Berita Nunukan Terkini

Takjil di Pasar Ramadan Kabupaten Nunukan Diperiksa Tim Kesehatan Gabungan, Begini Hasilnya

Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda), dan Disperindagkop melakukan pemeriksaan jajanan takjil yang dijual di Pasar Ramadan Alun-alun dan kawasan.

Penulis: Febrianus Felis | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM/ HO- Sabaruddin
Tim kesehatan gabungan dari Dinas Kesehatan Nunukan, Puskesmas Nunuman, Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda), dan Disperindagkop melakukan pemeriksaan jajanan takjil yang dijual di Pasar Ramadan Alun-alun, Jumat (15/04). 

TRIBUNKALTARA.COM, NUNUKAN - Tim kesehatan gabungan dari Dinas Kesehatan Nunukan, Puskesmas Nunukan, Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda), dan Disperindagkop melakukan pemeriksaan jajanan takjil yang dijual di Pasar Ramadan Alun-alun dan kawasan Pasar Lama, Jumat (15/04).

Menurut Kabid Kesehatan Masyarakat, Dinas Kesehatan Nunukan, Sabaruddin, sampel makanan yang diambil dilakukan secara acak.

Dari beberapa sampel olahan makanan takjil fokus pemeriksaan dilakukan terhadap kandungan boraks, formalin, rhodamin, dan metanil yellow.

Baca juga: Enam Item Produk Obat dan Herbal Diamankan BPOM Tarakan saat Razia Takjil, Ini Alasannya

"Pemeriksaan takjil kami prioritaskan pada Pasar Ramadan yang ramai dikunjungi. Kami cek kandungan kue basah, kue besantan yang tidak boleh sampai bermalam. Kalau minuman kami lihat yang lebih mencolok warnanya. Apakah menggunakan bahan tambahan pangan yang dilarang atau tidak," kata Sabaruddin kepada TribunKaltara.com, Sabtu (16/04/2022), pukul 12.35 Wita.

Sabaruddin mengaku, selain pemeriksaan takjil secara kimia, pemeriksaan biologis juga dilakukan.

"Aspek biologis bisa dilihat dari kita tekstur dan bau makanan takjil. Bisa saja makanan tercemar bukan karena kandungan, tapi karena tangan yang kurang bersih saat mengolah bahannya," ucapnya.

Baca juga: Kenali Takjil Mengandung Pewarna Tekstil Kain & Cat, Jika Dikonsumsi Berbahaya Bagi Tubuh

Dari hasil pemeriksaan takjil itu, semua sampel negatif mengandung bahan berbahaya.

Meskipun dari hasil pemeriksaan negatif mengandung bahan berbahaya, petugas kesehatan gabungan akan terus melakukan pembinaan kepada masyarakat untuk melindungi konsumen dari makanan yang mengandung bahan berbahaya.

"Dari aspek fisik hampir tidak ada yang terbuka sajian makanan takjilnya. Kemudian hasil pemeriksaan kimia semua negatif mengandung bahan berbahaya. Target pemeriksaan takjil kami lakukan tiga kali," ujarnya.

Tim kesehatan gabungan dari Dinas Kesehatan Nunukan, Puskesmas Nunuman, Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda), dan Disperindagkop melakukan pemeriksaan jajanan takjil yang dijual di Pasar Ramadan Alun-alun, Jumat (15/04).
Tim kesehatan gabungan dari Dinas Kesehatan Nunukan, Puskesmas Nunuman, Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda), dan Disperindagkop melakukan pemeriksaan jajanan takjil yang dijual di Pasar Ramadan Alun-alun, Jumat (15/04). (TRIBUNKALTARA.COM/ HO-Sabaruddin)

Pada Senin mendatang, kata Sabaruddin petugas kesehatan gabungan akan menyasar jajanan takjil di Pasar Baru, Jalan Lingkar, dan Sedadap.

"Jadi hari pertama dan kedua kami fokus pengambilan sampel dan sedikit penyuluhan. Lalu hari ketiga nanti, kami akan lebih banyak edukasi kepada para pedagang takjil," tuturnya.

Baca juga: Balai POM Tarakan Turunkan Tim Periksa 22 Sampel Jajanan Takjil di Pasar Ramadan, Begini Hasilnya

Pedagang 'Nakal' Akan Ditutup Paksa

Sabaruddin menyampaikan, bilamana saat pemeriksaan takjil ditemukan ada sajian yang mengandung bahan berbahaya, maka petugas akan menelusuri hingga ke rumah pedagangnya.

"Kami akan cek ke rumahnya, apa yang dipakaikan pada takjilnya. Memang kami lebih menitikberatkan pada pembinaan, tapi kalau masih 'nakal', akan ditutup paksa oleh petugas," ungkapnya.

Dia menyarankan kepada para pedagang makanan, utamanya takjil di Nunukan agar menggunakan pewarna makanan yang memiliki label BPOM.

Baca juga: Jelang Ramadan, Dinkes Bulungan Imbau Pedagang Sajikan Menu Takjil dan Sahur Secara Higienis

"Memang saya lihat banyak pedagang makanan di Nunukan belum tahu mana bahan tambahan pangan yang dilarang. Asalkan murah dipakai saja. Ini yang mau kami edukasi kepada mereka," imbuhnya.

(*)

Penulis: Febrianus Felis

Sumber: Tribun Kaltara
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved