Sehingga lanjutnya sempat mengalami kerugian Rp 300 juta lebih saat itu. Kemudian lanjutnya, di 2021 sales mengalami kenaikan. Alasannya karena ada pengaruh penyertaan modal dan baru menerima di Agustus 2021 sebesar Rp 3,6 miliar.

Baca juga: Perumda Tarakan Media Telekomunikasi Lakukan Evaluasi Pelanggan, Janji Setor Deviden ke Pemkot

Itupun lanjutnya, total Rp 1,6 miliar merupakan akumulasi penyertaan modal di 2020. Di 2020, perumda menerima Rp 2 miliar.

“Di 2020 tetapi kami cuma terima Rp 325 juta. Sehingga sulit untuk perumda di 2020 itu menambah kapasitas produksi dan menambah kapasitas penjualannya. Itu salah satu dampaknya sementara biaya cukup besar,” ujarnya.

Barulah ketika masuk modal di 2021 di kuarta keempat atau sekitar Agustus, jika saja masuk di awal, sales atau penjualan bisa lebih besar. Karena masuk di pengujung tahun maka kemampuan menaikkan penjualan hanya sampai di angka Rp 1,3 miliar.

Kemudian lanjutnya, laba diperoleh mencapai Rp 256.303.656 saat itu. Maka dividen yang disetorkan sebeasr 55 persen atau sekitar Rp 140.967.010 sesuai kesepakatan bersama kuasa pemilik modal (KPM) dalam hal ini Wali Kota Tarakan.

“Wali kota memerintahkan kepada perumda menyetor 55 persen dari laba diperoleh di 2021. Angka 55 persen ini angka maksimal. Kalau menyetor kurang 55 persen, kebijakan KPM. Sudah melalui berbagai macam pertimbangan,” ujarnya.

Ia menjelaskan, penyertaan modal di 2021, Rp 3.674.900.000. Di 2020, penyertaan modal diterima Rp 325 juta seharusnya yang diterima Rp 1,6 miliar sehingga saat menerima penyertaan modal di 2021, itu akumulasi dari 2020 sehingga total Rp 3,67 miliar.

Baca juga: Perumda Energi Bantah Tak Punya Izin Pengolahan Limbah, Thamrin: Izin Transport dan Pengolahan Ada

Di tahun 2022, sudah tidak ada lagi penyertaan modal dalam bentuk uang ataupun aset. Di 2021 di pengujung tahun sudah menerima penyertaan modal dalam bentuk bangunan dan peralatan.

“Sekitar Rp 44.887.686.574, itu dalam bentuk aktiva tetap bukan dalam bentuk uang. Ada diberikan berbagai macam peralatan kerja, dan inventaris kantor,” sebutnya.

Didominasi pendapatan bervariasi lanjutnya. Pertama ada Bus Rapid Transit (BRT) sebesar Rp 494.282.718.

Kemudian kontribusi terbesar kedua ada agen barang impor Rp 447 juta. Kemudian ketiga, sewa lahan di Pelabuhan Pamusian sebesar Rp 375.850.000.

Baca juga: Di Era Walikota Khairul, Perumda Air PDAM Tirta Alam Tarakan Bakal Setor Dividen Rp 8,1 Miliar 

“Kemudian ada penerimaan lain-lain Rp 25.043.333. Ditotalkan semua mencapai Rp 1.343.176.051,” pungkasnya.

(*)

Penulis: Andi Pausiah