Berita Tarakan Terkini

Perantau Tarakan Akhiri Hidup, Dugaan Polisi Dipicu tak Punya Uang untuk Mudik ke Surabaya

Perantau di Tarakan ditemukan meninggal tidak wajar, polisi menduga penyebabnya karena tak bisa mudik ke Surabaya.

Penulis: Andi Pausiah | Editor: M Purnomo Susanto
DOKUMENTASI VIDEO DISHARE KE GRUP PMK TARAKAN
Perantau Tarakan yang berasal dari Madura, MU pertama kali ditemukan meninggal dunia tak wajar di salah satu pohon tak jauh dari kediaman tempat ia menumpang sementara. (DOKUMENTASI VIDEO DISHARE KE GRUP PMK TARAKAN) 

TRIBUNKALTARA.COM, TARAKAN – Perantau di Tarakan ditemukan meninggal dunia tidak wajar, di Kelurahan Juata Laut.

Pria berinisial MU ditemukan warga di salah satu pohon yang berada tak jauh dari rumah warga sekitar pukul 06.00 WITA, Jumat (29/4/2022) di Jalan P. Aji Iskandar, RT. 16 Kelurahan Juata Laut, dengan kondisi tak bernyawa.

Baca juga: Hasil Uji Laboratorium Negatif Bakteri Salmonella, BPOM Tarakan Sebut Kinderjoy Aman Dikonsumsi

Insiden ini cukup menggegerkan warga lantaran MU diketahui beberapa jam sebelum ditemukan masih melaksanakan salat Subuh bersama di salah satu masjid.

Usai ditemukan warga segera melapor ke Polsek Tarakan Utara dan jenazah dibawa ke RSUD Tarakan untuk dilakukan visum.

Salah seorang warga Kelurahan Juata Laut, Hasib yang juga masih kerabat dengan MU mengungkapkan, sebenarnya MU dibawa oleh rekan MU ke Tarakan dan tinggal di rumah milik salah seorang warga yang memiliki usaha besi tua.

Selama satu bulan MU membantu usaha besi tua dan setelah itu informasi diterima pihaknya, MU tidak bisa membeli tiket untuk pulang ke Jawa.

“Frustasi mungkin karena tiket ke Jawa mahal, rumahnya di Surabaya. Sebelum ditemukan, tidak ada cekcok atau mengeluhkan apa-apa.

Boleh jadi rindu sama keluarga di sana juga. Feeling saya dia mau pulang, tidak bisa beli tiket, ada WA-nya,” ungkap Hasib mewakili keluarga MU.

Kapolres Tarakan, AKBP Taufik Nurmandia melalui Kapolsek Tarakan Utara, AKP Kistaya menuturkan, posisi MU saat ditemukan tubuhnya ada di dahan pohon, lengkap mengenakan pakaian seperti orang berangkan salat.

Ia melanjutkan, saksi sudah dimintai keterangan begitu juga keluarga di Surabaya sudah dihubungi.

Informasi yang dihimpun pihaknya berdasar keterangan saksi, MU datang dari Madura dua bulan lalu dengan rencana hendak bekerja di Tarakan.

Setiba di Tarakan menjelang lebaran ini, MU belum juga mendapatkan pekerjaan.

Dan rekannya yang membawa MU sudah kembali ke Surabaya.

Penuturan saksi, sebelum keluar dari rumah untuk salat Subuh, MU sempat izin kepada pemilik rumah.

Namun, sekira pukul 07.00 WITA, pemilik rumah dikagetkan dengan laporan warga bahwa ada yang tewas di pohon.

“Tadi pas salat juga satu saf dengan anak buah saya di masjid, sempat salam-salaman juga terus jam 7 ada informasi langsung lapor polisi,” ungkap AKP Kistaya mengutip pernyataan saksi.

Jika mengacu hasil visum luar, MU murni mengakhiri hidupnya menggunakan seutas tali.

Juga tidak ditemukan luka mencurigakan di tubuh korban dan dari kondisi mayat MU memiliki tanda gantung diri.

Baca juga: Polres Tarakan Salurkan Bantuan Tunai PKL dan Warung serta Nelayan, Rapel 3 Bulan Terima Rp 300 Ribu

“Tidak ada bukti kekerasan, luka hanya di bagian leher itu yang akibat talinya. Ada indikasi gantung diri juga, seperti keluar air dari jenis kelamin dan kotoran dari duburnya maupun tanda lainnya,” lanjutnya.

AKP Kistaya mengungkapkan, diduga MU melakukan itu karena tidak bisa pulang ke kampung halamannya di saat lebaran.

“Temannya pulang duluan ke Surabaya. Mungkin karena mau sama-sama pulang, tapi belum ada uang mau beli tiket.

Yang jelas tanda-tanda mencurigakan tidak ada hanya saja mungkin kecewa karena temannya pulang, karena keluarganya semua di Madura.

Kami masih koordinasi, dipulangkan siang ini atau besok yang jelas akan dipulangkan ke keluarganya di Surabaya,” pungkasnya.

Disclaimer:

Depresi bukanlah soal yang sepele. Jika kalian mempunyai tendesi untuk bunuh diri atau butuh teman curhat, kalian dapat menghubungi kontak di bawah ini.

Kesehatan jiwa merupakan hal yang sama pentingnya dengan kesehatan tubuh.

Jika semakin parah, disarankan untuk menghubungi dan berdiskusi dengan pihak terkait, seperti psikolog, psikiater, maupun klinik kesehatan jiwa.

LSM Jangan Bunuh Diri (021 9696 9293) LSM Jangan Bunuh Diri adalah Lembaga swadaya masyarakat yang didirikan sebagai bentuk kepedulian terhadap kesehatan jiwa.

Tujuan dibentuknya komunitas ini adalah untuk mengubah perspektif masyarakat terhadap mental illness dan meluruskan mitos serta agar masyarakat paham bahwa bunuh diri sangat terkait dengan gangguan atau penyakit jiwa.

Kalian dapat menghubungi komunitas ini melalui nomor telepon (021 0696 9293) atau melalui email janganbunuhdiri@yahoo.com.

(*)

Penulis: Andi Pausiah

Join Grup Telegram Tribun Kaltara untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltaracomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Jangan Lupa Like Fanpage Facebook TribunKaltara.com

Follow Twitter TribunKaltara.com

Follow Instagram tribun_kaltara

TikTok officialtribunkaltara

Follow Helo TribunKaltara.com

Subscribes YouTube Tribun Kaltara Official

Sumber: Tribun Kaltara
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved