Berita Malinau Terkini

Hasil Tangkap di Sungai Malinau Turun Tiap Tahun, Curhat Para Nelayan di Hari Nelayan Nasional 2022

Hasil tangkap di Sungai Malinau menurun tiap tahun, curhat para nelayan di Hari Nelayan Nasional 2022.

Penulis: Mohamad Supri | Editor: M Purnomo Susanto
TRIBUNKALTARA.COM / MOHAMMAD SUPRI
Sejumlah kelompok nelayan bersiap mengutip hasil laur di daerah aliran sungai sesayap, Kecamatan Malinau Kotq, Kabupaten Malinau, Provinsi Kalimantan Utara, beberapa waktu lalu. 

TRIBUNKALTARA.COM, MALINAU - Hasil tangkap di Sungai Malinau menurun tiap tahun, curhat para nelayan di Hari Nelayan Nasional 2022.

Hari ini tepat diperingati sebagai Hari Nelayan Nasional 2022, Rabu (6/4/2022).

Perikanan merupakan salah satu jenis mata pencaharian khususnya bagi mayoritas warga Malinau yang hidup di sepanjang pesisir sungai.

Baca juga: Penumpang di Malinau tak Tahu Belum Booster Wajib Antigen, Terpaksa ke Aptotek Bayar Rp 100 Ribu

Ketua Kelompok Nelayan, Imbayud Taka Desa Malinau Seberang, Hasan saat menghadiri pertemuan kelompok nelayan bersama Bupati dan Wakil Bupati Malinau, Provinsi Kalimantan Utara.
(TRIBUNKALTARA.COM/MOHAMMAD SUPRI)
Ketua Kelompok Nelayan, Imbayud Taka Desa Malinau Seberang, Hasan saat menghadiri pertemuan kelompok nelayan bersama Bupati dan Wakil Bupati Malinau, Provinsi Kalimantan Utara. (TRIBUNKALTARA.COM/MOHAMMAD SUPRI) (TRIBUNKALTARA.COM/MOHAMMAD SUPRI)

Data Dinas Perikanan Kabupaten Malinau hingga tahun 2021, di Malinau jumlah nelayan terdaftar sebanyak 203 orang.

Ratusan nelayan tersebut tergabung dalam 11 kelompok nelayan yang terdaftar di seluruh Malinau. Rata-rata berdomisili di Kecamatan Malinau Utara.

Ketua Kelompok Nelayan Imbayud Taka, Hasan bercerita, masa-masa kejayaannya sebagai nelayan. Hasil tangkap, ikan dan udang galah berlimpah ruah.

Kata Hasan, setiap nelayan memiliki spesifikasi berbeda-beda dalam hal penggunaan alat tangkap.

"Dulu itu, hasil tangkap memang banyak. Pendapatan bersih Rp 200 ribu sehari, bersih. Itu sudah lumayan. Nah, biasanya nelayan dikenal dengan alat tangkapnya, kalau saya pakai Jala, ada yang pakai pukat, ada juga pancing," ujarnya.

Tak hanya Hasan, hampir seluruh nelayan di Malinau merasakan dampak menurunnya hasil tangkap di Sungai Malinau.

Baca juga: Prakiraan Cuaca Rabu 6 April 2022,Dua Wilayah di Malinau Diprediksi Diguyur Hujan Ringan Siang Hari 

Jika dulunya, Nelayan bisa membawa pulang pendapatan bersih Rp 200 ribu pendapatan bersih, saat ini menurun hingga Rp 50 ribu sehari.

Jumlah tersebut merupakan pendapatan bersih setelah bermandi terik matahari seharian. Rutinitasnya, para nelayan mulai turun melaut di Sungai Malinau mulai pukul 06:00 Wita dan kembali pulang pukul 17:00 Wita.

"Semua merasakan lah saya kira. Kami biasa ngumpul cerita-cerita. Kalau dirupiahkan itu, rata-rata kurang lebih Rp 50 ribu lah sehari untuk hasil sekarang ini," katanya.

Dari keterngan para nelayan, penyebab merosotnya hasil tangkapan nelayan bisa jadi diakibatkan aktivitas pertambangan dan eksplorasi di wilayah hulu sungai, Kecamatan Malinau Selatan.

Di sisi lain, Ketua Kelompok Jejak Nelayan Malinau, Samri memaparkan kegelisahan para nelayan sejak dulu adalah terkait menurunnya hasil tangkapan.

Semua nelayan menurutnya sama-sama paham, dampak limbah tambang merupakan penyebab utama menurunnya penghasilan nelayan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltara
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved