Berita Tarakan Terkini

Cabai Rawit & Bawang Merah Ikut Sumbang Inflasi di Tarakan, Jelang Ramadan Permintaan Meningkat 

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kaltara (KPwBI) merilis inflasi periode Maret 2022.Di bulan ini, komoditas hortikultura seperti cabai rawit

Penulis: Andi Pausiah | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM/ ANDI PAUSIAH
Komoditas cabai turut jadi penyumbang inflasi bulan Maret 2022 berdasarkan rilis dari KPwBI Provinsi Kaltara. 

TRIBUNKALTARA.COM, TARAKAN –Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kaltara (KPwBI) merilis inflasi periode Maret 2022.

Di bulan ini, komoditas hortikultura seperti cabai rawit memiliki kontribusi sebesar 0,26 persen, bawang merah sebesar 0,05 persen.

Kedua komoditas ini mengalami lonjakan harga, seiring dengan adanya pergesaran musim pada daerah pemasok di tengah permintaan yang meningkat menjelang Ramadan.

Baca juga: Harga Sejumlah Komoditas di Pasar Induk Malinau Merangkak Naik, Cabai Rawit Semakin Pedas

Ini dibeberkan Kepala KPwBI Provinsi Kaltara, Tedy Arief Budiman dalam kegiatan Buka Puasa Bersama Awak Media yang dilaksanakan Selasa (5/3/2022) kemarin.

Dibeberkan Tedy Arief Budiman, kenaikan tekanan inflasi terjadi pada komoditas angkutan udara seiring dengan dilonggarkannya pembatasan mobilitas masyarakat serta mulai tidak diwajibkannya PCR ataupun antigen sebagai prasyarat penerbangan untuk masyarakat yang telah melakukan vaksinasi lengkap.

Kondisi ini sejalan dengan kemajuan penanganan Covid-19 yang terbukti dari mulai melandainya jumlah penderita.

Baca juga: Harga Cabai & Minyak Goreng di Pasaran Kota Tarakan Naik, Komoditi Pangan Ini Relatif Stabil

Sampai dengan bulan Maret jumlah kasus aktif covid-19 di Kaltara tercatat sebanyak 259 orang jauh lebih rendah dibandingkan bulan Februari sebanyak 2.892 orang.

Lebih jauh membahas Provinsi Kaltara, di sempat mengalami inflasi 0,72 persen secara mtm meningkat dibandingkan periode sebelumnya yang mengalami deflasi 0,01 persen.

Kemudian lanjutnya, beralih ke Kota Tarakan, mengalami inflasi sebesar 0,52 persen dan Tanjung Selor sebesar 1,50 persen.

“Meskipun mengalami peningkatan, inflasi Kaltara secara tahun kalender yakni dimulai dari Desember 2021 ke Maret 2022, sebesar 1,18 persen masih lebih rendah dibandingkan inflasi nasional sebesar 1,20 persen,” beber Tedy Arief Budiman.

Kepala KPwBI Provinsi Kaltara, Tedy Arief Budiman saat menjelaskan inflasi yang terjadi pada Maret 2022 kemarin.
Kepala KPwBI Provinsi Kaltara, Tedy Arief Budiman saat menjelaskan inflasi yang terjadi pada Maret 2022 kemarin. (TRIBUNKALTARA.COM/ ANDI PAUSIAH)

Dalam hal ini dijelaskan Tedy, sapaan akrabnya, Bank Indonesia dan pemerintah daerah serta pemerintah kabupaten dan pemerintah provinsi dalam wadah TPID akan terus bersinergi dalam melaksanakan program pengendalian harga dalam kerangka 4K (Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi dan Komunikasi Efektif).

“Serta menjaga ekspektasi inflasi tahun 2022 yang diyakini masih akan berada di sasaran target inflasi, yaitu 3±1 persen,” ujarnya.

Membahas mengenai penyebab terjadi kenaikan tekanan inflasi pada bulan Maret 2022, sebenarnya lanjutnya didorong oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau.

Ini dikarenakan adanya pergeseran musim pada daerah sentra produksi yang menjadi pemasok Kalimantan Utara di tengah naiknya demand atau permintaan masyarakat menjelang Ramadan.

Baca juga: Stok Komoditas Pertanian Menipis Jelang Ramadan, Harga Cabai Rawit Melonjak di Kabupaten Malinau

“Selain itu, cuaca buruk juga mempengaruhi produktivitas hasil tangkap dan budi daya ikan di Kaltara sehingga meningkatkan tekanan inflasi pada komoditas perikanan khususnya Ikan Bandeng,” bebernya.

Beberapa komoditas yang memberikan andil inflasi bulanan terbesar lain selain cabai dan bawang, ada sayur olahan 0,05 persen dan ikan bandeng sebesar 0,03 persen

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltara
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved